Backpacker Ke Belitung 3 Hari 2 Malam






Kita gak akan pernah tahu kita akan kemana kedepannya, tapi yang kayak orang-orang bijak pernah bilang. Bila kita menginginkan sesuatu semesta bahkan berkonspirasi untuk mendukung hal itu.

Belitung mungkin menjadi hal yang tidak terbayangkan buat gue, ngeliat bandara aja pertama kalinya sob.

Yep, dulu gue nonton ftv di secetepe biasanya cuman pengen liat bentuk bandara itu macem mana dan sekarang gue nginjek-nginjek itu bandara, ultimate pula, keren lagi, lengkaplah sudah.


Cuaca sendiri sebenernya kurang bagus kalau kalian mau ke Belitung, disaranin pas tengah tahun atau musim kemarau biar mantep ya pemandangan dan lainnya.

Gak kayak perjalanan sebelumnya dimana gue merancang dengan jelas dan rinci arah tujuan, kali ini gue dan temen nekat gue, Rindy sepakat bahwa ini akan menjadi liburan paling santai dan paling diluar rencana. Meski kita tahu mau kemana, kita gak serta merta menyusun itinerarynya.
So, tanpa banyak cingcong lets the rock belitongs!

-Hari Pertama-

Begitu sampai (09.30) kami disambut hujan besar, nah berhubung hujan akhirnya kami memakai gr*bcar. Sangat mudah menemukan transportasi online disini dan pastikan kalian pake provider seluruh pelosok negeri gaes, yep S*mpati, karena provider yang gue pake Tr* langsung mati begitu nginjek tanah Belitong.
Jarak antara bandara dan penginapan yang gue sewa lewat aplikasi Travel*ka jaraknya lumayan jauh. Satu jam lamanya kami sampai ditujuan, ini semua karena jarak pandang pendek namun jangan tanya jalanannya, surga banget! lancar sob..
Faktanya di Belitong kita hanya akan menemukan 6 lampu lalu lintas aktif dimana keseluruhannya memiliki waktu tunggu yang tidak lama, mari bersorak dalam puji-pujian.

Kita nginep di Hotel Surya dan ulasan gue mengenai tempat ini rate-nya 3 dari 4 bro (Berdasarkan kenyamanan kamar, harga dan kebersihan kamar mandinya (kamar mandi luar yaa), pintunya sendiri sebenernya rada susah dibuka, tapi malah memberikan keuntungan buat gue dan Rindy yang emang sama-sama cewek).




Selesai bebersih dan motor yang kita pesen udah siap. Gue dan Rindy memutuskan buat makan dulu di tempat makan yang katanya gak boleh dilewatin kalau berkunjung ke Belitong. Rumah Makan Timpo Duluk, karena jaraknya juga gak begitu jauh gue langsung ngegas aja kesana.

Nah berhubung gue kalau travelling pasti makannya gak pernah bisa banyak, biasanya jetlag nih kalau baru pertama kali nginjek tanah orang makanya pesannya pun gak begitu banyak, tapi gue akui meski tergolong mahal namun rasanya bombastis ulala, maknyus gaes dan tempat makannya sedikit unik nih, banyak peralatan bertani ataupun sehari-hari yang nyasar di tembok-tembok rumah makan ini.
Disini gue pesen nasi putih, ikan bebulus begendol, gangan kelapa muda campur, es jeruk belitong dan jeruk kunci hamol, semuanya? juara rasanya apalagi gangannya.



Perut kenyang hati senang dan otak biasanya jadi terkendali. Gue dan Rindy memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Tanjung Pendam yang jaraknya cuman 15 menit dari RM. Timpo Duluk. Ternyata disini bayar yaaa, tapi gak mehong-mehong amatlah.
Sayangnya pantainya lagi pasang, jadi gue cuman basahin kaki aja lalu memutuskan untuk berkeliling pantai ini. Jadi disini gak cuman pantai aja nih gaes, kalau kalian jalan ke belakang ada lapangan bola lengkap dengan kursi penonton, ada panggung juga semakin ke belakang kalian bakal nemuin sentra jualan tanjung pendam yang gak dipake. Padahal bagus banget loh ini tempat, dengan menghadap dan hutan bakau. Namun ya sayang masih belum dimaksimalkan. Karena ombaknya tinggi juga banyak pelayan yang gak melaut dan sedikit penjual yang berada disini.

