Hari
ini hari yang sangat cerah dengan mentari bersinar, siang yang sungguh indah
untuk menghabiskan waktu diluar, ucapku dalam hati, jadilah aku disini,
ditengah sepinya mall ditemani oleh brand-brand ternama..
“angela..” panggil seseorang kepadaku,
dan tengok adalah jawabku, kutemukan dia, sosok wanita yang setia menemani
masa-masa sma-ku, Imelda..
“Imelda, temanku tersayang..” sahutku
lalu memeluknya penuh erat, meski dia bukan teman dekatku, hanya seseorang yang
menemani masa-masa sma yang cukup sulit bagiku.
“sedang belanja ya?” tanyanya, aku
hanya mengangkat tangan yang sudah habis dimakan tas belanjaan sebagai jawaban,
“kamu lagi apa disini?” tanyaku, dan
dia hanya tersenyum lalu menggandeng lenganku menuju sebuah resto makanan,
“aku yang punya, ini adalah cabangnya”, jawabannya membuatku kaget, ya Imelda, anak beasiswa yang mendapatkan beasiswa penuh, yang bekerja keras siang dan malam demi kehidupan kerasnya di Jakarta, yang dulu mempunyai mimpi membangun restoran dan kini dia mendapatkan segalanya, dia mendapatkan mimpinya,
“aku yang punya, ini adalah cabangnya”, jawabannya membuatku kaget, ya Imelda, anak beasiswa yang mendapatkan beasiswa penuh, yang bekerja keras siang dan malam demi kehidupan kerasnya di Jakarta, yang dulu mempunyai mimpi membangun restoran dan kini dia mendapatkan segalanya, dia mendapatkan mimpinya,
“serius? Wah hebat juga kamu, udah gue
bilang dari dulu kan kalo kamu tuh hebat dan pasti bisa” ucapku dan hanya
disambut senyum olehnya,
“maamaaaaa…” teriakan kecil disambut
dengan pelukan hangat dari Imelda,
“halo putri tyaku sayang” jawaban dari
Imelda yang disertai dengan pelukan hangat,
“halo sayang, makasih ya udah luangin
waktu..” sahut Imelda kemudian, kini dia bersandar dengan suaminya, cristan,
dan anaknya yang manis Tya, aku tertegun oleh pemandangan ini, aku terhenyak
oleh keadaan ini..
“ah tya, ini tante angela, ayo beri
salam”,
“halo tante cantik” panggilan tya
membuatku tersenyum kecut,
“Imelda aku langsung pulang ya, baru
inget ada acara dirumah” ucapku lalu pergi meninggalkannya.
Siapakah
aku? Hanya debulah aku, hanya gelaplah aku, aku hanya setitik kecil kelam di
tengah dunia yang indah…
Pemandangan
indah yang baru saja kutemui, sebuah keluarga kecil yang cantik, bermandikan
senyum dan tawa renyah disetiap sudut cerita yang mereka rajut, keluarga yang
saling membina, saling menyayangi..
Lalu
siapakah aku?
Lalu
apakah aku?
Lalu
bagaimana dengan diriku?
Angela
Liliana, nama yang begitu cantik dengan kehidupan yang begitu indah
menerangiku, dengan kehidupan yang berlimpah harta, dengan kehidupan yang
begitu manis, dengan kehidupan yang begitu sepi.. sepi tanpa orang tua.. sepi
tanpa siapapun yang ada disisiku..
Orang
tuaku? Aku tak punya, mereka meninggalkanku terlebih dahulu, menghadap sang
khalik, meninggalkanku dalam balutan keterjaminan kehidupan yang layak, dengan
kakak yang mengendalikan semua-muanya..
Dan
aku hanya duduk santai sambil merasakan gemerlapnya dan silaunya harta-harta
ini, kakakku tak pernah mengeluh, Andi Raymond, dialah kakakku, tak pernah
mengeluh, tak pernah memintaku melakukan hal yang tak kusuka, tak pernah
membuatku kesusahan, namun selalu melindungiku, selalu menjagaku, selalu terlihat
dimanapun aku berada..
