Mimpi 1

Aku berlari dalam pekatnya gelap, terus berlari.. terengah-engah.. namun tak pernah membiarkan kaki berhenti berlari, sampai lelah kakiku, sampai lemas badan ini, aku tak membiarkan kakiku berhenti bergerak. Aku tak takut menabrak dalam kegelapan itu, aku hanya takut hingga terus berlari sampai tidak tau harus berlari sampai mana, harus berlari kemana.. tidak tentu arah dan tidak pernah sadar apakah aku hanya berlari disatu tempat saja atau memang benar-benar berlari…

Hingga akhirnya terang datang dan aku hadir dalam sebuah tempat, tempat ini pernah kudatangi. Entah apa yang dikehendaki alam sadarku hingga aku kembali kesini, tempat yang diselimuti ketakutan dan aku pun takut..

Aku berjalan dan menemui banyak orang yang meski asing bagiku tapi aku mengenal mereka, aku merasa dekat dengan mereka, begitu pun dengan mereka. Melegakan namun juga menakutkan, teringat bahwa tempat ini adalah tempat yang paling kutakuti.

Aku masuk kedalam sebuah ruangan yang terasa sangat akrab, tapi kemudian lelaki yang berada disana tersenyum lalu berkata

Cinta yang Menguatkan

Aku menatapnya dari kejauhan, dia berbeda dari yang lain, dan kurasakan hati yang berdegup kencang, ya aku menyukainya sejak pertama kali melihatnya, dia sakit… hidupnya tak lama, tapi aku bagai tak perduli, aku terus mendekatinya dan terus mendekatinya.. hingga akhirnya hatiku teryakini dan dia pun jadi milikku, aku pun jadi miliknya.

Hari itu kami dirumah sakit, dan aku menemukan kenyataan bahwa hidupnya tak bisa lama, sampai 20 tahun, itu membuatku sedih, membuat tidurku tak nyenyak, membayangkan bahwa dia yang kusayang akan pergi selamanya. Semenjak itu aku sulit untuk tidur, aku takut ketika kubuka mataku, aku telah kehilangannya. Aku takut…

Kini meski aku tidak takut lagi untuk memejamkan mata tapi aku selalu berdoa bahwa kamu masih ada disana, menungguku lalu kita berangkat sekolah bersama, menyapaku dengan senyuman manismu, menyapaku dengan hatimu.

Penantian Manis


Penantian telah terbayar lunas, hati yang sepi telah lenyap. Terganti dengan alunan melodi yang indah, terganti dengan rindu yang menyelinap. Membuatku tersenyum, membuatku bahagia.
Dia telah hadir dalam mimpiku, telah hadir dalam hidupku, dalam setiap jengkal fikiranku.
Cinta adalah sesuatu yang manis, seperti gula dalam kehidupan, akan hambar tanpanya, akan menyedihkan tanpanya. Kini aku pun telah memiliki cinta itu, yang tanpa kusadari telah mengakar dalam hatiku dan kini terus tumbuh seiring kami menjalaninya.

Kadang aku berfikir bahwa setelah segalanya terjadi, ketika mereka para lelaki membuatku terjerumus dalam harapan palsu, aku bisa untuk sendiri, aku bisa untuk tidak memikirkan yang lain selain diriku. Aku kuat dan aku akan mengurus diriku sendiri tanpa memikirkan yang lain, tanpa harus takut untuk ditinggalkan, tanpa harus takut untuk kembali menata hati usai dihancurkan sekejap.
Indahnya cinta tentunya tak membuatku skeptis, lukanya pun tak membuatku trauma. Aku hanya butuh waktu sendiri, aku hanya butuh menumbuhkan rasa percayaku bahwa diluar sana ada jodohku, yang siap menerimaku apa adanya, yang siap menerimaku karena beginilah aku.
"Janganlah berubah demi cinta, berubahlah karena cinta membuatmu mau berubah".

Kembali Padamu

Aku meninggalkanmu bukan dengan kemantapan hati, tapi dengan sakit dan perih yang kurasa. Perih atas pengkhianatan yang kamu lakukan. Sakit atas keputusan sepihak olehmu. Segalanya diperdebatkan, segalanya menjadi alasan, membuatku sulit untuk bergerak, membuatku sulit untuk memutuskan dan akhirnya membawaku pada kepasrahan.

