Aku, Yakinku dan Kamu

"Rasa sakitmu akan cinta mungkin masih begitu membekas, namun katamu denganku, kamu kembali percaya dengan rasa itu hingga hilang sakitmu"

Memiliki seseorang untuk digandeng bukan perkara sulit bagiku, yang sulit adalah membuat komitmen dan menjadikan mereka akhir bagiku.
Pernah satu kali aku berfikir kelak aku akan menikah dengan siapa, punya anak dengan siapa, siapa yang akan menjadi menemani hari tuaku, seperti apa rupanya. Meski berganti-ganti pasangan ada kerinduan untuk menetap dalam satu hati, yang membuatku seutuhnya bertahan dengannya.

Terakhir ketika kugenggam tangan seseorang, aku selalu merasakan hubungan yang sia-sia. Cinta yang tergapai namun tidak akan ada kisah akhir. Aku menimang hati yang ragu, pikiran yang galau dan kuputuskan untuk sendiri dulu.
3 Bulan kujalani sendiri dan aku merasa tidak apa-apa, timbul pertanyaan apakah memang aku pernah menyukai seorang dengan rasa yang lebih, hati yang merindu begitu kuat dan mendamba?

Tragedi Kunci Patah



Pernah sial?
Ngerasa sial?
Atau emang orang paling sial?
Well sial emang gak pernah bisa dipisahin dari kehidupan dan gimana nanggepinnya terserah lu, mau dimaki atau disayang.
Kalau gue sih lebih milih disayang (sayangii aku bang~)
Untuk gue sendiri biasanya selalu sial kalau ketawanya berlebihan, karena yang kurang udah terlalu mainstream.
Contohnya begini,
Hari itu dimana hari terik banget, sore menjelang gak mengurangi terik itu. Matahari udah tenggelam bareng diskon-diskon.
Gue masih berkutat dibalik meja mencoba sok serius dengan beberapa rekan yang mukanya sama sok-nya kayak gue.