Syurr-gar Baby

Jadi sugar baby itu bukan prostitusi biasa bro
Plis jangan hilang fokus dengan judul diatas, mentang-mentang ada kata syur-nya langsung scroll blog ini dari atas ke bawah balik lagi ke atas, begitu aja sampe uban gue numbuh di ketek. Gak bakal loe temuin foto syur begitu bro..
Oke, mungkin gue sedikit hyper neg-think, ini semua berkat Punch Man dengan sorakan Oppai-nya

Lalu sebenernya itu judul apaan sih sob?
Pasti loe dan otak loe yang sangat pintar itu bertanya pada mahkluk polos ini, baiklah akan gue jawab dengan kesungguhan hati dan mentalitas yang telah berkembang.

Sebenernya judulnya adalah "SUGAR BABY", terus kenapa sampe gue anehin gitu judulnya, yaa biar beda aja.. ahaha.. 
Katanya ini lagi hits banget diluar negeri sana, berhubung gue orangnya kepo, gue coba konsultasilah sama mbah Go apa arti dari hal ini. Kesimpulannya sih arti dari Sugar Babby.

Wanita Bayaran, Wanita Simpanan, Pelacur.

Gampangnya ini adalah definisi dari penggusuran Kalijodo ataupun hotel Alexius yang segan hilang dari peradaban itu. 

Lalu apa yang ngebuat hal ini begitu booming diluar negeri sana, yang katanya seks bebasnya sama tingginya dengan ego anak kekinian?
Yang di Indonesia sendiri emang udah banyak?
Well, kalo di Indonesia ini Sugar Baby menurut gue lebih cocok dengan padanan kata Ayam Kampus. 
Kita taulah gaya hidup dan faktor ekonomi adalah alasan terbesar berlakunya Ayam Kampus, untuk Sugar Baby di Negeri luar sana, selain gaya hidup mereka lebih mencondongkan pada penunggakan pembayaran uang kuliah, ya sama kayak disini. Uang kuliah di sana juga makin lama makin melambung tinggi, apalagi kalo kampusnya punya nama. Beasiswa boleh ada tapi masalahnya harus ada yang tersisih agar ada posisi yang mengisi beasiswa itu kan, intinya gak semua bisa dapet beasiswa lah.. 
Kampus yang dulu gue tempati, yang per semesternya cuman 4jta aja sekarang jadi melambung naik 8 juta. Bayangin dong bro, gimana uang pangkalnya.
Iya, biaya kuliah makin mahal nyet, jadi loe yang mahasiswa jangan leyeh-leyeh melulu minta ditabok.
SeekingArrangement itu situs penyedia sugar babby bro..
Bedewe, di luar negeri membuka kampus abal-abal gak segampang di Indonesia loh yaa, jadi tolong kita samakan persepsi dulu.
Nah kebutuhan-kebutuhan inilah yang akhirnya melestarikan peradaban Sugar Baby, bahkan situs penyedia jasa Sugar Baby mencatat tiap tahunnya mahasiswi yang mendaftar naik signifikan. Di Indonesia sendiri pun gak usah ditanya yaa, diantara temen-temen kampus kita pasti ada yang melakoni hal tersebut baik terpaksa ataupun tidak.
Kalo imannya kuat pasti bakal bilang, kenapa gak kerja sambilan aja? pasti dengan bekerja keras itu semua akan terbayar.
Sayangnya kebanyakan orang memilih jalan pintas dan seperti yang gue lansir dari berita yang gue dapet, diluar negeri sono memotong waktu belajar dengan bekerja sambilan sangat merepotkan karena itu berarti tenaga ekstra, belajar ekstra dan harus menjaga badan tetap sehat. Ya mereka butuh belajar untuk mempertahankan posisi mereka dikampus sedangkan jika bekerja paruh waktu dengan penghasilan yang mentok akan membuat posisi mereka tergeser di kampus.

Menjadi Sugar Baby adalah pilihan tepat, mereka hanya mengincar Sugar Daddy (sebutan untuk orang yang lebih tua, lebih mapan, mempunyai kedudukan dan uang banyak yang menggunakan jasa Sugar Baby) yang bukan saja memberikan mereka uang bulanan untuk membayar uang kuliah tapi juga bersedia membiayai kehidupan mereka dan liburan. Yaah macem wanita simpanan lah kalo disini.
Tapi tentunya Sugar Baby ini punya tingkatan dari yang hanya mau berkencan tanpa melakukan hubungan badan sampai pada hubungan badan tanpa menikah, bagi mereka yang penting uang kuliah terbayar, kehidupan pribadi mulus, kesenangan duniawi tergapai.

