Jadikan Saya Sebagai Kita

Sumber

Dalam kehidupan kita sering mendapat banyak penolakan, sering mendapat cibiran, sering mendapati diri kita pada situasi yang tidak kita inginkan, sering mendapatkan bahwa kita berada pada posisi yang salah dan patut disalahkan, sering menyalahkan diri sendiri mengatakan dengan tegas bahwa ini semua tidak akan terjadi kalau saja kita begini ataupun begitu.
terlalu banyak, bahkan selalu membebani pikiran kita.

Kita sering didiskreditkan menjadi sesuatu yang memang sudah menjadi bagian dari kita,
Baik itu warna kulit, tinggi badan, terlalu gemuk atau kurus, tidak memiliki rambut yang panjang, tidak memiliki wajah yang halus, tidak memiliki kulit yang mulus, memiliki luka disetiap jengkal badan, memiliki bau yang tidak sedap, berbicara dengan logat yang aneh, berasal dari luar pulau dan dianggap tidak menarik, karena suatu agama, karena ras, karena tidak kaya, karena miskin, karena tidak punya uang untuk belanja, tidak punya orang tua yang harmonis dan lengkap, tidak mempunyai kehidupan khayalan, tidak pintar..

Pada akhirnya kita pun menjadi resah dalam menjalani hidup ini…
Dahulu saya selalu diejek gendut dan pendek, saya hanya bisa menahan dalam hati dan berkata saya akan kurus dan dengan bangga memakai baju yang bertuliskan saya pernah gendut sekali

Dahulu saya selalu diejek karena agama saya, saya hanya bisa menahan dalam hati dan berkata bahwa saya akan membuktikan lewat perbuatan saya

Dahulu saya selalu diejek karena tidak pintar, saya hanya bisa menahan dalam hati dan berkata bahwa saya akan berusaha lebih keras

Dahulu saya selalu diejek karena ayah saya dikursi roda, saya hanya bisa menahan dalam hati dan berkata meski begitu dialah yang saya punya dengan ibu yang membanting tulang.

Saya ditolak karena saya dikenal penyendiri,
tak apa.. saya yakin diluar sana ada orang yang ingin berteman dengan saya lebih baik

Saya dikhianati oleh teman saya,
tak apa.. saya yakin diluar sana ada sahabat yang lebih menerima saya apa adanya

Saya dihindari karena jelek,
tak apa.. saya yakin banyak orang jelek diluar sana yang ingin berteman dengan saya.

Namun…

Ini semua tidak mudah, ejekan ini.. penolakan ini.. pengkhianatan.. penghindaran ini tidak serta merta mudah saya terima.

Saya tidak langsung meyakinkan diri bahwa kedepannya saya akan menjadi lebih baik, saya akan menemukan yang lebih baik.

Saat itu yang ada didalam kepala saya hanyalah diluar sana ada yang lebih tidak beruntung. Saya meyakini diri saya melalui pandangan itu dengan begitu keras, sampai-sampai saya tidak sadar bahwa luka itu mulai menjadi tembok pertahanan bagi saya.

Ya,
Kini saya berdiri tegak bukan karena orang lain, bukan karena cinta yang telah datang, bukan karena saya akhirnya sadar bahwa banyak orang yang mulai menyayangi saya. Saya berdiri tegak karena diri saya sendiri, saya membentuk benteng pertahanan, benteng pertahanan yang kini melindungi saya dari berbagai cercaan yang dulu menyakiti saya.

Mungkin saya mengatakan bahwa diluar sana masih lebih buruk, tapi saya tak pernah lari, saya masih bisa menatap mereka dan tertawa bersama meski pada akhirnya dada saya perih, perih itulah fondasi terkuat, meleburkan keberanian saya menjadi sebuah tameng.

Maka jadikan saya sebagai kita.
Karena hidup tidak baik untuk disia-siakan.
Akan ada waktunya kita mengalami hal-hal tidak menyenangkan, namun selalu ada waktu dimana ketika hal tidak menyenangkan itu berubah menjadi paling nikmat dalam kehidupan ini.

Selamat bulan desember, selamat berefleksi diri, selamat untuk selamat.

No comments:

Post a Comment