Kisah 25

Orang bilang angka 25 itu angka sakral, saking sakralnya banyak banget temen gue yang udah ngabisin angka 25 dengan tidak sendiri. Hampir sebagian teman jomblo gue punah dan gue masih terkapar sambil garuk tembok.

    Entah ada angin apa, tapi gue pengen banget refleksi sebagai perayaan umur gue yang udah nambah. Orang bilang umur hanyalah sebuah angka tapi apakah kalian tahu bagi si mama besar angka ini keramat seperti kuburan nenek moyang.

    Nah, jadi ada masanya di angka 25 ini gue menemukan seseorang yang mengisi sebagian tahun di umur gue ini. Ngisinya pake kenangan manis dan lebih banyak dengan rasa rindu.
Awalnya gue yang udah berdoa dengan mantep minta dikasih jodoh, eh sosok tak bertuan itu datang, menyambut dengan kegembiraan dong gue dan ngucapin banyak makasih sama Tuhan. eL-De-eR, gue rasa sebelumnya gue enggak pernah menyentuh satu kata asing itu, bahkan menikmati artiannya aja enggak tapi gue mau nyoba soalnya seakan Tuhan menjawab pertanyaan gue itu dengan sosok yang dia hadirkan.

Nyinyirin Selipan Iklan Sinetron Bangsa

Apakah kalian termasuk orang yang sering sumpah serapah sama sinetron Indonesia atau setidak-tidaknya menghujat dan berkomitmen untuk tidak menonton sinetron yang disebut sampah itu?

Nah, tanpa munafik gue sendiri sering dibuat kesel sama sinetron Indonesia yang alur ceritanya dipanjang-panjangin mengarah enggak jelas dengan pemain yang kini makin asal-asalan.
Bertebarnya Viu ataupun Iflix menjadi daya tarik sendiri menurut gue, karena disanalah berasal film pendek dengan beberapa episode yang lumayan epik, kuotanya doang sih emang yang enggak epik.

Beralih ke topik utama, kebetulan nyokap gue adalah penganut resmi pecinta Sinetron Indonesia, doi padahal sering menebak sendiri alur ceritanya, geregetan sendiri, gemas sampai pukul-pukul bantal atau mengatakan 'betapa membosankan yang dia tonton karena terlampau lama' tapi ya kenyataannya doi nonton sampe tuh sinetron bersih tuntas dengan keadaan yang dipaksakan.