Karakter GENDUT

 Sumber gambar
sumber gambar
Tulisan ini gue dedikasikan penuh buat para pejuang cinta diluar sana, kita sama sob *toss mesra*.

Jadi pejuang cinta itu emang paling afdol kalo rame-rame, nongkrong rame-rame, dan semuanya dilakuin rame-rame karena kalo berpasangan, pasangannya belum ada.

Tapi masalahnya, jam terus aja berdetak meski hati belum terisi asmara, eh rupanya temen-temen yang rame udah pada punya pasangan. Apes sih enggak cuman keliatan ngenes aja~

"Cari jodoh tuh jangan yang gendut kayak gue, tapi punya karakter kayak gue", celetuk Putri kala itu, disambut tawa Miko.

Putri, Gita, Nesya, Miko dan Gue sedang ngobrol santai di salah satu tempat ngopi di Jakarta, dan pernyataan ini seperti pengantar awal dari perbincangan kami sore itu. Mungkin buat gue ini salah satu inspirasi untuk nulis artikel yang udah bau Cappuccino ice dengan 3 bungkus gula biar paitnya gak nyesek dihati (nah kan jomblo baper).

Limit Dewasa

Sumber


Gue pikir semua punya ketakutan, gue pikir semua juga punya phobia.
Dulu gue gak takut apa-apa, dulu banget waktu gue masih dikandungan.
Karena gelap gue sendiri gak ngerti apa yang perlu ditakuti.
Pas kecil, megang apa-apa, makan apa-apa main santap aja gak perlu mikir kayak sekarang.
Setelah beranjak dewasa gue pikir punya sesuatu yang ditakuti itu perlu dan keren banget. Akhirnya dengan meditasi beberapa hari dan melakukan studi banding ke beberapa kawan sejawat gue menemukan hal keren yang kudu ditakuti tapi gak norak-norak amat.

Iya, semisal orang takut karena mengalami trauma yang menyakitkan, gue takut karena gak mau dianggap cewek super strong yang gak punya ketakutan, menurut gue waktu itu punya ketakutan adalah manis, cewek banget gitu.

Gue bertekad bahwa gue takut kecoak, apapun bentuknya, megang pun males.

Tapi lucunya ketika gue LDK dan ada kecoak merayap semua teriak, gue coba teriak tapi ya namanya kecoak gak punya otak diteriakin, kita yang makin histeris bukan kecoaknya. Gue akhirnya tendang kecoak jauh-jauh sambil mencoba teriak kiyut, hasilnya emang agak menjijikkan tapi gue berhasil dapat sorakan kegembiraan dari temen-temen lain. Di lain waktu kecoaknya terbang dan gue bener-bener jadi histeris. Saat itu gue bertekad, gue takutnya sama kecoak terbang bukan merayap. Gue udah bertekad bulat gue takut kecoak terbang.

Balada Cinta Bakso Rusuk


"Mungkin aku suka padamu", Bakso mengatakannya terang-terangan kepada Urat, Urat tersenyum manis lalu mengatakan sesuatu diluar dugaan.

"Aku juga suka, tapi sayang kita hanya bisa bersatu namun tidak bisa sehati. Aku hanya bisa jadi pelengkapmu meski nama kita disandingkan bersama", Bakso luar biasa terkejut, begitu lama mereka bersama bahkan sesekali menjadi idola bagi orang lain, begitu dielu-elukan. Namun kenapa nasib mengatakan hal yang begitu menyedihkan seperti ini.

"Kenapa?" Bakso bertanya kembali pada Urat, sungguh bukan ini yang diinginkan Bakso, bukan akhir yang seperti ini setelah sekian lama mereka bertukar mecin untuk saling menyedapkan.

Musim Demo


Mungkin gue gak terlalu paham ya sama yang dipertengkarkan atau diperdebatkan orang-orang diluar sana, gue juga kurang paham ketika buka media sosial isinya adalah pertentangan.

Gue juga kurang paham kenapa selalu dapat jarkom-an baik broadcast atau private message untuk mendukung pihak-pihak tertentu. Tiba-tiba gue jadi merasa sepenting itu.

Katanya sih masalahnya berakar dari kata "pakai", entah apa yang dipakai, pakai penghinaan atau tulus pakai saja.
Yang jelas si "pakai" sudah menimbulkan huru hara dimana-mana, kasihan sekali si "pakai" ini.
Padahal dia cuman kata tambahan, tapi harus mendatangkan pakar telematika dan telepati, dikaji begitu serius sampai membawa ancaman dahsyat pada negara NKRI tercinta.

Saudagar Kopi : "Hujan Rasa Kopi"


Sore itu hujan deras menerpa Jakarta, gue  pikir hujan aja udah cukup buat gue mikir untuk pulang, tapi petir yang bergotong royong bersuara membuat gue langsung menghentikan niat pulang.
Nesya bilang Dewa Zeus lagi berantem sama Dewa Poseidon, wtf banget buat gue ketawa karna gue yakin dihari sebelumnya dia pasti bersinggungan sama cerita Romawi.
Ketika langit mulai mereda, gue kembali mengurungkan niat dan mengubah haluan bersama Nesya dan yang lainnya menikmati kopi bersama rintik hujan kota Jakarta.

"Saudagar Kopi" adalah tempat yang kami pilih, membunuh waktu seperti tanpa arti.
Miko one person who coffee addict, dia seringnya ngajakin ngopi cantik, Nesya pun begitu. Nah kalo gue, minum starbucks aja baru 3 bulan yang lalu, karna ada promo, dan setelahnya gue pusing. Haha, mungkin gue adalah satu-satunya orang yang minum starbucks aja pusing.

