Bersyukur? haruskah?

Suatu hari aku berfikir tentang bagaimana hidupku nanti, apa yang akan terjadi nanti dan seperti apa aku menghadapinya, segalanya menjadi sebuah khayalan-khayalan yang melayang-layang dalam benakku lalu terbang bebas.
Dan kini setelah khayalan itu lenyap berganti menjadi sebuah kenyataan yang pahit.
tak pernah terbayangkan olehku aku akan sendirian didunia ini, tanpa ada seorang pun menemaniku, miris nian nasibku, ketika aku hendak berjalan menuju cahaya aku malah ditenggelamkan kedalam kegelapan.
Symfoni Arabianca, itu namaku terdengar unik dan cukup aneh pelafalannya, terlebih untuk orang sunda, hehe..
namaku pasti akan secara drastis berganti menjadi simponi arabika, entah terlempar kemana an dalam arabianca itu.
orang tuaku adalah sosok yang menyenangkan, selalu merangkul semua dalam kedamaian, mereka adalah sumber kebahagiaan dalam hidupku, dan sumber itu tentunya selalu kujaga dengan sangat baik, sampai tragedi itu terjadi, ayah dan ibuku meninggalkan aku lebih dulu, memang aku menyadari sepenuhnya bahwa setiap orang tua akan berdoa untuk mendahului anaknya namun tidak sedini ini juga, ketika aku baru saja akan masuk masa-masa SMA, dimana semua orang mengatakan ini adalah masa terindah, dan bukan takdir seperti ini juga aku kehilangan mataku, hilang dan hilang, berjanji tak akan pernah kembali.
aku ditelan keputusasaan dan kesedihan luar biasa. Bukan saja karena orang tuaku, diriku tapi juga lingkunganku. aku ini akan kau jadikan apa Tuhan? begitu banyak cobaan datang silih berganti dan beruntun, apakah engkau berfikir Tuhan bahwa aku ini cukup kuat untuk menampung segalanya semuanya?
aku lelah Tuhan, ketika aku tak lagi dapat berdiri dengan mataku sebagai penjagaku, mata yang semua orang puji-puji. Tuhan haruskah aku buta ketika segala harapan dan cita-cita terancang dalam benakku?
Tuhan aku harus salahkan siapa selain dirimu?? aku ini masih muda, aku punya begitu banyak impian, dan Tuhan kenapa engkau jatuhkan aku dalam kedukaan yang luar biasa, apakah engkau fikir aku kuat Tuhan? Tuhan dimana engkau, jawab aku, jawab segala keresahan hatiku hingga aku lega.
 namun engkau diam, diam dalam keheningan yang luar biasa meninggalkan luka yang sangat menyakitkan.

dalam hidup seringkali kita mengucapkan kata bersyukur, lalu menurut anda dari cerita diatas tak bersyukurkah dia?
lalu menurut anda apakah itu bersyukur?
mari samakan perspektif kita tentang bersyukur, bersyukur adalah kondisi dimana kita memaklumi keadaan atau apa yang terjadi, namun hanya berhenti sampai disinikah?
tidak, ungkapan kata bersyukur akan sangat tepat bila ada lawannya yakni kepuasaan tanpa batas.
baik adanya bila kita selalu menginginkan lebih, adalah sifat dasar manusia bila sesuatu yang diharapkan berjalan sesuai dengan keinginannya dan apa yang diinginkannya tidak hanya terbatas kepada satu hal saja.
bukankah ini wajar? atau menurut anda ini terlalu diwajarkan?
manusia hidup bergandengan dengan ambisi wajar bukankah?
lalu dimana letak pernyataan tak bersyukur itu?
pernyataan bersyukur terletak pada sebuah keinginan yang ternyata menjadi sebuah ambisi dalam batas kegilaan,
contohnya, orang bilang hiduplah secara sederhana dan raih kebahagiaan itu, dan puaslah terhadap hidupmu namun jangan cepat berpuas terhadap apa yang kamu dapatkan, bingung dengan pernyataan ini? saya juga bingung, hehe..
yaah bisa ditarik kesimpulanlah bahwa ketika kamu menginginkan sesuatu dan ternyata sesuatu itu adalah milik orang lain itu tandanya kamu tidak bersyukur, bersyukur itu adalah kepunyaan barang-barangmu sendiri dan tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkannya, dan jangan sekali-kali menginginkan barang-barang kepunyaan orang apalagi pacar orang meski dia seperti terlihat sempurna dimatamu, nah lho kemana-mana kan jadi topik pembahasannya, hehe.. yawislah bersyukur syukur.. ucapan mudah perlakuan sulit tapi tetep semangatlaaahh =D

No comments:

Post a Comment