Akulah pengecut itu

"Karena aku hanya akan menunggumu disini. Sampai engkau kembali"
Bukan lagu menyayat hati yang ingin kudengar,
Bukan juga suara indah yang dapat mencairkan hati,
Bukan asa palsu yang ingin kudapatkan,
Bukan pula suara gemerisik dengan canda tawa.

Aku
Hanya
Butuh
Kamu.

Maka kembalilah kemari, kembalilah dalam genggamanku,
Aku yang selalu menantimu,
Dalam kenangan,
Dalam harapan.
Kembalilah, biarkan kupeluk erat dirimu, dengan rasa yang kupertahankan. Dengan nada-nada sumbang cinta yang masih kugenggam erat.

Kuingat pandang pertama kita,
Kamu dengan senyum polosmu, Kuingat bagaimana kamu menjabat erat tanganku ketika kita saling berkenalan.
Kamu tersenyum,
Kamu memberikan bahagiamu padaku.
Aku termangu sendiri, menatapmu, berfikir aku tidak akan pernah mengharapkanmu.

Waktu berlalu
Denting demi denting terlewat
Kamu hadir dalam kerinduanku yang luar biasa
Aku memikirkanmu
Tapi tidak denganmu
Maka aku larut dalam kesendirianku,
mengagumimu
berharap padamu
kamu hanya menganggapku biasa. Nol. Kosong. Tak berarti.

Kesedihan menjalar keseluruh tubuhku, sulit kukendalikan. Menyebar begitu saja, menyatu dalam dagingku, bercampur pada darahku hingga sesak nafasku, hingga air mataku sulit mengalir.
Air mata ini sudah tak bisa kutampung, namun aku tetap saja tidak bisa mengeluarkannya.
Aku ingin menangis sejadinya, tertawa sejadinya, mengatakan aku tidak baik, aku berharap padamu, aku berharap pada perasaan itu, aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.
Dan kamu tetap saja tidak terlihat olehku.
Kutitipkan salam pada bintang,
Kutitipkan rinduku pada langit.
Tidak tersampaikan.
Aku menitikkan air mata, akulah pecundang itu.
Akulah pengecut itu.
Aku hanya menatapnya dari jauh dan mengatakan betapa aku memikirkannya.
Aku tidak berani melangkah lebih jauh bagai burung yang menyongsong belahan jiwanya.
Aku terlalu lemah hingga hilang cintaku.

Aku siap menangis dan kini aku siap dengan cacian akan kelemahan yang aku punya.
Namun ijinkan aku menjadikan tong sampah tempat sembunyiku, hingga tiada orang ingat lagi padaku.
Ingat akan seseorang yang menangis pada cinta yang tak tersampaikan, ingat akan jeritan hati yang tak pernah terungkap.
Biarkan aku dengan kesendirianku dan jangan usik aku.
Biarkan aku dengan air mata ini, yang tak akan pernah hilang dan selalu membekas.
Biarkan aku hidup dalam kehampaan sejenak saja.
Lalu ijinkan aku bangkit bila hatiku yang perih telah terobati.

Untuk Hati Yang Hilang

Hari begitu terik dan aku termangu pada teriknya mentari,
Tidak ada angin hanya ada rasa gerah menyelimuti badan.
Tapi kamu disana dengan senyummu.
Kamu dengan semangatmu, memberikan rasa pada setiap orang yang berada didekatmu.
Kamu dan auramu, tidak melirikku. Asik bercanda dengan teman-temanmu.
Aku termangu, sebentar menatap langit.. sebentar menatapmu. Dan aku tau perhatianku telah teralih pada dirimu.

Aku mencoba berbicara padamu meski kicau burung bersaing, aku mencoba mendekatimu meski teduh pohon lebih menggoda.
Aku mencoba dan terus mencoba, kamu tidak menjauh, kamu tidak merengut perbuatanku padamu.
Aku tersenyum kamu tersenyum, aku tertawa kamu tertawa, aku terdiam kamu diam, dan aku tau kita telah satu langkah.