Ketika
aku menangis terisak kehilangan mama dan papa, dia hadir dan memelukku dengan
lembut,
Ketika
kesepian datang menghadang, dia hadir menemaniku menonton dan bermain sebentar,
Ketika
sakit menghalau, dia hadir menjagaku sampai sakitku hilang..
Dia
kakakku tersayang, yang sayangnya tak pernah kumiliki..
Dia
kakakku tersayang, yang tak boleh aku miliki..
Kini
perasaan itu lama menghilang seiring dengan menikahnya kakakku dengan gadis yang
amat dicintai, Anastya Rifalina, gadis pekerja keras, lembut dan sangat
keibuan, kakakku bertemu dengannya dikantin dekat kantor perusahaan, hubungan
cinta yang unik pun dijalani sampai akhirnya anastya dan kakakku menikah.
Aku
sendiri?
Saat
kakakku menikah aku dalam masa-masa terkelam dalam hidupku, dan Imelda adalah
satu-satunya teman yang saat itu aku kenal dan tahu, rasa belanjaku menjadi
candu yang memuakkan, aku benar-benar hancur dan gila, aku berantakan dan butuh
pertolongan, dan hanya Imelda yang ada disaat itu menemani segala tangisku dan
segala deritaku, perubahan drastisku menjadi alarm bahaya bagi kakakku dan
istrinya yang kemudian mengirimku ke luar negeri secara paksa, dengan pantauan
penuh dari pengasuh kecilku, inilah fase dimana aku belajar melupakan cinta
terlarang adik dan kakak, dan baru kusadari aku butuh Imelda, aku
membutuhkannya, apakah dia cintaku?
Pikiran
baru mulai timbul dan lebih membahayakan, aku yang sedang bimbang dan bingung,
terombang ambing oleh rasa yang timbul dan tenggelam..
Bimbang
oleh rasa yang ada dan tak ada, saat itulah aku intens berkomunikasi dengan Imelda
yang jauh di Indonesia dan aku di Jepang.
Komunikasi
ini lama-lama diketahui oleh pengasuh kecilku dan kakakku, yang kemudian
dilanjutkan dengan interogasi kepada Imelda, dan sejak saat itulah aku mendadak
berhenti berkomunikasi dari Imelda, dan mulai keluar masuk psikolog dan yoga,
berharap aku berubah dan menjadi wajar sepenuhnya.
Kehidupan
yang kujalani lebih berat daripada yang aku tampilkan dalam kehidupan…
Saat itu, ketika segala beban jiwa
telah kulepas, segala hidup telah kurenggangkan, dan kehidupan telah kembali
seperti jalannya, aku yang telah menyelesaikan studiku kembali ke Indonesia.
“hari kembalinya kamu adalah hari ulang
tahun perusahaan yang berarti hari ulang tahunnya kamu, jadi kakak harap kamu
dapat hadir ya adikku manis..” ucap kakak dari telfon, aku hanya mengiyakan
lalu langsung menutup telfon tanpa mengucapkan salam, aku kini tinggal disebuah
apartemen didaerah sudirman, bukan hanya untuk menghindari kakakku dan istrinya
tapi juga mempersiapkan diri untuk bertemu dengan mereka, tentunya ini adalah
moment yang tepat. Jakarta.. aku kembali,
Yang terjadi agarlah terjadi, karena
indahnya hidup adalah tragedy tragedy yang ada didalamnya..
Malam itu sungguh ramai, semua undangan
datang, karyawan sampai OB pun tak lupa diundang oleh kakakku, meski ruangannya
dipisahkan agar tak ada rasa janggal dan aneh.