Bukan hanya wanita yang selalu mengalami dilema cinta bukan? lelaki sepertiku pun juga mengalaminya. Memutuskan sesuatu tidak semudah itu, banyak yang harus difikirkan, banyak yang harus dipertimbangkan. Tapi kamu dengan mudahnya memutuskan tanpa mengerti bagaimana perasaanku, hilang dan kemudian hadir dengan berita bahwa telah memiliki yang lain dihatimu.
Lalu bagaimana diriku?
tersenyum pun tak mampu, sedih pun tak sanggup. Aku hanya bisa memandangmu bahwa segalanya ini adalah tipuan, bahwa ini hanyalah mimpi yang akan berakhir. Bahwa ini hanyalah sebuah ilusi dimana kamu akan kembali kepadaku.

Tolong Maafkan Aku

Sebetulnya hati ini sudah lelah, jiwa ini sudah tak mampu lagi menahan segalanya, mata ini sudah tak kuasa membendung setiap tetes air mata yang dikeluarkan hanya karenamu.
Karena hati ini, karena sayang ini aku kembali lagi padamu, aku mempertahankanmu, aku mencoba untuk menata hati untuk melanjutkan hubungan ini.

Betapa perihnya aku ketika hubungan kita selalu diselingi kata putus atau istirahat. Kau biarkan aku dalam kegundahan luar biasa, kau melukai hati ini.
Betapa sedihnya aku ketika memutuskan berpisah hanya karena adanya orang lain atau mantan-mantanmu yang memanggilmu.
Betapa terlukanya hati ini manakala malam-malam yang kulalui bersamamu harus benar terpisah, padahal kita tak terpisah jarak tak juga sulit untuk berkomunikasi. Kita selalu menjaga agar satu sama lain saling tahu kegiatan yang tengah dilakukan, tapi ketika kita sedang putus, ketika kita memutuskan untuk berpisah karena hal yang sepele, kau biarkan hati ini sendiri dimalam yang dingin.

Ketika akhirnya setelah kita menjalani sendiri kau datang kembali dengan kata-kata sedihmu dan menyatakan betapa perih hidupmu tanpaku, hatiku pun luluh, hatiku pun tak kuasa menahan dirimu masuk dalam hatiku kembali, aku pun mempersilahkanmu masuk kembali ke dalam hati yang perih ini.

Sekali kita bertengkar dan akhirnya kita dipersatukan kembali, aku berfikir bahwa kamu adalah jodohku, kamu adalah bagian dari hidupku, hatiku dan keseharianku. Kamu adalah belahan jiwaku sesungguhnya. Namun kejadian itu berulang kembali, kita kembali putus dan hati ini kembali kepada kekelaman.

Aku ada disampingmu

Angin itu membelai lembut rambutku, mengusap pipiku dan menerbangkan setiap leleh mataku.
Seringnya rindu ini tak tertahankan sampai ingin ku menangis.
Seringnya rasa ini tak terbendung sampai ingin ku menangis.
Dia jauh disana, melewati gunung dan lautan dan aku berada disini.
Hubungan jarak jauh... komitmen kami, tekad kami, bentuk hati kami yang tak ingin kalah oleh jarak.

Tanah yang kami pijak tak lagi sama, udara yang kami hirup tak lagi sama. Meski ada sesak dalam hati ini, apalah yang bisa kulakukan.. tak mungkin aku dan dia bersikeras bertemu tiap bulannya, terlalu sulit..
Hubungan ini sudah kami lalui lebih dari dua tahun, sudah banyak rasa yang terucap, sampai aku akan tersenyum mengenangnya, sudah banyak pertengkaran jarak jauh yang kami alami, sampai aku merindukan pertengkaran itu.
Tidak jarang diriku marah padanya dan dia selalu menjadi air untukku, menyejukkan tiap jengkal diriku dengan dirinya, membuatku tidak lagi marah dan kembali tersenyum.

My First....

Cinta gak cuman sekedar kata-kata aku kamu, aku cinta kamu, aku sayang kamu, aku dan kamu bersama dan sebagai-bagainya.
Cinta bukan hanya tentang kita berdua dan hati kita yang telah terikat satu sama lain, ini bukan hanya tentang hati kita.

Cinta juga tentang seberapa besar kita saling memahami, seberapa besar kita saling mengerti dan seberapa besar rasa toleransi kita atas segala halnya
Cinta juga tentang bagaimana kita menjalaninya dan orang-orang yang disekitar kita, menikmati semua moment kisah kita.

