Mini Fiksi : "Pojok Ruang"

Sepi itu merenggut hadirku,
Tik.. tok.. tik.. tok
Nyaring bunyinya,
Aku memandangnya.

Rasa sepi ini,
Rasa sedih ini,
Tidak ada siapapun selain aku.

Aku berada dipojok ruangan tergelap,
Pengap dan tidak ada siapapun,
Aku merasa hilang dan kelam,
Aku tenggelam dalam rasa yang tidak berkesudahan.

Rasanya hidupku hilang sudah,
Hanya ragaku yang tersisa.
Bukan mengenai cinta,
Bukan mengenai kedua orang tua yang telah tiada,
Bukan karena siapapun yang disebut sahabat.
Tapi karena aku menjerumuskan diriku dalam kesepian yang merana.
Aku menangis, tidak ada yang menghiburku.
Aku bersedih, tidak ada yang mengusap air mataku,
Aku tertawa, bersama tembok.

Macam apa aku ini,
Tembok menjadi teman bicaraku yang paling baik,
Lalu orang-orang mulai berbisik-bisik.
Hanya bisikan mereka yang bisa kudengar.

Siapa mereka, dimana mereka,
Kenapa disaat tergelapku aku tidak dapat melihat mereka,
Kini ketika mereka meracau aku malah mendengarnya?
Ruangan makin gelap,
Aku makin kelam.

Terus gelap, tanpa cahaya.
Hidupku makin gelap tiada penolong.
Katanya Tuhan itu ada..
Kenapa meletakkan aku dipojok ruang?
Apa yang harus aku ratapi atau tertawakan?
Apa yang harus aku renungi?
Aku melihat ke atas,
Tidak beratap namun tak kulihat langit.
Rupa-rupanya aku sudah berada di neraka.
Selamat datang.

-Fin

No comments:

Post a Comment