Komunitas Eden, Edankah?


Merasa pernah mendengar satu komunitas ini? Kalau tidak pernah mungkin kalian bisa baca ini, berita mengenai Ibu Lia, beliau adalah pemimpin sekaligus pencetus komunitas Eden atau ini deh berita terbaru diakhir tahun 2015.

Lalu kenapa gue tiba-tiba mengungkit kenangan lama macam mantan yang gak bisa move on. Jelas bukan karena gue butuh sandaran hidup tapi karena ketenangan sabtu gue terusik oleh sohib yang minta ditemenin ke komunitas ini.
Apa tujuannya, ya jelas tujuannya bukan buat gabung ke dalam komunitas ini, tapi mengumpulkan bahan untuk tugas multikultural dia. Gue sebagai sohib yang emang udah baik dari sananya ya tentu saja mengiyakan, lebih-lebih gue cukup penasaran sama komunitas yang beritanya bahkan masuk silet, dulu silet itu tenar banget, gue bahkan gak pernah kelewatan setiap episodenya dan seneng banget niru mbak feni rose waktu ngomong 'silet' kayak ada tajem-tajem nya gitu, tapi ya silet udah bubar sekarang semenjak mbak feni rose lebih milih jualan apartamen yang besok senin harganya udah naek.

Masyarakat Cerdas Informasi





Heyho, ada baiknya kalian menonton video singkat diatas sebelum beralih ketulisan yang bakalan buat kalian berfikir dua kali.

Gerakan #SayaSehati ini beranjak dari gerahnya segelintir para pemuda akan media massa yang dinilai tidak terlalu bijak dan terjepit kondisi atasan-bawahan untuk menyebarkan segala informasi, ini semua didukung pula dengan kondisi masyrakat yang tidak mumpuni terhadap info dan kebanyakan pasrah pada ketidakberdayaan untuk menelaah segala informasi.

Bertumbuh Sebagai OMK yang (+) di Tengah Keluarga

Siapakah OMK itu?
Sepenting apakah OMK?
Bagaimana peran mereka dalam keluarga?
Apa fungsi mereka dalam keluarga?

Tentunya banyak pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam kepala kita, mengenai hal-hal ini.
Menariknya Sie Kepemudaan Paroki Bekasi Utara, Gereja Katolik Santa Klara mengangkat OMK dan Keluarga sebagai topik hangat dalam seminar OMK (Minggu, 02.10.16).
Pembukaan bagi bulan Oktober yang sangat bermakna.

Sebagai pembicara Fr. Charles Lelu Talu, OFM seminar ini dimulai pukul 10.00 wib tepat di Kapel Asri dan dihadiri sekitar 50 orang OMK dari 11 wilayah.
Buat gue sendiri kebanyakan ngeliat muka baru dan kali ini temen-temen dari satu wilayah gue berhalangan hadir, alhasil gue sendirilah yang menampakkan diri di seminar itu.

Perempuan dalam kereta

sumber
Mendung merudung Bekasi, udara pagi yang dingin bahkan membuatku tak mau beranjak dari tempat tidur.
Ya tapi apa boleh buat bahkan beruang yang hibernasi pun harus mencari makan. Kupaksakan diriku bangun dan dengan langkah 2 nyawa aku ke kamar mandi. 

Harus semangat, pikirku. Klien hari ini sangat penting dan aku harus dapatkan project ini. 

Hari yang merudung kelam membuatku memilih menaiki kereta. Kereta seperti membawaku kembali ke nostalgia lama semasa sekolah. Aku selalu menyenangi  naik transportasi satu ini, meski dempet-dempetan namun cepat sampai, memang ada kalanya terlambat tapi tidak terlalu sering. 

"Lelaki dalam kereta"

Sumber
Mungkin ini yang aku rasakan.
Rasa yang hilang, kini dan nanti mungkin. 

Dia ini, lelaki ini. Datang begitu saja seperti semilir angin yang aku sendiri bahkan tidak tahu darimana asalnya. 

Pagi itu, mendung merudung Bekasi. Aku berdiri menundukkan kepala, menunggu kereta di Stasiun Kranji. Aku tidak tahu apa yang membuatku resah, rasa hujan yang membawa memori lama kembali atau tempat kerja baru yang akan kudatangi. 

Mencari Jejak Janji; "Goa Maria Kanada, Rangkasbitung"

One day trip tahun ini sepertinya memang sangat spesial dari ODT tahun tahun sebelumnya. Ditahun ini gue mencari jejak janji dalam keheningan yang sungguh.

Sebenernya bukan karena gue berubah jadi fanatik atau apa, tapi demi menepati janji yang akhirnya gue tepati.

Gue pergi berziarah ke Gua Maria Kanada (KAmpung NArimbang DAlam), Rangkasbitung atau Gereja Katolik St. Maria Tak Bernoda - Keuskupan Bogor.

Perjalanan dimulai dari 05.30 hari minggu (18.09.2016), ketika gue memutuskan untuk siap menapak jalan ini dengan solo backpacker. Mungkin ini bukan pertama kalinya gue dateng kesana tapi ini adalah pertama kalinya gue dateng kesana sendiri.


Tentang Lebai Labiel


Setelah melewatkan berbagai hal-hal luar biasa yang ngebuat kepala jungkir balik dan badan menggemuk,
Setelah beralasan akan segera menulis bila sudah menyelesaikan tampilan baru blog yang akhirnya kembali ke simpel,
Setelah menyelesaikan segala kegiatan yang hina dan akhirnya bisa balik lagi memandang layar laptop,
Sungguh gue kangen banget denger suara ketikan keyboard dan suara kamu.. iya kamu.. kamu jodohku yang belum lahir.

