Terima kasih kepada Mimpi, entah Aku harus memanggilmu Mas Mbak, Om Tante, atau apa..
Tapi bagaimanapun dirimu Mimpi, adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang.
Mimpi, Aku mengenalmu semenjak Aku belum mengerti apa Kamu, semenjak Aku masih menganggap Aku bisa menjadi apa saja, dan akan berubah menjadi apa saja yang Aku suka.
Mimpi, Aku mengetahuimu ketika Aku akhirnya beranjak besar, mengenyam pendidikan, Guru sekolahku memberikan tugas, bertanya tentang Mimpi Kami, bertanya tentang mau jadi apa Kami, dan Aku dengan lantang berkata Aku ingin menjadi guru, namun yang kutuliskan dikertas Aku malah mau jadi Dokter, sebuah pekerjaan yang hampir diimpikan semua anak seusiaku, dengan jas putih yang keren, stetoskop yang setia menggantung di leher, dan gaya necisnya, semua orang patuh dan hormat kepada sosoknya.
Mimpi, ketika Aku beranjak semakin besar lagi, Aku memimpikan akan menjadi seorang penulis, dengan talentaku menjalin kata-kata yang sampai sekarang masih kukembangkan, namun apa daya semua tulisanku bahkan tak pernah mencapai garis akhir dan hanya tergantung ditengah perjalanan, menunggu untuk diselesaikan atau terhapus dan tak pernah diingat.
Mimpi, ketika Aku beranjak lebih besar lagi, Aku pun melupakan semua Mimpi yang pernah Aku ukir didalam hati dan pikiran ini, melupakan mimpi-mimpi yang sesungguhnya menjadikan Aku hidup..
Mimpi, ketika Aku tengah beranjak menjadi dewasa Aku menyadari seutuhnya bahwa semua hal yang kita ingini tak bisa tercapai begitu saja, Aku harus memilih mimpi yang mana, yang sesungguhnya ingin kurengkuh semuanya, tapi dengan dayaku dan dengan semangat yang patah Aku pun beralih kepada Mimpi yang lain.
Mimpi, perjalanan panjang itu membuatku kembali kepada titik awal, menjadi seorang pengajar, menjadi seorang yang bisa mengajar, mengajarkan kepada mereka tentang apa yang kuketahui dan yang belum mereka ketahui, berbagi canda dan ilmu, berbagi segala yang ingin kubagi kepada mereka.
Mimpi, Aku telah kembali kepada cita-cita awal yang telah tertanam dengan baik di dalam hatiku dan rupanya menjadi darah dalam nadiku, tapi Aku sempat meragu dan menatap langit bagaimana baiknya Aku menjalankan mimpi ini, dan Mimpi pun menjawab melalui mimpi mimpi alam bawah sadarku yang selalu menghiasi mimpi indahku dengan baik sekali. Aku bisa, Aku akan dan menggapai titik awal Mimpiku.
Mimpi, Kamu dengan setia menemaniku, dari Aku dikandung, dari Aku beranjak dewasa, ketika Aku melepasmu, ketika Aku berusaha menggapaimu lagi, dan kini ketika Kamu ada disisiku.
Mimpi, Aku ingin mengucapkan terima kasih dan cintaku kepadamu, bahwa dengan dirimu hidupku akan semakin Hidup :)
Tapi bagaimanapun dirimu Mimpi, adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang.
Mimpi, Aku mengenalmu semenjak Aku belum mengerti apa Kamu, semenjak Aku masih menganggap Aku bisa menjadi apa saja, dan akan berubah menjadi apa saja yang Aku suka.
Mimpi, Aku mengetahuimu ketika Aku akhirnya beranjak besar, mengenyam pendidikan, Guru sekolahku memberikan tugas, bertanya tentang Mimpi Kami, bertanya tentang mau jadi apa Kami, dan Aku dengan lantang berkata Aku ingin menjadi guru, namun yang kutuliskan dikertas Aku malah mau jadi Dokter, sebuah pekerjaan yang hampir diimpikan semua anak seusiaku, dengan jas putih yang keren, stetoskop yang setia menggantung di leher, dan gaya necisnya, semua orang patuh dan hormat kepada sosoknya.
Mimpi, ketika Aku beranjak semakin besar lagi, Aku memimpikan akan menjadi seorang penulis, dengan talentaku menjalin kata-kata yang sampai sekarang masih kukembangkan, namun apa daya semua tulisanku bahkan tak pernah mencapai garis akhir dan hanya tergantung ditengah perjalanan, menunggu untuk diselesaikan atau terhapus dan tak pernah diingat.
Mimpi, ketika Aku beranjak lebih besar lagi, Aku pun melupakan semua Mimpi yang pernah Aku ukir didalam hati dan pikiran ini, melupakan mimpi-mimpi yang sesungguhnya menjadikan Aku hidup..
Mimpi, ketika Aku tengah beranjak menjadi dewasa Aku menyadari seutuhnya bahwa semua hal yang kita ingini tak bisa tercapai begitu saja, Aku harus memilih mimpi yang mana, yang sesungguhnya ingin kurengkuh semuanya, tapi dengan dayaku dan dengan semangat yang patah Aku pun beralih kepada Mimpi yang lain.
Mimpi, perjalanan panjang itu membuatku kembali kepada titik awal, menjadi seorang pengajar, menjadi seorang yang bisa mengajar, mengajarkan kepada mereka tentang apa yang kuketahui dan yang belum mereka ketahui, berbagi canda dan ilmu, berbagi segala yang ingin kubagi kepada mereka.
Mimpi, Aku telah kembali kepada cita-cita awal yang telah tertanam dengan baik di dalam hatiku dan rupanya menjadi darah dalam nadiku, tapi Aku sempat meragu dan menatap langit bagaimana baiknya Aku menjalankan mimpi ini, dan Mimpi pun menjawab melalui mimpi mimpi alam bawah sadarku yang selalu menghiasi mimpi indahku dengan baik sekali. Aku bisa, Aku akan dan menggapai titik awal Mimpiku.
Mimpi, Kamu dengan setia menemaniku, dari Aku dikandung, dari Aku beranjak dewasa, ketika Aku melepasmu, ketika Aku berusaha menggapaimu lagi, dan kini ketika Kamu ada disisiku.
Mimpi, Aku ingin mengucapkan terima kasih dan cintaku kepadamu, bahwa dengan dirimu hidupku akan semakin Hidup :)
Kamu suka nulis cerpen ndak, coba deh ke postingan gue yang berjudul Membaca Sejenak. Siapa tahu tertarik :))
ReplyDeletedibilang suka tapi gak pernah menuntaskan apa yang ditulis, huft deh XD wah oke oke, *langsung berkunjung*
Deletemimpi, seperti judul lagu jaman dulu
ReplyDeletewah benar? ^^, saya kurang tau sama lagu-lagu jaman dulu ;D
Delete