Inilah Cinta bukan hanya tentang aku dan kamu, tapi juga tentang pandangan kita terhadap kehidupan, pandangan kita terhadap masa depan dan pandangan kita terhadap cinta ini sendiri.

Kisahku tepat dimulai dua tahun yang lalu, beranjak dari bukan siapa-siapa, beranjak dari siapa sih dia.. sampai pada akhirnya hati menautkan kami, membuat kami bersatu. Ya, dialah kado terindah bagiku.. dialah cinta pertamaku.. dan dialah yang sampai kini berhasil membuatku kacau.. dia juga yang berhasil membuatku lupa tertawa dan tersenyum.

Skripsaaaahh Part 2

Setelah hilir mudik di Skripsaaaahh Part 1 gue pun berkutat kembali dengan jadwal Dosen Pembimbing yang ceritanya sibuk. Entah sibuk nyidang mahasiswinya ataupun mahasiswi tetangga, intinya dia sibuk ngajar dan sidang. Dan gue sibuk meratapi nasib masa depan yang masih setia digantung sama si Bapak.

Tau kan bagaimana penolakan sadis ala Si Bapak yang langsung dengan tegas menolak judul yang gue ajuin. Oke akhirnya beberapa minggu kemudian setelah selesai menggali lubang dipojokan kamar guna menyehatkan hati yang hampir menggila gue ketemu sama bapaknya lengkap dengan alat analisis yang dia pinta.

Penantian ini pun punya ekor panjang, awalnya gue bimbingan sendirian tuh dan telat karena ada kuliah di Kalimalang, yaaa butuh waktu dong pastinya ke Depok. Dengan modal hati yang legowo bin semangat 92 < karena ini angka kelahiran gue. Gue dateng dengan juk ijak ijuk~ syalalalal...
Apa hayoo yang gue dapetin... Bapaknya udah gak ada diruangan, gue pun menanti si Bapak dengan modal hati yang legowo yang gue bawa khusus dari Bekasi. sejam dua jam tiga jam sampe mau jambak orang, Jidat si Bapak belum juga nongol sampe hati ketar ketir mau bagaimana mau sampai kapan. Sinyal hape pun rupanya minta dijadiin Sop, karena mendadak sinyal ilang begitu pun dengan wifi gue ludes kesapu angin Depok yang cepoi cepoi... Alamaaakk gimana nasib anakmu ini maaaakkkk...
Sejam dua jam dua jam setengah jidat gak nongol akhirnya suaranya yang nongol.. rupanya si Bapak meninggalkan daku bersama sahabatku @alow_intan (nih gue promoin sob, karena dengan sangat baik dan berbudi luhur lu mau nungguin gue) di kampus tercuihntah ini untuk pergi merapat bersama barisan pemimpin BRI. huft akhirnya gue disuruh nunggu sampe jam 15.30. Pastinya gue iyain dong! udah jauh ke Depok gini.
Singkat kata waktu yang dinanti pun tiba dan pernyataan untuk judul yang kembali gue ajukan tiba dan jawabannya adalah...

Pada Akhirnya

Cinta tak harus memiliki, meski menyedihkan dan menyakitkan, meski semua harapan dan kenangan seperti melayang begitu saja tapi begitulah hati. Kita tidak bisa mengaturnya seperti seorang majikan. Mata kita melihat, mulut kita menyapa, telinga kita mendengarkan dan kepala kita menilai. Tetapi bila hati berkata ya meski yang lain tidak hanya perih yang tertinggal.

Cerita ini berdasarkan kisah sahabatku yang kubuat dengan sedikit bumbu-bumbu yang diperlukan untuk mengenang betapa manisnya cinta yang berada disekitarku.

Sahabat yang telah cukup lama kukenal meski pada akhirnya aku mengakui bahwa aku tidak tau banyak tentang mereka. Tapi kisah ini kusuguhkan bagi kalian yang memang mempunyai pasangan dan berniat untuk mencari selingan.

Dua sahabatku, keduanya memiliki pasangan kekasih, keduanya memiliki masa depan yang bertumpu, keduanya adalah pasangan yang harmonis bagi satu sama lain antar hati yang bertaut. Tak pernah ada satu pun terbersit untuk mencari yang lain meski kadang mengesalkan, tak pernah terbersit untuk meninggalkan meski kadang satu sama lain membuat jenuh dan kadang tidak pengertian. Ah indahnya cinta masa muda bukan?