Hujan Semakin Besar Kawan!

Sumber
Hujan semakin besar kawan!
Rintik kemayu itu tidak lagi ramah, dia berubah menjadi bulir besar yang menyakitkan.
Kita sudah tidak bisa bersantai lagi kawan!
Rintik telah hilang tertelan kenangan pahit
Tertelan dan tak mungkin akan kembali.

Hujan semakin membesar kawan!
Sudah tidak ada lagi ampun,
Hujan telah mendendangkan jendela yang longgar,
Menggebrak keras jendela yang terbuka,
Meratap pada atap-atap rumah yang tidak mengerti.

Apa Pentingnya Memaki?

  "Anjing lu"

Mendadak gue langsung nengok ke arah orang yang berteriak, bukan karena merasa diri dimaki tapi lebih kepada rasa kaget.
Jakarta jam sibuk memang sungguh cobaan luar biasa dan barangsiapa yang bisa menghadapinya tentulah orang yang sungguh bertabah hati atau mungkin dipaksakan bertabah ria hingga sesampainya dirumah, melampiaskan kepada tembok putih yang tidak tahu menahu tentang kerasnya aspal kota Jakarta.

Mungkin buat kebanyakan kaum urban yang ngegawe di Jakarta, penatnya pekerjaan dengan gaji yang sok pas-pasan ditambah rumitnya hubungan antar jalanan ibukota menjadi campuran yang lebih nikmat dari es doger Menteng.

Begitu mudah orang terpancing emosi untuk mengatai jalanan dan kemacetan yang luar biasa, belum ditambah dengan bauran bau ketek baju sendiri karena keringnya jalanan ibukota, begitu mentok dan tak sengaja menyenggol keluar kata-kata.
Kata kata yang mulai mengatai atau
kata kata yang dikatai?

Ayo Semangat

Karena Tuhan selalu tau bagaimana membuat gue semangat dan bagaimana menyentuh hati gue. 

Semata-mata tulisan ini bukan hanya untuk pamer, betapa gue beruntung punya Tuhan, bukan juga buat menunjukkan kefanatikan gue terhadap agama gue.
Gue gak pernah bilang agama kalian salah dan agama gue adalah pembawa kebenaran.
Gue berbicara mengenai Tuhan secara hakiki, dan gue ingin bercerita kenapa gue akhirnya buat tulisan ini.

Gue cuman kurang pandai menunjukkan perasaan gue kepada orang lain, kadang gue perlu waktu berhari-hari hanya untuk meyakini bahwa kejujuran adalah hal paling membuat diri beruntung tapi juga harus siap terhadap hasil yang didapatkan.

“Sepucuk Surat Untuk Ayah”

Hai yah,
Apa kabarmu?
Apa dari sana aku terlihat?
Apa disana lebih indah daripada disini memandang kesana?

Yaa, aku rasa manapun akan indah asal aku mengenang terus dirimu yah..
Kini aku telah dewasa, kakak-kakakku pun begitu. Maaf hari ini tidak bisa bawa cucumu ketika berkunjung, bukannya tidak mau tapi masih tidur.

Bukan Takjil Biasa

Tentu setiap Ramadhan selalu berbeda, contohnya #KenanganRamadhanku tahun ini sungguh benar-benar berbeda, kalo kata bang Rhoma “terlalu, jreeng”.

Apa yang membuat beda?

Kenapa bisa beda?

Ya, karena akhirnya Negara Api hanya menyerang Negaranya Aang dan bukan Indonesia.
Moment itu adalah ::
                                                                 Bukan Takjil Biasa

Tingkah Laku Orang Pas Macet

Jakarta Ibu Kota Macet, pasti gak bakal ada yang menampik hal begini. Jakarta itu emang juara banget macetnya, selisih 5 menit aja jalanan udah berubah.
Contoh nyatanya begini ketika gue berangkat jam 05.00 dengan gue berangkat jam 05.05 itu suasana jalanan udah berubah total, yang jelas waktu sangat berarti di Jakarta, berarti untuk dibuang. Hahaha..

So, apa yang ngebuat luka lama terkuak kembali?
Ini karena seorang teman (tapi mesra) #yaelaah, mengatakan begini ketika gue nge-chat dia

Hari Pertama
"Uuh, Jakarta macet banget, pindah juga ke Bekasi kayaknya"

Hari Kedua
"Gila macetnya kota Jakarta"

Hari Ketiga
"Bekasi ngapain ikut-ikutan Jakarta macet sih"

Techno for nature #1

Ajib banget gak sih judulnya?
Rasanya agak seneng aja gitu padahal gue gak ngerti judul yang gue ketik. Hahaha..

Awalnya kepikiran ide ini adalah ketika salah seorang guru cerita sama gue, waktu itu kita lagi menikmati jalanan Jakarta sore hari yang macet dengan obrolan khas si guru.

"Gue itu dulu sering jalan, naik gunung juga sering, nyasar yang membawa keberuntungan juga pernah"

"Lah, gimana ceritanya tuh pak, loe nyasar tapi beruntung?"

Tanya begitu, bener mancing si guru buat cerita lebih dalam dan detail. Katanya dulu dia sering banget nyasar sampe mana tau karena dulu aplikasi peta gak secanggih jaman sekarang lebih-lebih baca map google aja udah keren hape waktu jamannya dia.

