Agamaku Bukan Perbedaan!

Halohoy Lebaiers dimanapun loe loe berada yang gak pernah kangen sama gue (tapi tulisan gue << ini lebih baik)
diminggu ini gue dateng dengan tema yang agak berat yang belakangan ngebuat gue ngelirik sekitar gue dan sempet terhenyak juga ketika gue praktik di laboratorium kampus, kakak aslabnya menanyakan sesuatu yang buat gue mikir "area ini bukanlah sesuatu yang patut dipertanyakan di khalayak umum, dan bukan sesuatu yang pantas untuk diperbincangkan apalgi disangkal"
oke jadi begini ceritanya..

hari sabtu cerah itu ketika gue dapet praktik malam, seperti biasa kita enjoy enjoy aja dan gue agak kecapean karena baru pulang abis ngoprec (open recruitmen) anak baru buat anak aslab, nah keganjilan terjadi ketika ada istirahat sholat maghrib, ketika masuk usai istirahat, kakak tutor gue nanya (pake mic) "kakak mau tanya dong, kenapa tiap hari jumat anak perempuan tidak boleh sholat bersama para lelaki, kenapa mesti dibeda-bedain, sedangkan kita kan gak pernah boleh membeda-bedakan", dari situ riuh redam anak-anak kelas gue ngejawab, entah jawaban siapa yang dia dengar dia pun melanjutkan pernytaannya, "Tuhan aja gak ngebeda-bedain, masa kita ngebeda-bedain, oohh anak ceweknya juga sholat cuman gak bareng yang cowok kalo hari jumat, tapi kenapa mesti begitu? kita kan gak boleh dong ngebeda-bedain gender gitu", selanjutnya.. "kok kalian jadi marah ya? kakak kan cuman mau tau, iya kakak kebetulan noni, jadi kakak mau tau aja"...."menurut kalian Tuhan itu berapa?"..."kalau satu kenapa agama kita berbeda?"... dari sini puncaknya keriuhan, gue sendiri cuman bisa merasakan aura kekesalan dibandingkan dengan sebuah jawaban yang dibutuhkan oleh tutor gue.
Dari awal ketika gue mendengar pertanyaan pertamanya, "Oh gosh jangan tanya ditempat seperti ini" faktor yang pertama adalah 1. ini adalah tempat umum, dengan banyak manusia didalamnya dan beragam kepribadian, ya ketika gak tau dong kalau ternyata salah satu dari teman kita ternyata adalah seorang yang fanatik akan agama (who knows?) 2. menyangkal, menyatakan dan memberikan tanggapan atas agama bukan pada forum yang tepat sama dengan memancing amarah dan kekesalan.
Kondisi Situasi yang ada di gambaran atas adalah tempat umum dan udah jadi rahasia umum bahwa SARA adalah hal paling tersensitif di Indonesia ini, jadi gak lumrah kalo tutor gue entah dengan maksud dan tujuan apa melayangkan pertanyaan seperti itu, meski memang dia mungkin tidak bermaksud buruk atau bertujuan buruk.
sumber

Diskriminasi dan timbulnya berbagai pertanyaan memang menjadi sebuah ajang yang sangat dipertanyakan, bahkan kadang gue gak luput untuk mempertanyakan ciptaan sang Empunya, sesuai logika (yang padahal diberikan oleh Yang Kuasa juga) hal ini tidak bisa terlepas namun yang perlu kita perhatikan adalah dimana kita harus membicarakan ini, dimana kita harus menguraikan rasa kita.

Sedikit sharing dulu gue sempet mendapat perlakuan diskriminasi ini, waktu itu gue berfikiran selama bukan saudara gue kuat, selama saudara-saudara gue yang meski berbeda agama ada disamping gue dengan mengabaikan agama gue masih kuat.
banyak hal yang dipertanyakan, banyak hal yang dipergunjingkan dan banyak hal yang dianggap merepotkan,
gue katolik, lalu kenapa?
apakah nilai-nilai agama kita berbeda, seringnya gue dicecer sama pertanyaan-pertanyaan seputar agama terkadang ngebuat gue sedih, meski begitu sekali lagi gue berfikiran mereka hanya penasaran mereka hanya ingin tau, well gak bisa gue sangkal lagi didalam hati gue teriak, gak bisa kah kita hidup tanpa menjelaskan apapun tentang keyakinan yang memang sudah mendarah daging ini???
tapi itu sudah dulu sekali ketika gue masih smp (kebetulan sd gue di katolik),
dan kini dikehidupan gue sekarang Tuhan mencobai gue dengan diskriminasi yang datang dari saudara gue, yang padahal rumahnya deket banget dari rumah gue, yang setiap ada masalah selalu dateng kerumah gue (karena nyokap gue sebagai kakak tertua di Jakarta) dia bilang bahwa dalam agamanya tidak diperkenankan membantu sesama yang berbeda keyakinannya, dia tidak boleh berlama-lama dengan kami, tentunya itu membuat gue terlebih nyokap gue sedih. Setelah sekian lama, setelah bersaudara selama puluhan tahun, oke itu pernyataan terang-terangannya sebelumnya ketika ada acara keagamaan di saudara gue, secara kasar nyokap gue diminta pergi karena ini acara keagamannya, well itu semua ngebuat nyokap gue hampir nangis.
ini era globalisasi dimana bahkan batas-batas dunia udah gak nampak dan terpampang nyata (meski gak cetar membahana)
tapi itu adalah salah satu nilai-nilai agama yang diaplikasikan ke kehidupan.
tentunya apa yang kita perbuat adalah apa yang kita dapat dari nilai-nilai agama.
gue berprinsip gak sepeduli orang itu beribadah serajin apapun asalkan dia mampu mengaplikasikan nilai-nilai agama itu dalam kehidupannya, ini lebih penting bukan daripada dia beribadah sampe pakem tapi dalam kehidupan nilai agama itu 0, kosong, gak ada hasilnya.

soal yang  kenapa harus ada banyak agama padahal hanya ada satu Tuhan, lalu kenapa? menurut gue pribadi itu bukan sebuah pertanyaan, asal agama itu gak menyalahi aturan,
disemua agama mengajarkan welas asih, cinta kasih, mengasihi sesama, membantu sesama..
agama mengajarkan kita tentang nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya, mengenai bagaimana kita harus berbuat, bagaimana membuat kita menjadikan persepsi mana benar dan mana salah, agama membuat batas-batas yang mana yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan demi tegaknya nilai-nilai kemanusiaan, dan terjaganya martabat sebagai manusia.
lalu apalagi yang harus dipertanyakan?
well ini sekedar sharing menyadarkan kita sebagai sesama manusia bukan agama sebagai banner manusia..
:)
toh kita hidup yang terutama adalah bagaimana cara kita hidup didunia ini bukan bagaimana nanti di akhirat, karena yang memutuskan akhirat adalah bagaimana perilaku kita didunia ^_^

No comments:

Post a Comment