Kafe Arborea, Hijau ditengah Kebisingan

Sumber
Sore kawan, 

Cerita ini berawal dari rasa penasaran dan ingin mencari sudut Jakarta yang bisa dibuat ngebaca dengan khusyuk. Kafe Arborea menjadi pilihan kala itu. Tempatnya ditengah hutan buatan Kementrian Lingkungan Hidup. Dibangun sebagai penunjang nuansa Asian Games silam oleh Ciputra Group dan setelah Asian Games beralih olah ke Koperasi Kementrian Lingkungan Hidup.

icon Arboretum Ir. Lukito
Sebelum wacana berkunjung ke Museum Kehutanan Manggala Bhakti ini pertama kalinya gue pergi ke Kementrian Lingkungan Hidup yang emang beneran hidup. Gue suka konsep hutan ditengah gedung megah. Jalan menuju arah Arboretum Ir. Lukito kita akan melihat kedai artistik diujung jalan ditemani kanan kiri dengan hutan. Senandung gemerisik pohon mengawali jalan gue menuju Cafe tersebut.
Suasana teduh mungkin kita temui disini meski gue enggak setuju kalau kawan mencari senyap, ini bukan tempatnya. Suara bising kendaraan masih terdengar begitu jelas tepat dibelakang Kafe karena berhadapan dengan jalan gatot subroto.

Kawan bisa memesan minuman dan langsung membayar. Konsepnya sendiri untuk minuman kawan hanya take away tapi untuk makanan akan diantarkan ke meja tempat kawan berada. 
Bagaimana dengan harganya?
Ya gue katakan harga lumrah untuk kafe seputaran Jaksel, dimana ada service dan pajak daerah.
Bagaimana dengan rasa?
Bukan mengenai pukul rata dan sekali lagi ini tergantung selera. Buat gue sendiri rasa yang ditawarkan pada umumnya. 
Keunggulannya hanya kawan bisa bersantai sejenak disini. Menikmati hirupan kopi sembari menikmati dedaunan yang digoyang angin dengan sekali-sekali lagu sendu dari musik kafe.

ini lantai 2
masih lantai 2

Gue pun ketika datang kesini pada saat matahari tengah tinggi dan bersemangat membakar kulit. Kafe sepi dan dalam buaian musik sendu. 
Kafe ini memilik tiga lantai.
Lantai pertama kawan akan menemukan kasir dan juga tempat duduk ingin pilih dekat kasir, laybag atau kursi ditengah hutan
Lantai kedua adalah ruangan ber-ac dengan jendela yang menatap pepohonan dengan pilu
Lantai ketiga adalah lantai teratas, kawan harus duduk lesehan disini 


Gue memilih lantai dua, sepi dan menghanyutkan, gue pun mulai membuka buku sirkus pohon milik Andrea Hirata hasil pinjam paksa dari mbak Rakhmi si penggila Kahitna.
Sesekali menikmati coklat chip gayo dan chikaw beraroma sedap, 
Sesekali melirik dedaunan yang berirama bersama angin,
Sesekali melirik kanan kiri yang bernada dalam bisik,
Lalu banyak acara buka tutup pintu dan selaan teriakan menu dari barista.




Rupanya sudah habis setengah buku gue lahap dan kafe sudah mulai tidak kondusif, keramaian telah hinggap. Gue menghabiskan coklat chip dengan segenap kekuatan lalu sebentar merebahkan kepala di atas buku yang cocok dijadikan bantalan. 

Sebelahku mulai tertawa tak karuan, orang sudah mulai makin ramai. Aku pun mengungsi ke lantai tiga. Mengitari sejenak mencari tempat terbaik lalu duduk lesehan dan mulai membuka novel itu kembali.

Memasang headset, waktu telah menunjukkan pukul 15.30 dan gue kembali tenggelam. 
Namun memang sial, kafe ini benar-benar terkenal kala sore menjelang. Makin ramai dan orang makin berbondong dalam tawa canda. Gue sudah enggak fokus kembali. Pada akhirnya gue memutuskan pergi dalam senyum. Setidaknya kafe ini cukup nyaman untuk duduk sendiri tanpa terintimidasi dan menikmati hijau ditengah kebisingan kota metropolitan.

Jam bukanya kawan :
Senin - Minggu 07.00 - 20.00 (kecuali bila ada acara khusus)

Range harganya kawan :
17.000 - 48.000 IDR (sendiri aja gue ngabisin 60ribu kawan)

Stasiun terdekat kawan :
Stasiun Palmerah

Petanya Kawan!


No comments:

Post a Comment