Usai menjelajah Pantai, gue tanya sama penjaga pantainya wisata terdekat. Dia bilang pemandian air panas dan museum. Kita emang ngelewatin pemandian air panas cuman karena sepi dan juga gak bawa baju salin kami memutuskan untuk berkunjung ke Museum Tanjung Pandan untuk lebih mengenal dari dekat bagaimana Pulau Belitung terbentuk.
Disini bayar juga yooo. Nah, namanya museum tentunya barang-barang yang ada berharga semua, tapi sayang banget displaynya kurang ngena nih.
Debu yang nempel dan penataan yang kurang ngena jadi nilai minus, sejarah lewat tulisan pun kurang gamblang diperkenalkan, banyak barang gak ada namanya nih kan jadi kurang bisa menikmatilah, dan suasana redup yang ditimbulkan menimbulkan kesan museum seram.
Dibelakang museum ada kebun dengan patung naga, wah ada area terbuka hijau. Ada perosotan, ayunan dan beberapa binatang. Jadi konsepnya adalah museum yang digabungkan dengan BonBin.
Lucunya gue liat biawak segede gaban lagi jalan-jalan diluar wey! haha.. kapan lagi lu liat yang begituan.




Meski penataannya kurang ciamik tapi keberadaan museum, penangkaran hewan dengan lapangan hijau adalah salah satu hal plus disuatu daerah.

Waktu masih menunjukkan jam 14.00, lah daritadi makan dan muter-muter masih siang aja. Gue putuskan untuk berkunjung ke Danau Kaolin. Tahu wisata Kawah Putih yang ada di Ciwidey, Bandung? Nah gue kan gatau tuh gak pernah kesana, kalau ada yang udah pernah kesana kurang lebih Danau Kaolin sama seperti itu dengan pasir putih dan air berwarna biru. Kontras bangetlah, bedanya kalau di kawah putih kalian gak bisa lama-lama karena kandungan belerangnya tinggi, disini kalian gak bisa lama-lama karena panas banget dan kalau kawah putih bentukan alam kalau danau kaolin sisa eksploitasi alam. Setelah dari museum terus kalian kesini, meski mengagumi keindahannya terbersit pula rasa sedih bagaimana danau ini terbentuk.
Satu jam gue dan Rindy habiskan di danau kaolin, danau ini baru dipagari karena ternyata rentan longsor dan pengunjung diminta berhati-hati sama langkah dan hatinya (#eaaa ojo baper leee).




Malam masih jauh, asyik juga nih kalau lanjut lagi. Pantai Tanjung Tinggi. Sebenernya ini agak muter nih karena kalian harus balik lagi ngelewatin penginapan. Jadi kalau mau pake wisata singgahan ini. Lebih baik RM. Timpo Duluk-Danau Kaolin-Museum Tanjung Pandan-Pantai Tanjung Pendam-Pantai Tanjung Tinggi.

Ah iya, sepanjang perjalanan di Belitung ini gue cuman nemuin 4 SPBU dengan 1 SPBU belum aktif, 1 SPBU dengan banyak jerigen antri dan sisanya antrian padat. Itu pun 2 di Kota Tanjung Pandan dan 2 di Kota Manggar. Harga bensin eceran disini relatif murah dibandingkan dengan Jakarta yang seliternya bisa kena getok tambah 2ribu rupiah. Sedangkan disini selisihnya cuman 1.000 sampe 1.500.
Gue pun dihari pertama ini cuman ngabisin bensin 15ribu doang. Padahal udah kemana-mana dan jelas dong motor nyewa gak pernah ada bensinnya. Motor sendiri gue sewa langsung dari penginapannya. Hati-hati juga yooo karena disini lebih banyak hutan daripada rumah penduduknya, jaraknya juga gak tanggung-tanggung dari kampung ke kampung lain praktis bener-bener harus memperkirakan nih bensin yang ada cukup atau enggak, kalau gak yakin mending langsung isi daripada dandanan kece kalian harus ternodai dengan dorong motor.