Tanda tangan oh Tanda tangan..

Membaca tanda tangan?
Apalagi tuh atau malah udah biasa?
Yang jelas ini gak biasa buat gue, buat tanda tangan artis gue yang sekarang ini kebanyakan dipublish diatas kuitansi ataupun hal-hal bau duit.

Yang jelas ini semua berawal dari kedatangan guru BP ke ruangan gue, duduk manis dibelakang gue sambil bersenandung ria.

"Bu, ibu bisa baca tanda tangan saya?" tanya rekan kerja gue,
"coba tanda tangan disini" jawab guru BP yang berlatar belakang Psikologi ini,

Usai temen gue tanda tangan, lalu dicoba dibaca sama guru BP satu ini. Gak lama dia senyum senyum sendiri dan menuliskan beberapa hal salah satunya adalah sifat temen gue yang ribet tapi mudah beradaptasi dimanapun dia berada. Wah meski ada minusnya tapi plusnya bermanfaat banget.

Ngiri, gue dengan mupeng sambil mata berbinar minta tolong buat dibacakan tanda tangan gue yang gak seberapa ini.

"Kenapa kamu selalu memandang masa lalu?" jleebb dan gue mandang dia sambil ketawa, kayaknya beneran bakat gagal move on nih

Ceritaku tentangnya

Tidak ada hingar bingar padanya, tidak terlihat juga bagaimana yang kebanyakan kulihat.
Dia begitu sederhana, begitu pandangku.
Dia begitu berkomitmen, begitu kulihat.

Aku tidak mengenalnya sebaik orang mengenalnya mungkin,
Kami jarang berbicara apalagi bertatap muka.
Aku hanya mengenalnya, ketika kucoba samar bagaimana aku berkenalan dahulu. Aku terlempar dalam masa lalu.

Beberapa tahun yang lalu, ya kusebut seperti itu. Sebenarnya aku meragukan kami berkenalan saat itu.
Dia dikenalkan padaku oleh seseorang, kukatakan dengan senyum menghias pada wajahku.
"Gue gak aktif digereja, tapi kalo mau gue kenalin sama ketuanya. Nah ini dia..."
Rasanya ketika kubuka memori masa lalu, begitulah caraku mengenalnya dan begitulah caraku bertukar nomor dengannya.
Sesaat kemudian ketika ku mengunjungi rumah Tuhan, kutemukan dia duduk ditempat yang sama, sendiri. Kutanya adakah orang disampingnya, dia menggelengkan kepalanya.

Surat Balasan #2 #Yoana

Balasan untuk Jawaban terbuka untuk tantangan terbuka

Halo Sahabat!
Wah senang campur sedih, karena pada akhirnya ketika diputar-putar angin dan dililit kegelisahan, akhirnya angin mengantarkan surat ini untuk sampai pada pandang matamu.

Sungguh maafkan atas waktu yang kurang memanjakanku hingga kini saatnya untuk membalas segala kata-katamu.

Senang mendengar kamu berusaha untuk terus bangkit sahabat, segalanya memang tidak mudah namun bukan berarti sangat sulit. Kita memiliki kesulitan masing-masing, tapi sampai sekarang kita hidup dan mampu tersenyum adalah bukti bahwa segalanya akan berujung baik-baik saja.
Aku juga senang kamu telah membiarkan tangan berirama dengan ketikan keyboard menyulam kata demi kata, menjadi sedemikian indah meski rapuh.

Kode-kodean

“Mana janji manismu..” 

Lagu Nidji mengalun manis di telingaku, mentari sudah mulai menanjak, terik makin menantang dan aku masih menunggu disini. Menunggu seseorang yang sudah tidak sabar kutemui.

Dia membuatku menunggu selama satu jam, sungguh terlalu kalau kata bang Rhoma, sangat keterlaluan, tapi ku mencoba sabar dan tetap berfikir positif siapa tau dia nabrak dinosaurus hingga harus kerumah sakit dan menungguinya sebentar sampe dinosaurusnya jadi fosil.
Yang pasti aku mencoba sabar.
Lima menit
Dua puluh lima menit
Tiga puluh lima menit
Oke lima menit yang semakin memuakkan, akhirnya aku menyerah. Kunyalakan starter motor lalu pergi melaju menuju jalan kenangan kembali ke rumah membawa kekecewaan yang luar biasa.

Dia dan Kereta Anjlok

"Mas, mau ke manggarai?" tawar gue pada lelaki itu yang duduk termenung dan sedari tadi melirik ke arahku
"bukan, mau ke bekasi" jawabnya dengan senyumnya
"tapi harus ke manggarai dulu kan?" sahut gue kemudian
"iya, deket gak ya?"
"mau jalan atau naik bajaj"
"dilihat dari gps, jalan butuh waktu 50 menit"
"kalo naik bajaj mau share cost?" dia ngangguk dan berangkatlah kami. 

Hari ini memang bukan hari keberuntunganku, padahal sudah berusaha pulang lebih awal tapi malah terhambat di perjalanan pulang.
Lalu lintas kereta yang tadi pagi baik-baik saja tiba-tiba gangguan karena ada kereta anjlok di Manggarai, padahal sebentar lagi jam sibuk kereta tapi malah ada saja yang begini. Aku mencoba sabar dan menanti sebentar, memiliki harapan situasi kembali normal dan kereta yang akan mengantarku pulang membawaku tepat waktu ke rumah. Aku termangu sedih saat mendengar seseorang bercakap-cakap dengan Walka didepan gerbong kereta.