Hiatus Berpacaran

Buang sial?
Okeh, ini agak buat merinding disko ya.
Tapi bener dijaman sekarang ini masih banyak aja yang ngelakuin ritual buang sial, meskipun kepercayaan terhadap Tuhan sama tingginya dengan suatu hari "gue bakal nikah" tapi kepercayaan-kepercayaan yang kata orang musyrik ini tetep dilakuin, gue pun salah satu pelakunya.

Apakah yang gue lakuin untuk buang sial itu?
Apa gue buang semua baju mantan biar gak kekenang dia lagi?
Apa gue bakar semua barang pemberian mantan biar dia menjauh dan mengharapkan dia kepanasan?
Apa gue bikin boneka voodoo lalu tusuk-tusuk dia pake jarum?
Oke, selain terlalu baper lama-lama gue persis maniak mantan.

SURAT TERBUKA UNTUK YOANA Y.

Kepada,
Yoana Y.
Di manapun berada.

    Halo Yoana Y., sahabat seperjalanan selama 4 tahun, dari bertegur sapa sampai akhirnya kini berjalan bersama. Yang meneduhkan teriknya mentari dengan obrolan pagi jenaka.


    Cinta adalah hal lumrah yang dimiliki setiap orang, aku dan kamu tentu saja memiliki cinta itu, karena kodrat sebagai manusia.
Bukan cinta yang datang terlambat tapi pengalamanlah yang belum sempurna. Mungkin kini kamu merasa sangat tidak beruntung dalam kisah percintaan itu. Tak mengapa jangan bermuram durja karena ini adalah proses yang harus kamu lalui.

Cewek dan Gendut

Gue gak tau apa karena udara yang makin panas atau hawa yang bikin sakit, tuh anak dateng ke gue lalu bilang begini :

    “Aliansi jomblo” ucapnya, menohok tepat diperut gue yang sensitip, gila kali nih anak ya dateng-dateng langsung ngomong begitu

    “hidup!” sahut gue, meski aneh gue iyain aja.

    “Saya jomblo karena gak ada yang suka sama saya bu, gak laku gitu”, lah wong dia yang teriak-teriak kenapa dia yang down juga, macem pacar stalking bukannya penasaran yang kejawab malah sakit hati yang didapet

    “ya bukan begitu juga, kita kan harus jadi jomblo high class” ucap gue menyabarkan

    “saya kan gendut bu” dan sepertinya gue harus memecahkan kaca dirumah, ya iya kali gue kurus.

Emosikan lewat Emosikon

sumur

Hola lebaiers..
Rasanya udah lama banget gak nulis padahal ide tumpah ruah.
ditambah lagi beberapa orang yang nanyain kenapa gue belum nulis lagi ngebuat gue pengen lari ke kamar meluk bantal narik selimut terus tidur, eh maksud gue nangis. Ternyata segitu kangennya sama tulisan gue yang seringnya ngolar ngidul ini.

Nah, untuk mengawali bulan kemenangan ini meskipun bukan lebaran, gue gak mau ngeritik mengenai Sonya Deep yang udah dibully habis-habisan atau bahkan pendangdut yang dipatok uler, gue rasa kalo loe pada liat videonya loe ngerti kenapa tuh uler pengen matok pedangdut yang indehoy itu.

Lalu sebenarnya apakah emosikon itu? Mengapa emosi kita harus lewat dia? Lebih pentingkah dia daripada presiden kita yang warnanya putih?
Kenyataannya dia tuh penting banget terutama buat pengguna sosmed dari tingkat manual sampe manula.
Gak ada yang mengungkiri keberadaannya, bahkan mau tidak mau ada aturan tertulis kita harus selalu menyisipkannya dalam alunan nada ketikan.
Yap gaes, Emosikon atau bahasa benernya emoticon (bahasa jepangnya emoji) adalah sesuatu yang lumrah dan bahkan kalo kita gak make kita yang bakal dianggap aneh.