Ya gue paham, jatuh cinta adalah bunuh diri paling epik sepanjang masa. 
Karena percuma raga sehat bila hati sudah tiada.

Kisah percintaan gue biasa aja, kayak orang umumnya, ketemu di bangku kuliah chit chat intens lanjut wara wiri. Nyambung dan akhirnya lanjut.
Kita ngejalaninnya pun ya kayak orang pacaran umumnya, gimana ada hari-hari kita bahagia ada juga sedih bersamaan. Ada saatnya gue engga paham sama pemikiran dia atau dia yang salah paham sama kelakuan gue. 
Gue pikir ya hubungan kita ya biasa aja.
Bukan yang gimana-gimana kayak di film-film meskipun menonton film adalah bagian dari ritual kita berdua setiap sabtu dirumahnya make infocus ditemenin popcorn dan obrolan keluarganya yang biasanya nonton bareng kita. 



"Ngajakin nikah doang lewat WA, kesini kalau berani," ucap gue dengan sombong dan 5 menit kemudian tuh cowok udah berdiri di depan warung, nyengar nyengir sambil minta kelengkapan pendaftaran pernikahan negara.

Gilak. Begitulah sosok lelaki yang berdiri di depanku, belum mandi dan baru pulang kerja.

Waktu itu gue sama dia emang lagi ngobrol sembarang aja, yah namanya juga lagi PDKT kalau kata orang sekarang mah. Tapi kaget juga yekan disatroni gitu aja.
Tanpa berpacaran. Tanpa ba bi bu. Dia memutuskan untuk memberikan tulang rusuknya padaku.
-Kilas Balik Sebelumnya-


Hai pembaca ceritasore!

Sudah terlalu lama sepertinya pergi dari dunia tulis menulis ini, entah kemana hilangnya hasrat dan rasa itu. Dibiarkan terlalu lama hingga akhirnya menjadi kosong melompong dan kemalasan menguasai diri dan batin.

Dimana masa lampau menggadang-gadang bahwa menulis adalah setengah dari keyakinan diri dan pertahanan diri sejauh itu didapat dari menumpahkan segalanya melalui tulisan.

Yang mati-matian mengatakan tidak masalah tidak mendapatkan uang dari blog karena itu bukan tujuan utama.


Halo kawand, 
Perjalanan yang sudah gue lalui setahun yang lalu ini mungkin terbaca cukup basi karena di tahun ini baru bisa dicurahkan, tapi tak apa tak mengapa izinkan sahaya menuangkan cerita di kertas putih, di dalam blog yang sudah bersawang saking jarangnya ditengok.

Perjalanan kala itu dari Bekasi menuju Bandung singgah di Purwakarta. Ya, gue menggunakan kereta lokal menuju Purwakarta. Ingin merasakan bagaimana ke Bandung dengan ongkos sangat terjangkau tapi memang ya sangat menyita waktu. 
Mentari telah berganti rembulan, 
Malam menanti dengan khusyuk, selimut sudah menindih badan. Mari kita tidur dan masuk ke malam. 

Memejamkan mata didunia nyata, membukanya didunia kedua.

Kali ini aku menuju dunia bawah laut, aku memakai pelampung berwarna kuning, sesekali menyelam sesekali menggapai permukaan. Masih tak kuat dan tak biasa bernafas dibawah laut. 
Mari kuceritakan negeri bawah laut dengan detail, ini pun pertama kalinya aku kesini. 

Bentuknya seperti bangunan dengan banyak rongga, berada dibawah laut, banyak dari sisinya terdapat terumbu karang dan ikan melewati aku. Tempat ini pun ramai dengan orang-orang. 
Ada yang mengenakan pakaian menyelam khusus, ada yang seadanya seperti aku yang hanya memakai pelampung kuning besar. Cukup gila, tapi ini ya mimpiku, mau aku menyelam sedalam apapun aku tidak akan mati tenggelam, atau jika tiba-tiba aku kehabisan nafas ya mungkin aku bisa kembali ke dunia nyataku.

Mimpi mengenai petualangan mencekam sekali lagi.

Saat itu panas terik, dengan celana pendek berwarna coklat muda, kemeja safari senada dan topi bambu aku layaknya seorang petualang sejati. 
Kali ini aku berada tepat disebelah sungai mengalir, diantara hutan bambu yang berdesir kena angin. 
Berjalan menyusuri sungai hingga menemukan taman binatang dengan hewan-hewan elok yang ada disana. Aku melihat gajah, badak, jerapah dan lainnya. Melihat tawa dari pengunjung yang ada.
Tak berapa lama ada seorang guide dengan anak-anak usia TK berjalan dengan wajah riang gembira menunjuk ke arah sana dan sini, sesekali gurunya menarik tangan anak yang perhatiannya teralihkan ke salah satu binatang dan enggan berjalan maju. 

