Tiga Notes Merah Muda



Kejutan yang gue terima di akhir tahun, dari sebuah kegiatan yang sebelumnya gue tulis artikelnya.

Surat cinta bernada kata-kata manis, romantisme yang dibalur suasana alam.
Kira-kira begini isinya, gue ketik ulang persis dengan ejaan tulisannya kalau-kalau tulisan tangannya lebur oleh waktu.

CamCer SKJ, Single itu…


04.00 dan alarm berbunyi di weekend yang indah itu. Pertarungan antara bangun dan terlambat gue pun memutuskan untuk beranjak dari posisi rebahan dan mandi sambil komat kamit, mafhum hawanya lumayan juga kalau buat guyuran.

05.30 gue telah sedia menghadang kereta menuju Manggarai untuk lanjut ke Bogor, beberapa kawan yang sebelumnya menjalin janji temu hanya semu belaka. Merenungi keberangkatan ini dengan rasa berdebar bertemu kawan baru, akan bagaimana rasanya?

Yep, ini adalah camp pertama gue bareng komunitas ini, SKJ = Single Katolik Jakarta dan untuk orang-orang yang 99% gak gue kenal, gue positif akan cukup bersahabat dengan mereka.

Singkat cerita setibanya di Bogor, regis ulang dan kami pun berangkat menuju Perkemahan Curug Ciputri.

Anak Hilang dan Tiga Persepsi



Berdiri tegak sembari menengok kanan dan kiri Yoana bertanya melalui text chat

“sudah dimana?”
“tengok kanan”, dan gue melambai mesra

Oh maaf ini cewek kawan, bukan maksud ikut belok tapi ya gue dadah-dadah sambil nyengir emang.

Cerita kali ini sambil duduk tegang gue bakal dengerin kupas buku mengenai kisah anak hilang dari sisi buku Nouwen. Sebenernya kupas bukunya enggak masalah sih, yang masalah itu penyampaian kali ini pake Bahasa Inggris, jadi bahasa inggris gue yang masih minus ke bawah pun kadang ngangguk-ngangguk kayak orang bener.
Yaa, singkat cerita akan gue sampaikan beberapa materi yang sempat gue serap dari hasil diskusi ini dan dari pemikiran gue sendiri.

Museum MH Thamrin, sudut yang terlupakan



Sore Kawan,
Terletak di Jl. Pasar Kenari didampingi Universitas Indonesia dan Univesitas Gunadarma tidak membuat serta merta Museum sarat makna ini dikunjungi.
Siang terik itu gue dan Eka melipir ke Museum ini.

Dengan nama lengkap Muhammad Husni Thamrin, bapak Thamrin adalah sosok idola bagi orang Betawi. Lahir asli di Batavia tepatnya di Sawah Besar pada tanggal 16 Februari 1894.
Lalu kenapa bisa menjadi Idola? karena beliau ini adalah orang yang benar mempertahankan tradisi Betawi ditengah himpitan pendatang dan membuat orang Betawi terpinggirkan, sekarang pun gue udah jarang banget ngeliat orang Betawi asli di Jakarta yang masih eksis, lain hal kalau kalian udah mulai agak melipir, kalian baru akan menemukan orang Betawi.