Mamen Team-K : Pasar Senggol

Holaaa Lebaismee!!
Akhirnya setelah selesai semedi saking banyaknya ide sampe tumpeh-tumpeh dan berceceran, gue nulis lagi. Ya ya gue tau kalian kangen banget sama tulisan gue, gue juga tau kalian kangen banget sama muka bego yang lebih sering gue publish daripada muka asli gue (yang sama begonya). Wah kata-kata Bego udah gue ucapin dua kali, selaw gue bukannya mau bikin uraian panjang kali lebar tentang analisis pengaruh muka bego dengan perilaku sarap kok, yang kali ini mau gue ceritain sampe kalian ngiler-ngiler adalah gimana seru bin rame macem arisan ibu-ibu erte sebelah yang ramenya bikin jedotin pala.
Jadi cerita kemanakah kitaaa....

I.A : Penerapan IFRS di Indonesia

A. Pembahasan

Indonesia perlu mengadopsi IAS/IFRS mengingat tujuan dari penerapan IAS/IFRS di Indonesia menurut ketua tim implementasi IFRS-Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Dudi M Kurniawan yang dimuat harian Kompas tanggal 6 Mei 2010 bahwa dengan mengadopsi IFRS Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus :
  1. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
  2. Mengurangi biaya SAK
  3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan
  4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
  5. Meningkatkan transparansi keuangan
  6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana dan melalui pasar modal
  7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Genggaman Kecil 2

"Bukankah dunia ini sangat indah?" tanyanya kepadaku, Aku hanya mengangguk dan tetap memandang lurus ke laut biru yang terhampar luas didepanku, menyuguhkan panorama yang tak terbantahkan dan membuatku urung merasakan kemelut masalahku.

"Kau kenapa? rasanya laut indah didepan sana berubah menjadi hitam..." candanya membuatku tersenyum dan menatapnya

"Aku sedang bingung.." bukaku membuatnya menatapku dengan serius

"Ayo bicarakan kepada temanmu ini, aku memang bukan sahabatmu tapi setidaknya semua masalah akan terurai dengan baik kalau kau mau berbagi sedikit beban itu, yaa tapi hati-hati juga terhadap teman dibalik selimut" ah, berbagi beban dan kepercayaan yaa.. karena aku percaya kepadanya, tak ada salahnya aku menceritakan hal ini, toh ini bukanlah hal memalukan dan semua orang pun mengalaminya.

"aku bingung memilih langkah kedepannya, kemana aku akan mengambil sesuatu yang serius yang harus kujalani, seorang tak kukenal berkata kepadaku tentang hati yang bergetar dan bergerak, dan aku sama sekali tak memikirkan bagaimana menemukan sesuatu itu hingga hatiku bergetar dan bergerak" ucapku dan temanku hanya menghela lalu tertawa, Aku masih tersesat tidak mengerti dimana letak kelucuannya.

"Aku juga tersesat, Aku tidak mengerti sejauh ini langkah apa yang ku ambil, sejauh ini apa yang kudapat. Aku hanya masuk dan menjalaninya saja sampai akhirnya kamu berkata begitu rasanya Aku berfikir sudah sejauh apa aku berbuat untuk diriku sendiri" jawabannya membuatku berpaling penuh kepadanya, dia sahabatku memang sudah menapaki dunia perkuliahan dan rupanya dia salah satu dari sahabatku yang tersesat dalam dunia yang lebih dewasa ini.

"Jurusanku Akuntansi, dan sampai sekarang aku belum paham persamaan dasar akuntansi. Hebat? ya hebat sekali, padahal untuk urusan ilmu komunikasi dan yang berhubungan dengan sosial media aku sangat bisa dan tertarik..." Aku tertegun mendengarnya, ya dia benar, keahliannya dan bidang yang dia geluti sekarang tidak ada hubungannya, keahliannya sama sekali tidak berkembang tapi ilmu yang dia pelajari sama mentoknya dengan keahlian yang seharusnya bisa diasah dengan profesional bukan dengan pelajaran otodidak.

"Aku hanya mengikuti saran orang tuaku, bukan buruk mengikuti saran mereka, tapi keburukan itu justru didapatkan ketika kita lebih interest kesesuatu yang lain dan membuat bidang yang seharusnya diperdalam jadi terbengkalai karena sesuatu yang bikin tertarik itu punya magnet yang luar biasa besar"

"Jadi kamu memilih saran orang tuamu dengan jurusan Akuntansi meski pada akhirnya kamu malah belajar mati-matian ilmu komunikasi itu?" pertanyaan yang tidak punya jawaban, begitulah pada akhinya dia malah tersenyum masam dan membiarkanku dalam kesunyian.

Terkadang kita harus mengikuti saran dari orang tua atas apa yang kita lakukan, mereka merasa mengerti tentang apa yang terbaik dan apa yang telah terpampang nyata, untuk anak mereka, mereka tidak akan melepaskan kita dengan kebebasan, kecuali kita memberikan mereka satu.. pembuktian..
Jika keinginan kita sama kuatnya dengan pembuktian yang bisa kita berikan restu orang tua akan dengan mudah mendarat ditelapak tangan kita.
Keinginan dan penggapaian akan keinginan itu membutuhkan sebuah usaha dan perjuangan, sekarang aku masih dalam kebimbangan meski dititik ini aku merasakan bahwa hidup harus memilih dan kemana aku memilih aku tidak boleh menyesalinya dan berusaha sebaiknya.


Bersambung...