Bener aje 50 menit yang gue perlukan untuk sampai dipantai Tanjung Tinggi ini, pantai yang terkenal banget ketika anak-anak Laskar Pelangi mengucapkan mimpi mereka dan berlari-lari mandjha. Pantai dengan banyak bebatuan dan keindahan yang hakiki. Seperti biasa sejenak gue rebahan dulu sambil ngebakar muka dibawah matahari yang terlihat.
Kenikmatan ditambah dengan menyeruput es kelapa ditemani debur ombak lalu merasa sedikit keromantisan alam.
Manalagi coba yang gue dustakan.
Disini gak begitu lama, cuman sampe jam 17.35, kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan singkat.


Gak butuh waktu lama buat kalian tahu jalan di Kota Tanjung Pandan, karena pada kenyataannya gue udah apal jalanan disini dan kita sampai ke penginapan jam 18.10. Begitu sampe di penginapan hujan juga menyambut dengan deras, wah berkah luar biasa kita gak keujanan ini.

Nah sebenernya begitu hujan reda kita mau muterin Belitung saat malam tapi apa daya badan tak sampai, kita malah tepar usai makan Ayam Gepuk Pak Gembus yang ada dimana-mana itu.

-Hari Kedua-

Hujan udah menyambut kami pagi itu, gue yang kebiasaan bangun jam 5 langsung beberes dan mandi. Hari ini kami berencana pergi ke Kota Manggar yang berjarak 80km dari Kota Tanjung Pandan. Itu berarti kayak jarak dari Bekasi ke Purwakarta. Kalau gak pake macet dan jalanan alus yaa paling 1,5-2jam udah bisa sampe sana. Itu kalau tahu jalan.
Nah permasalahan pagi yang dihadapi adalah hujan tak menunjukkan kata mau berhenti. Sempet gulana dan memikirkan untuk meminjam jas ujan. Tapi percuma juga akan sulit nantinya diperjalanan. Kami pun memutuskan untuk menyewa mobil.
Yaaa benar-benar diluar rencana nih, tapi apa boleh buat. Akhirnya kita pun nyewa mobil, gue berharapnya mobil kecil malah dapet av*nza, biar gak usah adaptasi lagi karena biasanya bawa mobil kecil. Tapi ya nasib mari kita senyumin saja.

Perjalanan tergolong jauh tapi menyenangkan melihat pemandangan hijau terhampar luas. Seringnya kami melewati hutan-hutan, tak lama melihat gunung diujung jalan menjulang, sebentar kami memasuki rumah warga yang jarang-jarang dan kembali memasuki hutan. Rasanya seperti dilempar kedunia lain, dimana hutan dan hamparan hijau membentang.
Lama kami berkendara santai sambil menikmati obrolan santai, berhubung gue gak bisa nyetir mobil kalau gak ngobrol gue paksa Rindy nyari topik yang bisa gue nikmati sembari memandang jalanan yang basah oleh derai hujan.
Hujan pun tak mau kalah menyemarakkan suasana, sebentar gerimis, sebentar membesar lalu hilang tak lupa kembali.

Tujuan pertama kami hari ini adalah Replika SD Muhhamadiyah, tempat dimana Lintang Ikal dan kawanannya menuntut ilmu. Sekolah dan kesederhanaannya mengingatkan gue waktu jadi volunteer seribu guru di daerah Sukabumi. Dimana ruang kelas hanya seadanya saja dengan semangat anak-anak yang menggebu-gebu. Ketika gue dateng gak begitu ramai tapi terdengar bocah lelaki dengan suara kerasnya menyanyikan lagu laskar pelangi, gue sedikit tersentuh, dia nyanyi lantang banget. Sedikit bertanya banyak menjawab, wah wah semangatnya bikin gue yang ngeliat tambah semangat.
Puas berfoto dan ngobrol sama anak itu gue dan Rindy melanjutkan ke Museum Kata Andrea Hirata.




