Dari Museum Katedral sampai Lapangan Banteng




Sore kawan,

Di Jakarta? Weekend?
Jangan sedih, meski Jakarta terkenal banget sama gaya hidupnya yang hedon atau apa-apa serba mahal, sebenernya ini sih tergantung kemana kalian ngelancong kawan.
Kalau ngelancongnya kelasan museum macan yang menurut gue karya heroik, seni kelas atas atau Dufan (dimana gue kalau kesini pasti cari promoan dulu) atau ke mall macem Grand Indonesia, Plaza Senayan dan bangsanya gue yakin seratus persen kalian akan mengatakan bahwa gaya hidup Jakarta adalah hedonisme.




Jakarta punya tempat-tempat yang unik, otentik dan murahan karena kadang tempat wisatanya enggak diurus dengan epik. Nah kali ini gue dan 2 teman gue memutuskan mengunjungi salah satu museum tua yang sudah direlokasi dan dipugar menjadi lebih modern. Yep, Museum Katedral.
Kalau dulu semua orang bahkan orang Katolik sendiri enggak paham bahwa ada yang namanya Museum Katedral, mengingat museum yang sebelumnya berada persis didalam gereja Katedral lantai 2 tidak terlalu mencolok dengan jam buka hanya senin-jumat pukul 10.00-16.00 (bayangkan gue sebagai orang yang sering ke museum aja dan pekerja keras bagai quda bingung datengin tempat ini begimana karena jam kunjungannya yang enggak bersahabat) sekarang sudah direlokasi ke ruangan sendiri tapi masih dalam satu lingkungan dengan Katedral dengan jam buka 09.00 – 16.00 hari senin-minggu tutup jumat dan tanggal merah.
Enggak usah takut dipungut biaya, ini gratis.


Sekarang mari kita bahas dulu ada apa sih di museum yang nyimpen benda-benda bersejarah ini. Jelasnya museum ini membahas bagaimana gereja Katedral terbentuk beserta makna bangunannya yang bergaya gothic.
Di awal kita akan diperlihatkan bagaimana penyebaran agama Katolik dan membangun gereja ini dengan 4 menara yang akan terlihat seperti Salib jika dilihat dari atas. lalu uskup dari periode ke periode, ruang theater dan juga alat-alat selama misa dilangsungkan. Lantai 2 sendiri masih belum dibuka untuk umum tapi untungnya karena kelihatan kayak anak baik-baik gue dikasih ijin ke lantai 2 dengan syarat harus jaga museum, ya jaga museum dari jam 15.00-16.00 cincailah.
Nah lengkapnya begini nih penampakannya :













Masih banyak emang ruang kosong karena bangunan ini lebih besar 2kali lipat daripada didalam gereja dan beberapa barang harus ditaruh gudang karena kondisinya yang sudah tidak memungkinkan dipajang.
Usai berkeliling saatnya menjaga buku tamu museum, padahal satu jam doang jaga dan lantai 2 belum dibuka untuk umum tapi ternyata banyak juga yang tertarik untuk mengunjungi museum ini. Oh iya museum ataupun gereja Katedral itu termasuk wisata umum yaa, jadi jangan sungkan kemari kecuali mungkin kalau di gereja ada upacara perkawinan atau sedang ada kegiatan misa baru sungkan.

Selesai jaga museum dan memastikan bahwa lampu ataupun AC mati kami pun bergegas ke gereja untuk misa selama satu jam lalu dilanjutkan dengan nongki-nongki cantik di lapangan banteng.

 


Kalau di Lapangan Banteng ada apa?
Wah ada banyak!
Jadi inget proyek Lapangan Banteng sekarang ini adalah ide dari Pak Ahok dan dieksekusi dengan sukses oleh Pak Anies, terimakasih dua bapak gubernur yang keren abis!
Kalau tahu lapangan banteng berarti inget sama patung pembebasan Irian Barat. Tahu dong dengan sejarah Irian Barat itu, lapangan banteng dengan taman-tamannya yang ciamik, lapangan luas, arena bermain anak dan tentu aja AIR MANCUR MENARI. Entah kenapa gue selalu aja terpukau sama air mancur menari entah itu yang ada di Monas meski terhalang pohon-pohon enggak jelas atau air mancur menari di Sri Baduga yang bikin gue selalu kangen.
Simphoni dengan air dan pencahayaan itu kayak paduan roma malkist yang renyah abis.
Jam 18.30, 19.30 dan 20.15 dan hanya ada pada malam minggu, pokoknya menghabiskan malam syahdu nan riang di tengah lagu tanah air dan air mancur yang bergerak padu.

sumber

Mungkin sedikit keluhan dari gue adalah pemadaman lampu di taman bermain anak yang padahal rame banget dan sampah yang tak terkendali, gila ya emang orang jakarta dengan sebutan tukang buang sampahnya melekat sampe ke urat saraf.

Membuka hari dengan pengalaman menjaga museum dan menjelajah museum baru, menutup dengan permainan air mancur menari yang syahdu membuat hari makin khidmat bukan?

Selanjutnya mungkin gue bakal menjelajah Museum Istiqlal, sayangnya museum Istiqlal sendiri tidak berada di satu komplek dengan Masjid Istiqlal tapi berada di area Taman Mini Indonesia Indah. Oiya kalau ke Jakarta jangan lupa juga nih ke Masjid Istiqlal yoo dengan arsitektur yang keren, pemandangan dari pelataran yang indah gue pun dibuat jatuh cinta dengan bangunan satu ini.

Satu lagi kalau kalian mau mampir ke Jakarta dan berniat menjelajah, jangan sungkan hubungi gue. Muehehe..

No comments:

Post a Comment