Sore kawan!
Petualangan kali ini berasal dari wisata Bekasi yang baru saja diresmikan tahun 2019 ini oleh Gubernur Jawa Barat beserta Bapak Walikota tercinta.
Terletak agak ke pelosok tidak menyurutkan niat dan tekad gue untuk menyambangi tempat tersebut bersama kakak seperguruan, halah kakak beserta anaknya.
Untuk aksesnya sendiri terdapat 2 alternatif. Yang pertama adalah kalian parkir dibelakang Mall Giant dan menyebrang ke tempat ini dengan getek warga setempat dan yang kedua adalah melalui Kantor Irigasi PAM Patriot (Dari jembatan Mall Revo Town ambil arah Lotte Mart), jalanan ini kecil banget cuman muat satu mobil, jadi kalau lagi papasan ya apes banget.
Seperti namanya Hutan Bambu, tempat ini dikelilingi rindangnya pohon bambu dengan jejeran saung untuk menikmati semilir angin dari Sungai yang mengalir persis disebelah kawasan wisata Hutan Bambu. Lalu bagaimana dengan tiket masuk dan lainnya?
Sejauh ini bisa disebut masih musim promosi jadi tiket masuk tidak diberlakukan, adapun nantinya bila berlaku akan berada di kisaran 5.000 sampai 10.000, murah?
Yep, memang tergolong sangat murah karena Walikota ingin menyasar kaum kelas menengah ke bawah untuk menikmati hiburan ditengah penatnya Kota Bekasi yang tiap weekend selalu bikin garuk aspal karena macetnya bisa diluar nalar (kadang aje gue mikir, itu manusia-manusia darimana sih datengnya).
Untuk saung atau gazebo yang tersedia terdapat dua tipe, jajargenjang dan segitiga. Bingung? iya gue juga bingung. haha..
Dua tipenya adalah ukurang sedang dan besar yang biasanya untuk arisan. Untuk ukuran sedang nantinya akan dipatok harga 150.000 sedangkan untuk yang besar dengan kapasitas sampai 50 orang dipatok 300.000, harga ini akan bertambah kalau kalian nyewa organ tunggal. Serius disini ada panggung buat organ tunggal loh.
Lalu bagaimana dengan makanan yang dijajakan?
Weitz, kebetulan makanan gue banget nih. Mulai dari seblak, bakso sampai ikan air tawar tersedia disini. Harganya pun tergolong masuk akal, ketika gue pesen seblak harganya 10.000 udah turah-turah. Ya, menurut gue sih masih okelah untuk kawasan wisata.
Pengelola dari Hutan Bambu ini sendiri adalah Komunitas Pecinta Kali Bersih, jadi tahu dong kenapa gue sematkan Wisata Sungai setelah Hutan Bambu. Iya, jadi disini pula ada Wisata Sungai Kalimalang yang tersohor kotornya.
Yaa, beginilah setidaknya yang harus kita sadari bersama. Mungkin yang gue sayangkan adalah Komunitas ini hanya mengajak warga keliling Sungai dan seperti membiarkan mereka berefleksi sendiri dan merasa prihatin dengan Sungai Bekasi yang runyam seperti beban hidup tanpa memberikan edukasi yang jelas. Bahkan himbauan bahwa sampah ini akan berakhir kemana dan asalnya darimana, bagaimana menyikapi bahwa sampah ini bisa menjadi sumber penyakit sampai kehidupan di bantaran kali. Bagaimanapun sebebal apapun masyrakat dewasa ini setidaknya ada satu dua yang akan menanamkan hal-hal tersebut ke anak mereka.
Wisata sungai seharga 10.000 ini hanya mengantarkan kita sampai sungai dikawasan Kemang Pratama lalu kembali lagi, dengan panas menyengat khas dua Matahari Bekasi gue belajar bahwa sampah ini masih perawan dan belum tersentuh untuk dibersihkan. Disini juga akan membuat kita melihat Bekasi dari perspektif yang berbeda, bahwa dibalik gedung-gedung pencakar langit dan apartemen yang kian menjamur di Kota Bekasi terdapat hal-hal yang terpinggirkan, dimana ketika kami melintas dengan perahu tersebut mereka melambaikan tangan layaknya kami tontonan yang menatap mereka dengan miris dan berkata dalam hati “beruntung sekali bukan kami yang disana”
Ironi kehidupan?
Ah, padahalkan ini sedang menceritakan mengenai kawasan wisata baru di Kota Bekasi. Akhir kata sangat menyenangkan mengetahui pengembangan kawasan wisata di kota tercinta, taman kota pun kian apik dan sangat menyenangkan untuk dikunjungi.
Yuk wargi Bekasi berbondong-bondong kita majukan kawasan wisata Bekasi dan tentunya tetap buang sampah pada tempatnya yaa.. :D
No comments:
Post a Comment