Aku dan Penyesalan

Banyak yang kusesalkan didunia ini, yang tidak mampu kuatasi dengan baik.
Sama banyaknya dengan kejadian-kejadian yang membuatku tidak mampu memaafkan diriku sendiri.
Luka lama yang dipelihara, tanpa ampun dan pamrih memaafkan diri sendiri.
Menendang keluar segala kearifan dan kebijakan bahwa kesalahan itu murni dari diri sendiri tanpa melihat maaf diselanya.
Aku berdosa tanpa cela.
Dan aku terjebak pada hal itu.
Sampai sesak nafas ini,
Sampai sesak dada ini,
Sampai kadang hilang sadarku didunia ini.

Aku terbebani dosaku sendiri.
Dan orang-orang selalu melihatku baik-baik saja.
Aku meminta pengampunan pada Tuhan,
Namun aku sendiri tidak mengampuni diriku.
Aku memaki diriku sendiri tanpa kenal lelah,
Aku mencela diriku sampai jurang tak berdasar,
bila lelah menghadang aku diam sebentar.
Pergi keluar adalah bagaimana aku berlari dari kenyataan bahwa kesulitan terbesarku adalah memaafkan diriku sendiri.

Orang lain bisa salah, aku memaafkan dan memaklumi.
Bila diriku salah, maka aku terjebak didalamnya.
Kisah klasik masa lalu dan aku terjebak dalam simfoni masa lalu itu.
Menyalahi atas apa yang terjadi tanpa sadar bahwa hal itu bisa diperbaiki kemudian hari.
Hatiku begitu keras menyalahkan diriku, menimbang-nimbang bahwa tiada yang baik dan benar.
Begitu meremehkan dan merendahkan diri sendiri.
Manakala support orang lain maka sesungguhnya aku sedang support diri sendiri.
Bahwa segala perlakukanku ke orang lain adalah apa yang aku harapkan, bahwa aku dapat memperlakukan diriku sebaik itu.

Tidak lagi memaki diri sendiri,
Tidak lagi menghina diri sendiri,
Tidak lagi menjatuhkan diri sendiri,
Tidak lagi berkata bahwa yang dulu itu adalah kesalahan tanpa ampun.

Berkata bahwa yang masa lalu adalah masa lalu.
Segala yang lalu hanya bisa diperbaiki kini.
Kamu telah berusaha semampumu, berhentilah menyalahkan dirimu.
Maafkanlah hidupmu yang dahulu, mulailah yang baru dengan baik.
Tanpa mereka yang lalu, kamu tidak akan memikirkan hal-hal sekarang di hari ini.

Tersenyumlah.
Kamu telah melakukan sebaik semampumu, telah mencapai kesepakatan dalam pemahaman sebaik ini karena hari lalu yang kelam dan membuatmu bersedih.
Kamu yang sekarang, yang telah mengakui dosa-dosamu dan minta maaf karenanya.
Berusahalah hidup dengan baik kini.

No comments:

Post a Comment