"Ada kereta anjlok di Manggarai, jadi dari Bekasi atau Bogor hanya terhenti di Manggarai lalu kembali lagi. Tidak bisa ke arah Jakarta Kota, saya sendiri tidak tahu kapan benarnya".
Yang benar saja, ketemu mentari saat pulang kerumah bagai mimpi. Untuk mendapatkan kepastian lebih jelas aku pun bertanya lagi pada petugas lalu duduk, lama kududuk hingga lelaki yang sedari tadi disebelahku, berdiri menghampiri petugas yang dengan sabar menjawab pertanyaan penumpang. Tak lama lelaki itu kembali duduk disebelahku, menghela nafas panjang. Aku menatapnya kurasakan aura yang sama. Aura kebingungan.

Terjadilah percakapan dan kami akhirnya memutuskan untuk naik bajaj dengan share cost. Berbicara panjang lebar hanya untuk melepas penat, hanya untuk melepas peluh lelah menunggu.

Lelaki itu, iya lelaki dengan senyum menawan itu namanya sungguh membuatku beruntung. Awalnya dia menyodorkan tangan itu, menawarkan pertemanan, bukan lebih dari apapun hanya sekedar berbasa basi agar tidak basi.

"Namaku setia" dan aku terperanjat, dalam hati kukatakan aku juga setia.
"Ayu" ku menjawab singkat, bukankah setia itu cantik atau cantik itu setia?
Kita banyak berbincang, bercanda dan saling tersenyum.
Dia anak sukabumi yang ke Jakarta hanya untuk pelatihan selama 2 hari, rumahnya jauh di Medan. Kukatakan bahwa aku pernah ke daerah sukabumi dan kami makin larut dalam perbincangan.

Entah apa yang kudoakan, hingga jarak tempuh Manggarai yang biasanya 45 menit menjadi 90 menit.
Kami banyak bertukar kata, bertukar pikiran dan canda hingga lelah tiada tersisa.
Sampai pada akhirnya kulihat kemilau dari jemari manisnya, begitu semarak dirinya dan kemilau itu bagaikan paduan yang pas.
Aku memperhatikan sedikit, banyak mencuri pandang.
Benar, kemilau itu ada di jari manisnya.
Melingkar dengan sempurna, tunduk pada tuannya.
Aku memalingkan wajah lalu menatap langit, ketika kami sampai di tempat tujuan kami masih bertukar kata, sedikit kusembunyikan rasa itu.
Sebelum kereta berjalan kuputuskan berhenti bersamanya. Sebelum ini terlambat, sebelum segalanya makin jauh dan menjauh.

Dia berdiri didepan pintu, aku berdiri ditepian garis kuning.
Kami saling menatap, dia menatapku mengisyaratkan "ada apa"
Aku berjalan mundur perlahan tapi pasti, semua orang masih berusaha masuk, berusaha untuk mengambil tempat.
Aku tersenyum padanya lalu membalik badan kulihat sekilas ia membalas senyum itu.

Aku menunggu kereta selanjutnya, memalingkan wajah lalu menatap sepinya langit ditengah hingar bingar orang.
"Aku bersyukur bahwa aku masih bisa merasakan bagaimana rasa pada kali pertama lihat"

Akulah pengecut itu

"Karena aku hanya akan menunggumu disini. Sampai engkau kembali"
Bukan lagu menyayat hati yang ingin kudengar,
Bukan juga suara indah yang dapat mencairkan hati,
Bukan asa palsu yang ingin kudapatkan,
Bukan pula suara gemerisik dengan canda tawa.

Aku
Hanya
Butuh
Kamu.

Maka kembalilah kemari, kembalilah dalam genggamanku,
Aku yang selalu menantimu,
Dalam kenangan,
Dalam harapan.
Kembalilah, biarkan kupeluk erat dirimu, dengan rasa yang kupertahankan. Dengan nada-nada sumbang cinta yang masih kugenggam erat.

Kuingat pandang pertama kita,
Kamu dengan senyum polosmu, Kuingat bagaimana kamu menjabat erat tanganku ketika kita saling berkenalan.
Kamu tersenyum,
Kamu memberikan bahagiamu padaku.
Aku termangu sendiri, menatapmu, berfikir aku tidak akan pernah mengharapkanmu.

Waktu berlalu
Denting demi denting terlewat
Kamu hadir dalam kerinduanku yang luar biasa
Aku memikirkanmu
Tapi tidak denganmu
Maka aku larut dalam kesendirianku,
mengagumimu
berharap padamu
kamu hanya menganggapku biasa. Nol. Kosong. Tak berarti.

Kesedihan menjalar keseluruh tubuhku, sulit kukendalikan. Menyebar begitu saja, menyatu dalam dagingku, bercampur pada darahku hingga sesak nafasku, hingga air mataku sulit mengalir.
Air mata ini sudah tak bisa kutampung, namun aku tetap saja tidak bisa mengeluarkannya.
Aku ingin menangis sejadinya, tertawa sejadinya, mengatakan aku tidak baik, aku berharap padamu, aku berharap pada perasaan itu, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.
Dan kamu tetap saja tidak terlihat olehku.
Kutitipkan salam pada bintang,
Kutitipkan rinduku pada langit.
Tidak tersampaikan.
Aku menitikkan air mata, akulah pecundang itu.
Akulah pengecut itu.
Aku hanya menatapnya dari jauh dan mengatakan betapa aku memikirkannya.
Aku tidak berani melangkah lebih jauh bagai burung yang menyongsong belahan jiwanya.
Aku terlalu lemah hingga hilang cintaku.