Melihat sekeliling aku kemudian duduk dan melihat penjual gulali yang ada diseberangku, sedang menjajakan dagangannya dengan sumringah. Bapak dan anak membelinya juga dengan bahagia.

"Dor!" letusan senapan tiba-tiba terdengar, aku menoleh dan kulihat beberapa pria berbadan tegap dan kekar memegang senjata mengarahkan senjatanya ke langit. 
Keceriaan seketika berubah menjadi kecaman, kami masih melihat dan belum tau ada apa. 
Apakah ini salah satu atraksi taman binatang?

Lupa itu emang engga ada obatnya selain inget sih,
tapi ya kalau engga inget sami mawon,
kayak miwon yang dimakan siwon,
jadi pusing kalau kebanyakan micin.

Engga berpanjang-panjang tragedi ini berawal dari gue yang lupa memperpanjang SIM dan malah asik lamaran (ucapin selamat dulu dong bro, lagi pamer nih).

Lewat sebulan baru sadar kalau SIM mati. Mampus. Bagus.
Akhirnya dengan inisiatip tinggi dan kepepet butuh juga karena kerjaannya AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) maka wajib hukumnya bikin SIM baru lagi.
Iya, kalian ga salah baca.

“Barangsiapa yang tidak memperpanjang SIM-nya biar telat sehari dari waktu yang ditentukan wajib hukumnya untuk membuat SIM BARU”

Halo Kawan!
Udah lama ga ngupdate blog, semoga google ga melupakan blog gue haha..

Oke jadi hari ini kemana kami?
Pada libur panjang kemarin ketika orang-orang berarak menuju puncak, pulang kampung atau travelling ke berbagai tempat. 

Inget masih suasana pandemi yaaa jadi jangan lupakan 3M,
menjaga jarak-memakai masker-mencuci tangan


Biar libur panjang karena masih ga berani untuk travelling gue memutuskan untuk berziarah ke Goa Maria Kanada. Sebelumnya gue cukup rajin setidaknya setahun sekali ke Rangkasbitung untuk berziarah.

Kali ini juga suasana berbeda disuguhkan oleh GM Kanada dan gue juga udah bawa seseorang yang spesial, rekan perjalanan sehidup semati kedepannya, yap Alpha.

Berangkat jam 05.30 wib ketika orang rumah belum ada yang terbangun,
Menaiki motor kesayangan kami berangkat menuju stasiun, berhubung Rangkasbitung itu jauh banget maka gue sendiri merekomendasikan menggunakan kereta api.




Sore Kawan!
Petualangan tahun 2019 yang baru sempat ditulis tahun 2020 ini berasal dari Sukabumi.
Setelah beberapa tahun silam sempat mampir ke sini akhirnya kembali lagi kemari.
Bersama dengan janji jalan bareng @atpurnomo kali ini crew yang terlibat berjumlah 6 orang.
Adi, Elvan, Siti, Indah, Gue dan satu lagi sumpah loh gue lupa namanya (jika baca maafkan hamba ya)

Mengenyangkan perut dan menyegarkan diri, jam 22.00 kita pun jalan menuju tujuan Sukabumi.
Go go go..
Perjalanannya sangat menyenangkan manakala mereka semua bocor banget! haha..

Day 1; Puncak Habibie - Pantai Karang Hawu - Geopark
Sumber


Di masa itu ketika semua orang merelakan kepercayaannya pada satu orang pemimpin, merelakan waktu untuk mengagung-agungkan orang tersebut. Bagiku dia nampak sama sebagai manusia, hanya kepercayaan, harkat dan martabatlah yang membuatnya nampak berbeda.

Bukankah memang sebagian orang diciptakan terlihat lebih hingga dipuja puji?

Aku hanya melihat dari kejauhan, kehidupan desa yang damai aman dan senantiasa berbahagia, hidup guyub dan bergotong royong hingga suatu ketika istri sang pemimpin yang dielukan meninggal. Meninggal penuh dengan kemasyuran, semua orang membicarakan kebaikannya selama hidup. Jenazahnya diarak ke kampung-kampung dengan ribuan pengikut. Begitu megah dan penuh keriaan.
Hingga satu kelompok begitu mengagungkan tanggal wafat istri sang pemimpin yang begitu dielukan, di tanggal itulah satu orang akan dikorbankan untuk menjamu istri sang pemimpin.
Kelompok ini begitu menggilai istri sang pemimpin.