Museum Kata Andrea Hirata tidak begitu jauh dari replika SD Muhhamadiyah. Buat pecinta sastra ataupun menyukai tulisan Andrea Hirata, museum ini paling wajib dikunjungi meski masuknya terbilang sangat mahal. 50ribu dan mendapatkan satu buku saku mengenai Laskar Pelangi.
Bagaimana Hirata membeberkan otaknya dengan segala cerita citanya, banyak kutipan favorit yang ada disini entah dilantai, tergantung cantik didinding. Rumah dengan banyak jendela, bahkan didalam ruangan ada jendelanya, seperti menegaskan bahwa buku adalah jendela dunia. Kalian buka jendela dan melihat cerita-cerita mengenai dunia, bagaimana semangat mengalahkan dunia, bagaimana cita-cita memanusiakan manusia. Ya, sesuai sudut pandang yang terarah gue merasakan samudera ilmu dan bagaimana Hirata mengajak warga Belitung agar maju dengan pendidikan. Sastra adalah hal penting untuk membentuk jiwa maka ilmu adalah hal penting untuk membentuk pikiran.
Disini gue menyempatkan untuk mencicip kupi kuli dan Rindy mencicip pisang goreng. Kota Manggar terkenal dengan kopi nih sob. Mereka menyebut kopi pahit dengan sebutan Kopi O dan kopi ditambah susu dengan Kopi. Gue mencoba Kopi dan rasanya lumayan, untungnya gorengannya masih sama rasanya kayak gorengan terus gue ketawa dengernya, ternyata rasanya masih kalah sama pisang goreng mpok Nanik yang hits di Jakarta sana.






Selesai berkata-kata dalam kata, sebenernya gue gak mau pergi dari tempat ini, belum semua habis gue telaah dan gue resapi. Namun gue mau ke tempat lain. Tadinya kita mau ke Rumah Ahok, cuman Ahoknya lagi dipenjara. Akhirnya kita mengalihkan ke Pantai Nyiur Melambai yang kayak lagu nasional itu.
Sayangnya begitu sampai disini kita disambut hujan deras. Untunglah ada satu warung yang buka, dia jual jajanan bocah, tahu nuget, bakso yang ditusuk terus digoreng kayak jajanan depan SD nah persisnya ibu ini buka itu. Gue dan Rindy pun beli sambil sedikit berbincang dengan si Ibu. Kata si Ibu meski hujan menerpa harus buka, rejeki gak boleh ditolak soalnya. Nah itu sih gue setuju yaaa, si Ibu bilang lumayan kan kayak mbaknya dan yang lainnya pas kesini pasti beli ini.
Gue sih bilangnya ini murah banget dan bakso ikannya enak! kalau nuget biasalah yaa, cuman bakso ikannya gue rasa sih kalau kalian kesini perlulah dicoba.

Hujan berubah jadi rintik, tadinya mau jalan romantis di pinggir pantai pake payung, cuman berhubung si Rindy ngeliat orang gila dan bergidik duluan, demi keselamatan semesta akhirnya kita cabut dari situ ke Warkop Atep ini warkop terkenal banget. Dari penuturan yang punya, yang udah generasi ke tiga nih. Kopi ibaratnya menyatukan warga Belitung, semua ras agama kaya atau miskin semuanya bercampur baur jadi satu disini. Dari obrolan-obrolan ringan sampai berat, mengenai kehidupan yang baik-baik sampai apapun itu. Kopi adalah pemersatu. Warkop ini sendiri buka pukul 03.00 pagi sampai 15.00 sore. Rasanya sendiri lebih tajem dari kupi kuli, meski menurut gue masih lebih tajem kopi aceh gayo. Tapi serius kopi ini enak loh (tenang gue amatiran dalam hal ngopi jadi jangan percaya-caya amat - haha). Nah berhubung ngeliat hujan daritadi kita pun inisiatif mesen mie rebus, karena dari kuliah kita selalu percaya mie warkop lebih enak daripada buatan siapapun haha..
Orang-orang sudah mulai beranjak pergi, warung pun sudah mulai dibereskan, sebelum pulang kita pun berfoto sama generasi ketiga yang asik diajak berbincang.