Aku siap menangis dan kini aku siap dengan cacian akan kelemahan yang aku punya.
Namun ijinkan aku menjadikan tong sampah tempat sembunyiku, hingga tiada orang ingat lagi padaku.
Ingat akan seseorang yang menangis pada cinta yang tak tersampaikan, ingat akan jeritan hati yang tak pernah terungkap.
Biarkan aku dengan kesendirianku dan jangan usik aku.
Biarkan aku dengan air mata ini, yang tak akan pernah hilang dan selalu membekas.
Biarkan aku hidup dalam kehampaan sejenak saja.
Lalu ijinkan aku bangkit bila hatiku yang perih telah terobati.

Untuk Hati Yang Hilang

Hari begitu terik dan aku termangu pada teriknya mentari,
Tidak ada angin hanya ada rasa gerah menyelimuti badan.
Tapi kamu disana dengan senyummu.
Kamu dengan semangatmu, memberikan rasa pada setiap orang yang berada didekatmu.
Kamu dan auramu, tidak melirikku. Asik bercanda dengan teman-temanmu.
Aku termangu, sebentar menatap langit.. sebentar menatapmu. Dan aku tau perhatianku telah teralih pada dirimu.

Aku mencoba berbicara padamu meski kicau burung bersaing, aku mencoba mendekatimu meski teduh pohon lebih menggoda.
Aku mencoba dan terus mencoba, kamu tidak menjauh, kamu tidak merengut perbuatanku padamu.
Aku tersenyum kamu tersenyum, aku tertawa kamu tertawa, aku terdiam kamu diam, dan aku tau kita telah satu langkah.

Hiatus Berpacaran

Buang sial?
Okeh, ini agak buat merinding disko ya.
Tapi bener dijaman sekarang ini masih banyak aja yang ngelakuin ritual buang sial, meskipun kepercayaan terhadap Tuhan sama tingginya dengan suatu hari "gue bakal nikah" tapi kepercayaan-kepercayaan yang kata orang musyrik ini tetep dilakuin, gue pun salah satu pelakunya.

Apakah yang gue lakuin untuk buang sial itu?
Apa gue buang semua baju mantan biar gak kekenang dia lagi?
Apa gue bakar semua barang pemberian mantan biar dia menjauh dan mengharapkan dia kepanasan?
Apa gue bikin boneka voodoo lalu tusuk-tusuk dia pake jarum?
Oke, selain terlalu baper lama-lama gue persis maniak mantan.

SURAT TERBUKA UNTUK YOANA Y.

Kepada,
Yoana Y.
Di manapun berada.

    Halo Yoana Y., sahabat seperjalanan selama 4 tahun, dari bertegur sapa sampai akhirnya kini berjalan bersama. Yang meneduhkan teriknya mentari dengan obrolan pagi jenaka.


    Cinta adalah hal lumrah yang dimiliki setiap orang, aku dan kamu tentu saja memiliki cinta itu, karena kodrat sebagai manusia.
Bukan cinta yang datang terlambat tapi pengalamanlah yang belum sempurna. Mungkin kini kamu merasa sangat tidak beruntung dalam kisah percintaan itu. Tak mengapa jangan bermuram durja karena ini adalah proses yang harus kamu lalui.

Cewek dan Gendut

Gue gak tau apa karena udara yang makin panas atau hawa yang bikin sakit, tuh anak dateng ke gue lalu bilang begini :

    “Aliansi jomblo” ucapnya, menohok tepat diperut gue yang sensitip, gila kali nih anak ya dateng-dateng langsung ngomong begitu

    “hidup!” sahut gue, meski aneh gue iyain aja.

    “Saya jomblo karena gak ada yang suka sama saya bu, gak laku gitu”, lah wong dia yang teriak-teriak kenapa dia yang down juga, macem pacar stalking bukannya penasaran yang kejawab malah sakit hati yang didapet

    “ya bukan begitu juga, kita kan harus jadi jomblo high class” ucap gue menyabarkan

    “saya kan gendut bu” dan sepertinya gue harus memecahkan kaca dirumah, ya iya kali gue kurus.

Emosikan lewat Emosikon

sumur

Hola lebaiers..
Rasanya udah lama banget gak nulis padahal ide tumpah ruah.
ditambah lagi beberapa orang yang nanyain kenapa gue belum nulis lagi ngebuat gue pengen lari ke kamar meluk bantal narik selimut terus tidur, eh maksud gue nangis. Ternyata segitu kangennya sama tulisan gue yang seringnya ngolar ngidul ini.

Nah, untuk mengawali bulan kemenangan ini meskipun bukan lebaran, gue gak mau ngeritik mengenai Sonya Deep yang udah dibully habis-habisan atau bahkan pendangdut yang dipatok uler, gue rasa kalo loe pada liat videonya loe ngerti kenapa tuh uler pengen matok pedangdut yang indehoy itu.

Lalu sebenarnya apakah emosikon itu? Mengapa emosi kita harus lewat dia? Lebih pentingkah dia daripada presiden kita yang warnanya putih?
Kenyataannya dia tuh penting banget terutama buat pengguna sosmed dari tingkat manual sampe manula.
Gak ada yang mengungkiri keberadaannya, bahkan mau tidak mau ada aturan tertulis kita harus selalu menyisipkannya dalam alunan nada ketikan.
Yap gaes, Emosikon atau bahasa benernya emoticon (bahasa jepangnya emoji) adalah sesuatu yang lumrah dan bahkan kalo kita gak make kita yang bakal dianggap aneh.