“kenapa tak sekalian kau pisahkan saja
harinya?” tanyaku sambil memainkan gelas bibir,
“karena aku tak bisa cantik, sedangkan
aku ingin ada ditengah-tengah mereka”,
“serakah..” sahutku kemudian sambil
memiringkan kepala lalu pergi menembus keramaian menuju ke balkon, dia hanya
tersenyum sembari memegang dadanya,
“apakah tidak sebaiknya kita beritahu
dia?” tanya Anastya, dan kakakku hanya menggeleng,
“aku pastikan dia tahu, tapi tidak saat
dia sendiri seperti ini..” jawab Andi,
Aturan
dan hidup adalah sesuatu yang tak akan terpisahkan, namun apakah harus seperti
itu?
“kalau begitu keadaannya kita harus
menentukan rapat secepatnya, besok pagi, kamu siapkan proposalnya, besok saya
hubungi lagi untuk kelanjutannya”, di balkon itu bukan hanya ada aku tapi
seorang lelaki tampan yang mempunyai muka keras dan berperawakan menawan,
“sibuknya..” ucapku sambil memandang
kosong kedepan,
“maaf?” tanyanya lagi,
“kamu gak tahu siapa saya, padahal kamu
diundang ke ulang tahunnya, apa itu sopan?” tanyaku lagi
“maaf?” dia mengucapkan hal yang sama
untuk kedua kalinya, itu membosankan..
“membosankan, siapa namamu?” tanyaku
“kamu gak tahu siapa saya? Padahal kamu
mengundang saya ke ulang tahunmu, apa itu sopan?” ah.. dia membalikkan
pertanyaanku, aku tersenyum lalu berjalan pergi..
Denting
denting nada itu menakjubkan namun sayangnya ada kepahitan dan kepedihan yang
terselip di tiap nadanya..
Tepukan tangan berhamburan dari para
hadirin, memberikan appreciate kepadaku melalui permainan pianoku yang apik..
“permainan yang indah sekali dari nona
muda Angela, dan tentunya ucapan selamat ulang tahun kami sampaikan sekali
lagi, silahkan nona bilamana ada yang mau disampaikan” ucap mc, dan hadirlah
mic di tanganku,
“tentunya hal pertama yang harus saya
ucapkan adalah terima kasih banyak atas tepuk tangan yang begitu meriah atas
permainan saya, dan terima kasih atas kehadiran kalian semua, dengan waktu yang
sengaja diluangkan, di ulang tahun saya, yang juga ulang tahun perusahaan dan
bisa dikatakan dimana hari kembalinya saya setelah studi panjang di jepang,
saya mengharapkan bantuan atas kehadiran saya disini kedepannya dan satu
pengumuman lagi, saya akan menikah dengan Steven Dewantoro, tolong steven maju”
ucapku sambil tersenyum, namun sebaliknya dengan para hadirin dan steven yang
baru saja selesai menelfon, bingung dengan apa yang terjadi apalagi
bersangkutan dengan dirinya,
“selamat ya pak steven, atas rencana
pernikahannya dengan nona Angelina” ucapan selamat yang hangat melayang
memenuhi pikiran steven yang akhirnya menarik dirinya ke hadapanku, aku
tersenyum puas.
Aku
memilihmu bukan hanya karena aku ingin tapi ada getar yang kurasakan ketika
melihat wajahmu yang keras..