Dongeng Malam; Tidak Akan Kekurangan

"Hanya Tuhan yang bisa mengurang-ngurangi, melebih-lebihkan dan membuat segalanya menjadi keajaiban bagi kita. Tidak ada beruntung tanpa rencana Tuhan, bahkan tidak ada keadilan bila Tuhan tidak menginginkan"
Dahulu malam-malam selalu dipenuhi dengan pelukan hangat ayah, atau cerita klasik dari sang Kakak, yang selalu menceritakan cerita yang penuh dengan harapan dan keindahan hidup, makna hidup yang paling bajik. Ceritanya sungguh sederhana, tapi karena cerita sederhana itulah aku besar dan tumbuh menjadi pribadi sekarang ini...

-oOo-

Namanya Angela, dia manis sekali, dengan rambut panjang yang selalu dikuncir kuda kadang diberi bando, kadang diberi jepit. Pokoknya rambutnya ditata serapi mungkin. Dia seperti kamu, bagaimana kehidupanmu sekarang? bahagia? ya itulah dia.. keadaan mampu? ya itulah dia.. Dia apapun seperti kondisi kamu sekarang.
Perbedaannya dia sudah kelas 5 SD, dia sudah berani kemana-mana, kesekolah, kewarung tetangga, bahkan mengantar makanan ke rumah nenek yang berada dikampung sebelah. Angel bangga dengan hal itu, Ibunya pun bangga. 
Suatu hari Angel yang pergi kesekolah melewati jalan yang sama seperti yang biasa sudah dia lewati, sekolahnya jaraknya tidak jauh dari rumahnya, hanya 15 menit berjalan kaki. Seperti biasa pula ketika dia lewat orang-orang yang mengenalnya menyapanya dengan senyum..

"Selamat pagi Angel.."
"Sudah makan belum?" 

Sapaan ramah itu sudah biasa didengar Angel dan jawaban Angel dengan riang adalah membalas ucapan mereka atau menjawab pertanyaan yang diajukan.
Disekolah pun Angel dikenal sebagai gadis riang yang rajin membantu para guru, semua menyayangi Angel. 
Kenapa? kamu iri sama Angel? coba dengarkan dulu cerita ini sampai habis, tapi pastikan kamu jangan berfikir yang buruk dahulu. Duduklah dengan tenang sampai aku habis menceritakannya.

Siang itu terik, semua berharap dapat membeli es untuk meyegarkan haus mereka, begitupun dengan Angel, air minumnya telah habis bukan hanya diminumnya tapi juga diminta oleh temannya. Teman-teman sepulang sekolahnya pun mengajaknya untuk membeli es di warung yang baru buka, yang dikenal enak dan sehat. 
Kalau Angel fikir sisa uangnya memang cukup untuk membeli satu es itu dan dia sangat haus, rasanya mau pingsan sebelum sampai kerumah, maka dia memutuskan untuk ikut dengan teman-temannya membeli es diwarung yang baru buka itu.

Dalam perjalanan Angel dan teman-temannya menemui dua anak kecil yang usianya jauh dibawah mereka dengan badan kotor dan dekil juga bau, dua anak kecil itu hanya menatap mereka dengan mata yang penuh kelaparan itu, Angel sebenarnya tidak tega pada dua anak kecil itu tapi dia juga tidak bisa mengabaikan rasa es yang enak dan sehat itu apalagi dapat mengobati rasa hausnya. Teman-temannya pun hanya melirik sekilas dan berusaha mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Angel yang merasa iba pun masih bimbang dirinya atau dua anak kecil itu.

Tapi, pada akhirnya kebimbangan itu digantungkan karena Angel tidak jadi memberikan sisa uangnya untuk dua anak kecil itu, meski ada rasa iba pada dirinya tapi dia juga tidak bisa mengabaikan rasa hausnya sendiri.
Kepalang basah sudah tidak memberikan sisa uang itu kepada dua anak kecil itu, warung yang dituju Angel pun rupanya tutup karena penjaga warungnya sedang pergi kerumah saudaranya yang tiba-tiba sakit. Angel pun akhirnya memikirkan dua anak kecil itu, menyesal kenapa tidak memberikan sisa uangnya, padahal dia bisa saja menahan rasa hausnya karena rumahnya hanya berjarak 15menit dari sekolahnya. Sedangkan anak-anak itu mungkin rumahnya jauhnya berkali lipat dari tempatnya tadi.

Angel pulang dengan lesu, tapi yang didapatinya dirumah bukan kepalang membuatnya gembira, ada es buah! es buah yang menyegarkan ditengah mentari yang terik, es yang lebih nikmat dari es yang dijual oleh warung baru itu pasti, yang ini es buah dengan susu, dengan banyak buah...
Angel pun menceritakan kisahnya hari ini kepada ibunya yang mendengarkan sambil tersenyum.

"Kamu tak salah Angel, memberi itu datangnya dari hati, dari keikhlasan, dari ketetapan hati, dari rasa memberi yang menyejukkan hati. Kamu bimbang karena kamu masih memikirkan dirimu sendiri. Ingatlah untuk esok jangan pernah takut akan yang hilang hari ini karena nantinya akan ada kejutan baik yang menantimu. Saat ini banyak yang takut akan kehilangan barang-barang mereka bila mereka memberi tapi ingatlah jangan takut Tuhan akan menggantinya, Saat ini pula banyak orang yang dengan murah hati memberi pada siapapun ingatlah janganlah memberi ketika hatimu merasa terganggu oleh orang itu, karena memberi ada aturannya, memberi pada orang yang tepatlah yang akan berbuah. Dari hatimu dari malaikat penjagamulah kamu akan tau apakah orang itu membutuhkan atau tidak"