Dari Warkop Atep kita beranjak ke Pantai Burong Mandi kalau kata review yang gue liat di internet, pantai ini ibaratnya ancol di Jakarta. Penasaran mari kita samperin.
Rupa-rupanya yang membuatnya mirip karena ada dermaganya aja, sisanya pantai ini lebih bersih dan ciamik daripada Ancol dengan seribu manusia kalau lagi musim liburan. Disini puas cipak cipak sama air. Salah satu kesalahan adalah udah tau main ke pantai tapi gak bawa baju salin, haha. Ironi.
Fokusnya beneran foto ala-ala aja, sepi banget dan seneng banget. Dasarnya emang gue doyan denger deburan ombak jadi biar kata cuaca agak mendung gue bahagia aja. Bahagia itu simpel, ngerasa senang ada kamu aja cukup #ciat ciat




Puas poto sampe batere lowbat kami pun pergi ke Vihara Dewi Kwan Im yang termahsyur itu. Sehubungan dulu gue demen banget nonton Sun Go Kong dalam berbagai versi dan ngeliat betapa cantiknya Dewi Kwan Im dengan daun babylon willow yang dipegangnya buat memerciki bumi. Ngeliat Dewi Kwan Im yang tinggi menjulang dan ngeliat pemandangan sekitar yang wow banget gue jadi ngerasa pantas saja warga membangun Dewi Kwan Im setinggi ini disini, dia ini kan terkenal banget sebagai dewi 33 rupa dan 20 kebajikan yang terkenal.
Gue beneran sendirian disini dengan hujan rintik yang mulai mereda dan wewangian dupa yang akrab di hidung. Saran gue sih kalau kesini jangan naiknya pake mobil tapi coba naikin tangganya biar gregetnya dapet.





Vihara Dewi Kwan Im menjadi penutup perjalanan kami terakhir hari ini. Hujan pulang pun diiringi dengan hujan yang deras. Lucunya ketika sampai penginapan, mandi dan pergi jalan malam dengan maksud hati membeli makan malam yang aneh, kita gak temuin. Kebanyakan disini makanannya sama kayak Bekasi. Ada nasi goreng, pecel ayam dan lainnya, ya akhirnya kita mecel, wekekek~~

-Hari Ketiga-

Cuaca cerah!
Mari bersorak sorai, kita langsung sigap mandi dan sarapan. Oiya kita emang sengaja nyari penginapan yang nyediain sarapan dan sarapannya lumayan ngenyangin ditambah teh anget manis rasa sar*wangi.
Hari ini kita bakal ngebolang dari pulau ke pulau.

Yep kita akan ke Pulau mercusuar, Pulau Lengkuas, sekadar snorkling lucu karena sambil tertawa-tawa. Yang jelas misi gue adalah melihat mercu suar dan patung garuda, syukur-syukur bisa jalan ditengah laut yang hits itu.

Untuk bagian ini gue akan biarkan kalian melihat foto-fotonya saja.Silakan dinikmati~







Pada akhirnya ketika perjalanan ini berakhir dengan delay lagi selama satu jam. Gue merasa bersyukur bahwa Tuhan mempertemukanku dengan keinginanku.
Bahwa dalam hal gila satu ini ada seorang teman yang bisa diajak secara mendadak. Kebayang gak lu lagi jalan liat promo Belitung, telpon temen lu dan tanpa banyak cingcong dia langsung oke! gue sih amaze aja sama manusia semacam itu.
Haha..
Semoga jika berjodoh kita dipertemukan dalam trip lainnya kawans!

Penasaran sama Itinerary dan Budget yang kita habiskan?
Langsung cek kesini aja sob!

Itinerary 3 Hari 2 Malam Backpacker Belitung
Budget 3 Hari 2 Malam Backpacker Belitung

No comments:

Post a Comment