“aku sama sekali tak mengenalmu, aku
tak tahu siapa kamu, dan yang terutama kita baru pertama kali bertemu kemarin,
face to face di balkon, bahkan kamu tak tahu aku sudah beristri atau belum, aku
sudah punya pacar atau belum, atau bertunangan” dia ngomel-ngomel membuatku
tertawa hebat, ekspresinya lucu sekali
“jangan tertawa kumohon Angelina, kamu
tuh gila ya..” sambungnya lagi
“aku gila, gila karena kamu” jawabku
“lagipula, tak ada cincin pertunangan
apalagi pernikahan yang tersemat dijari kamu, dan ucapan selamat yang kemarin
dilayangkan semua orang aku rasa kamu gak punya pacar, yah mungkin patah
hatinya wanita-wanita diluar sana bukan urusanku” sambungku, membuatnya
garuk-garuk kepala,
“tapi ini soal pernikahan, sacral,
meskipun aku businessman tapi aku mengerti betul tentang sucinya pernikahan dan
cinta yang terjalin didalamnya” sahutannya membuatku tersenyum puas, lalu bersiap
pergi
“kita akan menikah 2 minggu lagi,
undangan akan segera disebar, bersiap ya..” dan berlalulah aku meninggalkan dia
dengan segala yang ada dipikirannya.
Waktu
tak akan pernah bisa kita ubah atau putar, waktu juga tak akan pernah berhenti
untuk melihat kita memperbaiki kesalahan yang terjadi di masa lalu..
Pernikahan yang begitu megah dan
terlihat matang, membuat persepsi semua pihak menyatakan kami sebagai pasangan
serasi dan telah menjalin cinta yang begitu dalam, padahal dibalik layar ini
steven terus saja membeo tak henti dan terlihat sangat stress, apalagi orang
tuanya yang tak pernah membayangkan akan menikahkan anak kesayangannya dengan
menantu yang memang sudah diidamkan sejak dulu..
“selamat yaaa..” semua ucapan selamat
membuatku tersenyum puas, pernikahan ini bukan saja membuatku tersenyum tapi
juga membuatku menampilkan aura kecantikan yang luar biasa, yang menyentuh hati
setiap hadirin yang datang, yang mengatakan bahwa aku terlihat seperti malaikat
yang turun, pujian yang indah dan mempesona.
“jangan terus memperhatikan aku seperti
itu, nanti aku bisa meleleh” ucapku padanya sambil tersenyum, membuatnya
menunduk malu lalu kembali menyalami para hadirin.
“Andiiiiii!!!!” tiba-tiba saja teriakan
itu ada, tiba-tiba saja teriakan itu hadir diantara kami, tiba-tiba saja
kakakku tersayang jatuh dihadapanku, tak sadarkan diri..
Kenapa
kak? Kamu kenapa? Ada apa? Dan aku pun seperti tersengat, jatuh tak sadarkan
diri juga. Ini membuat para hadirin panic dan langsung melarikan kami berdua
kerumah sakit.
“angel angel?” siapa yang memanggilku?
Ketika kubuka mata ini kulihat mata cemas steven, Imelda dan beberapa temanku,
aku langsung menangis sesenggukan,
“semuanya baik-baik saja adikku manis”,
itu suara kakakku, tangisku jadi meledak, aku pun bangun dan mengharapkan
pelukan darinya,
“kamu cemas ya, tapi aku baik-baik
saja sayang..” aku hanya mengangguk tanpa bisa berhenti menangis.
Aku
tak bisa kakak aku tak bisa menampik pikiran bahwa hidupmu tinggal sebentar,
Semenjak
itu, usai pernikahan yang heboh dan segala kejadian yang menyelinginya aku
sering menghabiskan waktu bersama kakakku daripada suamiku sendiri dan dia
baik-baik saja.
Tibalah hari itu ketika hati bergetar
pilu, mataku memanas dan tangis tak terbendung lagi, aku terjebak lagi dalam
lembah kegelapan, kini lebih gelap dan tak ada siapapun yang dapat menolongku,
bahkan aku melupakan bahwa aku punya tempat bersandar, suamiku..
Aku
kembali kepada kebiasaan lama, aku kembali kepada kehidupan lamaku namun kini
aku lebih berantakan,
Steven
ia telah menolongku semampunya dan sebisanya, namun akulah yang menampik
pertolongan itu, akulah yang menolaknya, aku yang dulu menariknya kini
melemparnya begitu saja dan membatasinya dengan area aman yang hanya ada aku
seorang..
