Surat Cinta 10


demi bintang yang bertabur dilangit, bidadari ini duduk dihadapanku, berbicara padaku, suaranya merdu dan wajahnya bercahayakan terang rembulan, cantiknya adalah diluar kata-kataku, dan hatinya adalah cinta dengan limpahan asa, hai bidadari perebut hatiku bolehkah aku bersanding denganmu, menggapai angan bersama-sama, merajut asa terangkai menjadi satu kenangan…
ungkapan hati dari lelaki hina yang bukan saja menyembahmu tapi merindumu, sejak awal pertama bertemu dan engkau dengan wajah ayumu membuatku terpana dan terpenuhi gelora asmara..
bagiku malam tak lagi malam ketika ada dirimu, malam telah beranjak menjadi pagi yang cerah, bukan saja semangat yang menjalar dalam diriku tapi dirimu bayang-bayangmu merasa bersatu dengan hati ini..
kekasih ingin kupanggil dirimu seperti itu tapi bukan main, hinanya diriku tak akan mampu membuatmu membalas rasaku, bukan karena aku merasa rendah diri, meski memang ya aku rendah diri dihadapan putri cantik bak malaikat sepertimu!
Astaga dengan keanggunan angsa istana kau seperti bidadari turun dan kupastikan engkau tak akan pernah naik lagi ke kahyangan..
Inilah rasa yang telah bersatu dalam detak jantungku dan setiap nafasku, berharap engkaulah yang menjadi segalanya berubah menjadi hidupku seutuhnya.

No comments:

Post a Comment