Dari Chibaku Tensei sampai Baperan

Hari ini (09 Maret 2016) rasa-rasaya merupakan hari paling langka bagi Bangsa Indonesia yang masih bisa napas sampe detik ini.
Kenapa?
Karena ini bro..
Iye, ada kejadian itu. Dimana momen terakhir buat bangsa kita adalah 1983 dan telah dibodohi secara massal (katanya sih begitu) sama Presiden tercinta kita Pak Soeharto, ditambah ini adalah momen langka dimana bisa terjadi 300 tahun sekali disatu daerah yang sama. Tapi gue denger-denger bangsa Indonesia adalah Negara yang beruntung karena gak harus nunggu sampe otak lu berceceran buat nemuin fenomena ini.

Opera Dolorosa

Akhirnya gue nonton juga Opera besutan Komunikasi Sosial yang bernaung di bawah KAJ.
Iyak setelah sebelumnya mengeluarkan Opera "Selubung Perempuan" dan "Nada Untuk Asa" dimana sempat difilmkan juga, kali ini gue berhadapan sama Opera dengan judul "Dolorosa".

Kok dua tiket bro? pergi sama cowok loe?

Selaw para pejantan gue masih single kok wekekekek.. anggap aja sekalian buka lapak, haha..
Oke kembali ke topik, kali ini gue nonton bareng salah satu Suster yang ada di biara, beberapa kali ketemu, entah ada angin apa sampe gue diajakin nonton beginian, nah sehubung malam minggu gue sama kayak hari biasa yang artinya gak ada apa-apa, akhirnya pas diajakin ya gue mau aja.

Syurr-gar Baby

Jadi sugar baby itu bukan prostitusi biasa bro
Plis jangan hilang fokus dengan judul diatas, mentang-mentang ada kata syur-nya langsung scroll blog ini dari atas ke bawah balik lagi ke atas, begitu aja sampe uban gue numbuh di ketek. Gak bakal loe temuin foto syur begitu bro..
Oke, mungkin gue sedikit hyper neg-think, ini semua berkat Punch Man dengan sorakan Oppai-nya

Lalu sebenernya itu judul apaan sih sob?
Pasti loe dan otak loe yang sangat pintar itu bertanya pada mahkluk polos ini, baiklah akan gue jawab dengan kesungguhan hati dan mentalitas yang telah berkembang.

Sebenernya judulnya adalah "SUGAR BABY", terus kenapa sampe gue anehin gitu judulnya, yaa biar beda aja.. ahaha.. 
Katanya ini lagi hits banget diluar negeri sana, berhubung gue orangnya kepo, gue coba konsultasilah sama mbah Go apa arti dari hal ini. Kesimpulannya sih arti dari Sugar Babby.

Wanita Bayaran, Wanita Simpanan, Pelacur.

Gampangnya ini adalah definisi dari penggusuran Kalijodo ataupun hotel Alexius yang segan hilang dari peradaban itu. 

"Balada Film Horor"

Masih inget sama Tragedi Lauk Hilang dan Exorcism Ala-ala yang gereget banget menurut gue, atau belum pada baca?
Monggo baca dulu biar makin gereget sama malamnya.

Nah sekarang ini adalah apa yang mau gue ceritain setelah semua kejadian itu, yakni keluarga yang super banget memilih tontonan yang kampret banget, yang ngebuat loe terbayang-bayang. Iyaa..
Keluarga yang super itu nonton horor, H-O-R-O-R, iya HOROR, eh apa perlu gue ulang lagi? IYA HORRORR, r-nya rada banyakan biar serem, soalnya horor tanpa r kayak ngeliat jomblo ditengah keramaian sepasang kekasih #AhSudahlah.

Exorcism Ala-ala

Udah baca Tragedi Lauk Hilang? yang jujur sampe sekarang masih merupakan misteri alam semesta.
Kalo belum kalian kudu baca dulu, biar nyambung sama hati cerita gue selanjutnya.

Udah? kalo udah sampe paragraf ini gue bisa menyimpulkan kalian udah baca.
Okeh, setelah kejadian Tragedi Lauk Hilang yang menggemparkan itu, gue akhirnya curhat colongan disekolah, tempat gue gawe.
Mereka mendengarkan gue dengan saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Oke sial gue hilang fokus.

Nah yang lebih bikin gue bergidik adalah setelah gue ceritakan hal itu sama mereka, gue mendapatkan 2 benda ini : 

Tadaaa.. botol minum dan bungkusan aneh. Tapi jangan beranjak dulu, isi botol minum dan bungkusan putih itu bukan sembarangan.
Tapi..
Ini..
Adalah..
Air Suci dan Garam Suci

Keputusan Akhir.

Yah, pada akhirnya gue menulis disini juga.
Sekedar mengungkapkan kata-kata berbalut emosi sebenarnya ini (lalu nyetel One Ok Rock "Good Goodbye" sebagai backsound).

Kadang kita pikir hidup ini adalah sepenuhnya milik kita, punya kita hingga kita sampai pada titik dimana apapun yang kita lakukan semuanya adalah hak kita dan gak ada yang boleh ngelarang kita, karena kita adalah pemilik sah tubuh dan pikiran ini.
Ya, itu pun gak luput dari pemikiran gue, dimana gue yang udah menginjak dewasa memikirkan akan berbuat ini dan itu, bebas bergerak.
Tapi ya gak gitu.
Gue sadar dalam kehidupan gue ada batas batas.. kiri kanan.. atas bawah.. dan gue terlalu lelah untuk mendobraknya.
Apa ada campuran takutnya? iya, jelas.