Meski waktu tidak akan pernah bisa
diubah, meski waktu tidak akan berputar kembali, namun memperbaiki adalah cara
menembus kesalahan masa lalu..
Semua kenangan itu bermain dikepalaku,
membuatku tersadar kini aku ada dimana, kini aku siapa..
Istri
kakakku, Anastya memutuskan untuk tidak menikah dan memilih mencurahkan sepenuh
hati untuk ketiga anaknya yang kini tumbuh semakin dewasa, Steven yang
mengambil alih kepemimpinan kakakku, Imelda dan keluarga kecilnya yang hangat
begitu menyentuhku, begitu menyadarkanku.
“halo sayang..” ucap steven, suamiku
yang setia sampai sekarang menemaniku, menemani masa-masa sulitku dan setia
dengan kesabarannya, apakah dia mencintaiku sedalam itu? Dia membawa sebuket
mawar merah yang wanginya tak terkirakan dan tak mungkin kutolak,
“sayang..” aku langsung memeluknya,
“sayang..” ucapku sekali lagi, steven
yang kaget namun bahagia, akhirnya aku dengan kesadaranku bahwa ada
keberadaannya, tersenyum dan memelukku lebih erat,
“aku merindukanmu sayang..” ucapnya
membuatku menangis sesenggukan,
“aku pulang..” bisikku, dan dia
memelukku lebih erat lagi sampai sulitku untuk bernafas..
“kau berencana membuatku masuk rumah
sakit ya?” sahutku sambil tertawa, membuatnya melepaskanku,
“karena aku begitu mencintai istriku
yang sangat cantik ini..”
“sejak kapan kamu mencintaiku? Orang yang
baru pertama kali kamu temukan dan dengan berani mengumumkan ke public bahwa
aku akan menikah denganmu?”
“aku tertarik ketika kamu memainkan
piano yang begitu menggugah, dengan nada-nada menakjubkan namun diiringi dengan
rasa sakit yang tak tertahankan, ketika itu tiba-tiba saja ada telfon dan aku
harus meninggalkan permainanmu yang belum selesai” dia tersenyum sejenak sambil
memandang mataku,
“lalu ketika di pernikahan kita,
kecantikanmu, auramu membuatku harus berfikir dua kali untuk menolak gadis
sepertimu, kelembutanmu dan kebaikanmu pada semua orang, yang tercermin darimu,
sejak itulah aku mengikrarkan dalam hati kamu adalah satu-satunya wanita yang
akan kujaga dan kucintai. Lalu kini ketika kamu kembali aku jatuh cinta untuk
kedua kalinya, jatuh cinta kepada wanita yang sama, yang dahulu merebut hatiku..”
Aku
tersenyum, aku bahagia….. inilah cinta yang selama ini kucari, inilah cinta
yang selama ini kunanti-nanti.. inilah cinta yang aku dambakan.
Hidup adalah
sebuah keajaiban, Dimana kita akan menemukan begitu banyak makna yang ada, Dimana
kita sendiri menjadi bermakna.. Hidup adalah kamu dan aku, kita semua bukan
tentang kamu sendiri, Hidup adalah sulaman cerita yang menghidupkan. Dan cinta
adalah yang membuat hidup adalah hidup. Dalam hidup ada begitu banyak pilihan,
kamu mau maju, mundur, atau berhenti..
Kamu bisa saja
memilih untuk berhenti lalu apa?
Kamu bisa saja
memilih mundur dan menyerah lalu apa?
Kamu bisa saja
memilih maju dan menjadi bahagia… hidup adalah bagaimana perjuangan, bukan kamu
seorang diri, tapi orang-orang disekelilingmu, untuk menjadikan hidup
keindahan, anugrah hidup tak terbantahkan..
Hidup adalah
cinta dan sayang dari orang-orang disekeliling kita, cinta dan sayang kita
untuk mereka semua..
No comments:
Post a Comment