Lelah..


terlampau lelah aku akan rasa itu..
hati yang terluka tak kunjung hilangkan dia..
asa demi asa pun terajut..
namun asa itu luka..
dan aku lelah..
aku lelah dalam penantian tak berujung..
aku lelah dalam penantian yang tak terlihat..
aku lelah dalam kehampaan..
dan dia masih dengan keegoannya..
sayangku hanya miliknya, dan ia tak pernah tersadar..
aku tercenung dalam kegelapanku..
aku tercenung dalam kebodohanku..
aku tercenung dalam tangis luka ini..
begitu berat begitu menakutkan..
dan aku dibalut luka
dan aku dibalut kesedihan
dan aku dibalut kebimbangan
bahkan langit teman abadiku hanya bisa menatapku
bahkan tanah teman abadiku hanya bisa meratapiku..
aku harus apa..
bertahan atau mundur..?
hatiku berkata bertahan namun fikiranku berkata mundur..
ini bagaikan kesia-siaan..
dan langit pun menjadi temaram..
bertahan untuk hati yang menangis dan mundur untuk hati yang terluka..
kuingin melihat mentari untuk segarkan nyawa yang telah terpecah..

2 comments:

  1. What a deep poetry, I would say. I can say that this is one of the best works of you. I am waiting for more poems like this.

    ReplyDelete