Seperti menawar Tuhan, segala yang gue lakukan sekarang pun cukup sulit dilakukan meskipun terlihat bagi sebagian orang adalah hal yang paling sepele.

Tragedi Lauk Hilang

Misterius..
Aneh..
Dan tidak terpecahkan..

Begitulah cerita yang akan gue ceritakan, sebuah teka teki yang sampe sekarang pun masih mengganggu perut gue, karena yang ilang adalah sesuatu yang vital, menyangkut kehidupan dan sungguh kehilangannya membuat kehidupan makin miris.
Iya,
Lauk gue ilang.
Ilang selama-lamanya.
Kalo sebiji sih gue bilang diambil tikus.
Nah kalo sepanci?
Mending gantung aja tuh sekalian lauknya biar gak diambil.

Warung Si-anida

Dari yang gak mau singgung ini, sampai akhirnya gue bahas juga disini karena gatel tangan.
Iye, Kasus M yang menghebohkan itu karena terjadi dikhalayak ramai, lebih lebih lokasinya gak tanggung malu Gr*nd Ind*nesia bray.
Tempat sebonafit yang bisa aja dibelakang nih orang duduk dokter atau pengacara.
Yang jelas manusia adalah mahkluk yang emang harus ditakuti, lebih ditakuti daripada MEA karena gaya mikirnya yang lebih rumit dan sulit.

Abu di Rabu


Ini adalah pertanyaan yang begitu aja terpikirkan ketika gue dengan khidmat berada dalam alunan simfoni menggugah jiwa dan nyanyian yang seberapa merdunya menghantarkan gue dan sang pencipta untuk berkomunikasi, tapi emang dasarnya susah fokus, misa di gereja pun selalu berimajinasi liar, eh bukan liar tanda kutip ya liar yang gue maksud misalkan gue berada di area kampret merah sambil dadah-dadah manja ke fotografer.

Tanggal 10 Februari 2016 kemarin, tepatnya setelah ber-gong xi fat coy-an, umat kristiani yang telah memasuki masa prapaskah menyambut Rabu Abu, ada kuot yang gue demen banget nih di hari Rabu Abu.
"Apa yang berasal dari debu akan kembali menjadi debu"
Meski antara debu dan abu mungkin masih rancu, maka gue dengan idealnya mencari inspirasi lewat mbah gugel dan mencoba menjelaskan disini dengan lebih sederhana. Tapi sesungguhnya bukan itu yang mau gue pertanyakan, dalam benak gue yang mungil dan imut ini ada pertanyaan.
  1. Gimana jadinya kalo Rabu Abu gak jatuh di hari Rabu?
  2. Kenapa banget mesti namanya Rabu Abu, apakah karena ada unsur abu di Rabu?
  3. Bagaimana jarak penghitungan si Rabu Abu ini?

LAZADA ; beLAnZA Dulu Aah..



Siapa sih yang gak kenal dengan LAZADA, tempat belanja online anak kekinian yang hits binggo, nah loh bahasa gue jadi nyerempet anak yang doyan update di path nih.
Tapi emang sih, kalo belanja disini gaulnya gak bikin jejeritan dompet, hoho..

Akhir-akhir ini gue sering banget nih berkunjung kesini, bukan cuman karena promo akhir tahun tapi sampe sekarang juga masih dihujani promo imlek-an, nah kan emang cuman ujan yang bikin galau, Lazada juga berhasil buat gue ngegalau tingkat dewa karena baru bisa mesem-mesem ngeliat barang yang mau gue beli.
Barang apa itu, mungkinkah sama dengan kalian? Check this out aja, kalau sehati bisa komen, mungkin aja kita jodoh #eh.

Katenbat oh katenbat

Ceritanya pas gue lagi mesra-mesraan sama pembersih telinga atau bahasa bekennya katenbat dengan muka gue yang rada mesum, nyokap negur gue.
"Ati-ati jangan sampe kedaleman",
Gue yang lagi indehoy sama katenbat cuman bilang iya sambil mikir kenapa kenikmatan semacam ini tidak boleh berlebihan?
Beranjak dari hal itulah akhirnya gue memutuskan untuk mencari tahu detail tentang temen indehoy gue setiap seminggu sekali ini.

sumber

Kereta, Gerbong dan Bingung

Kejadian lucu yang gak mungkin terlupakan #halah.
Jadi perkara ini dimulai ketika gue pulang kerja dan kebetulan ketemu anak murid yang lagi menunggu dijemput ama mas-mas masinis, berhubung kita satu tujuan beda perhentian kita pun memutuskan untuk bercakap-cakap manis.

Pas ngobrol lewatlah tujuan Bogor, spontan gue langsung ngomong
"njir, 12 gerbong men. B*ekasi kapan yak" ujar gue, ditimpali sama anak murid, dia bilang begini
"kemarin aku naik ke arah B*ekasi jam 16.30-an 12 gerbong juga bu" jawabnya lugu, gue dengan muka masa sih, serius lu bray dan ketidakpercayaan lainnya akhirnya memilih mengganti topik pembicaraan sampe akhirnya gue dan dia cuman tinggal nama di batu nisan, serius lama amat keretanya.
Untungnya sih gak sampe tinggal nama aja, kereta dan mas masinis gantengnya melambai mesra ke arah kami, meminta naik untuk kembali dalam pelukan kasur yang empuk.
Nah obrolan diatas kereta inilah yang kemudian menarik perhatian orang-orang karena kita ketawanya pake toa.