Momentum Foto



"Kak.. minta foto dong"
Sekali dua kali gue bertemu sama adik kelas yang begini. Dia minta foto dan mintanya ke semua orang yang saat itu beraktifitas sama dia.

Arti sebuah foto,
gue gak paham ya apakah nantinya dia akan cetak atau hanya sekedar tayang singkat di media sosialnya lalu tertumpuk dengan foto-foto lain di home ataupun timeline-nya.
Yang jelas sesingkat perjalanan kebersamaan kami kala itu.

Pernah gue bertanya begini
"Kenapa melakukan hal itu?"
Disaat itu dalam otak gue adalah gue sendiri gak sanggup untuk menghafalkan wajah mereka apalagi nama (saat itu jumlah aktivisnya sekitar 100 orang lebih). Dia nampak berfikir sebentar lalu dengan wajah tersenyumnya mengatakan dengan riang
"Untuk kenang-kenangan"
Anak yang gue kenal ini terpaut jauh umurnya dari gue, sekitar SMA belum lulus kala itu.
Kalau yang terbaru, yang gue jadiin pict cerita ini udah kenal dari tahun 2016 dan secara sengaja bertemu lagi ditahun 2018 ini.


Foto masih menjadi daya tarik tersendiri, apalagi sekarang ini medsos bertebaran dan harus ada visualnya, tercanang juga jargon model begini nih,
"No pict, HOAX.."
Lah kalau ceritanya mereka lagi malam pertama, terus ditanya "udah malam pertama belum?" dan sang pengantin barunya berkata "udah" kemudian lawan bicaranya menimpali "no pict, hoax" agak sakit gak sih?

Oke mungkin harusnya gue membicarakan dengan konteks yang lain.

Nongkrong sedikit.. FOTO
Makan-makan.. FOTO
Jalan-jalan sebentar.. FOTO
Jalan-jalan lamaan.. FOTO
Enggak jalan-jalan.. FOTO
Bosen.. FOTO
Bikin Quote.. FOTO
Bikin panduan.. FOTO
Ngeblog.. FOTOOOOO

Oke segala aktifitas di alam semesta ini kayaknya memang kudu Foto, mau selfie, wefie, ramean, sepian atau sekadar pemandangan untuk menunjukkan identitas elu lagi dimana.
Daya tarik visual emang gak ada matinya, gak ada duanya dan gak pantes diduain. Selalu ada yang menarik dan tertarik.
Taruhlah setiap hari kalau ditotal gue menghabiskan waktu dua jam seharinya untuk mantengin IG baik berkomentar atau tidak, dan kalau tertarik gue akan komentar
"Wah dimana tuh?"
Menurut gue foto itu memiliki daya magis tersendiri, ada cerita dibalik setiap foto yang tercipta kecuali kalau lu nulis Quote panjang kali lebar di captionnya tapi gambarnya muka lu semua, itu gue gak paham dimana esensinya.

Iya, esensi dari sebuah foto.
Mungkin sekedar pamer atau menjadikan medsos sebagai album kedua yang gak akan pernah terjangkit virus atau hilang termakan teman sorry zaman maksud gue.
Itu gak masalah.
Gak pernah ada masalah, karena yang bermasalah kalau kalian mempermasalahkan.

Tapi cobalah begini kaum milenial yang seyogyanya sering disebut netijen maha benar (wah udah mulai belajar nyinyir nih gue, buat saingan sama mulut turah). Cobalah bila kalian kemana saja, bila kalian duduk dan mencoba memperhatikan sekitar.
Cobalah simpan kamera dan caption kalian.
Nikmati barang sebentar sampai event itu selesai.
Nikmatin momentnya bukan acara jeprat jepretnya, apalagi ngejepret mantan. Dosa.
Nikmati dan rasakan saja, tidak usah berhela nafas berat.
Kalau sudah pernah menikmati sekali biasanya kalian akan membiarkan diri sekali dua kali saja mengambil moment lalu sudah.
Nikmati canda tawa itu kawan, kita duduk satu bangku bukan untuk saling mengabaikan.

No comments:

Post a Comment