Mengingat hal ini, gue kayak dilempar pada obrolan masa lalu semasa gue SMA. Waktu itu gue ikut eskul dimana pelatihnya pernah kerja di luar negeri. Nah, ketika rehat sejenak dari Eskul, gue, beberapa teman dan pelatih ini duduk di Kantin sekolah.

"Kamu mau apa setelah lulus?" tanya pelatih gue,
"mau kuliah akuntansi" jawab gue
"punya duit?" tanya pelatih gue
"bisalah dicari" jawab gue sambil ketawa

Pelatih gue lalu mulai minum seteguk lalu bersikap mau bercerita panjang disela istirahat yang hanya 15 menit itu.
"Kamu kalo mau kuliah, sini nikah sama bapak aja. Bapak bayarin, kamu mau sampe S3 juga bapak bayarin, tapi kamu mau nikah sama bapak. Diluar sana itu banyak yang begitu, nikah sama kakek-kakek peyot demi bisa kuliah tinggi, setelah kuliahnya kelar, kelar juga hubungan sama kakek-kakek peyot itu. Nanti kakek-kakeknya surut jahit alat kelaminnya, biar gak bisa punya anak. Kayak bapak sekarang, jadi gak bisa keluarin sperma gitu"
Gue dan temen gue sebenernya rada bergidik ketika pelatih kita mulai ngomongin hal itu.
"Gimana? jadi kalo kamu kawin kamu gak usah pusing mikirin biaya kuliah. Mau kuliah dimana juga dibayarin"
Gue cuman nyengir sambil garuk-garuk pala, mafhum masih polos bos
"kagak deh pak, kerja aja cukup. Kalo kagak bisa kuliah yaudah"
Gue jawab begitu, dan pelatih gue membalas dengan sesuatu yang membuat gue terkejut.
"Nah itu baru jawaban. Diluar sana akan ada yang lebih banyak menawarkan hal-hal tersebut. Bukan cuman dari temen tapi juga dari kakek peyot gak tau diri yang masih merasa jantan padahal udah lemes. Tugas kamu adalah gimana caranya gak terjerat lingkaran setan itu. Oke selamat menggapai impianmu dan mari kita lanjutkan latihannya"
Dan gue bernafas lega. Bukan sekali ini saja sebenernya kita ngelakuin pembicaraan ini, seringnya gue denger pelatih ini curhat dari pekerjaannya terdahulu sampe keluarganya dan masanya kini yang udah punya cucu.

Masa SMA ini juga sebenernya ada temen gue yang jalan bareng Sugar Daddy itu, alasannya klasik. Dari rusaknya hubungan orang tua sampai pada kebutuhan untuk eksis. Kala itu belum kepikiran demi uang sekolah yang udah nunggak setahun.
Masa Kuliah yang lebih disadarkan, karena ketika loe dihadapkan pada keinginan dan kenyataan cuman bisa nelen pil pahit. Keinginan kuliah yang kuat demi menggapai impian berbanding terbalik pada kenyataan bahwa loe gak mampu kalo harus menduduki bangku kuliah membuat beberapa temen kampus gue memilih jadi Sugar Baby, penghasilannya juga menggiurkan karena bisa menyekolahkan adik-adik mereka, membiayai ibu mereka di Rumah sakit. Emang kedengarannya gue seperti membenarkan.
Tapi ya ini kenyataan bung, loe gak bisa menghakimi orang atas apa yang loe liat salah didunia ini.
Mungkin loe bisa bilang itu salah atau seharusnya gak begitu, mungkin loe lupa, posisi loe sekarang adalah loe masih bisa ketawa lebar sambil buang-buang duit yang bukan dari keringet loe, loe masih bisa eksis di media sosial tanpa peduli berapa kuota yang loe buang.
Tapi ini hidup, loe perlu buka lebar lagi mata loe, gak semua hitam itu pekat, selalu ada putih yang nyelip.

Dalam sebuah Diskusi Grup dimana pembahasannya melegalkan prostitusi dan gue termasuk pro. Karena melawan manusia itu gak kayak ngusir setan, di aji-ajiin terus blast setannya pontang panting. Bukan juga dengan pro gue berencana merusak mentalitas bangsa. Tapi yang jelas gue mau pemerintah melegalkan dan menyadarkan masyrakat bahwa ada peran masyrakat yang lebih besar dalam menjaga stabilitas bangsa (bangke, omongan gue udah makin ngelantur).

Oke karna omongan gue udah kayak setan gentayangan. Maka pembahasan kali ini mari kita sudahi, so, meskipun gue blangsatan bahasanya dari atas sampe bawah, gue saranin gaes. Apapun yang terjadi jagalah tubuh itu. Gue gak maksa loe jadi pemuka agama gue cuman mau kalo emang loe masih kuat jadi manusia yang ada dijalan lurus monggo lakonin. Jangan kalah sama dunia lah..

No comments:

Post a Comment