Cinta yang Menguatkan

Aku menatapnya dari kejauhan, dia berbeda dari yang lain, dan kurasakan hati yang berdegup kencang, ya aku menyukainya sejak pertama kali melihatnya, dia sakit… hidupnya tak lama, tapi aku bagai tak perduli, aku terus mendekatinya dan terus mendekatinya.. hingga akhirnya hatiku teryakini dan dia pun jadi milikku, aku pun jadi miliknya.

Hari itu kami dirumah sakit, dan aku menemukan kenyataan bahwa hidupnya tak bisa lama, sampai 20 tahun, itu membuatku sedih, membuat tidurku tak nyenyak, membayangkan bahwa dia yang kusayang akan pergi selamanya. Semenjak itu aku sulit untuk tidur, aku takut ketika kubuka mataku, aku telah kehilangannya. Aku takut…

Kini meski aku tidak takut lagi untuk memejamkan mata tapi aku selalu berdoa bahwa kamu masih ada disana, menungguku lalu kita berangkat sekolah bersama, menyapaku dengan senyuman manismu, menyapaku dengan hatimu.

Banyak waktu telah kita lewati bersama, tak pernah terfikir olehku untuk meninggalkanmu meski aku tau kamu tidak akan lama, meski aku tau kamu terus mengkhawatirkan masa depan ini, mengkhawatirkan aku setelah ditinggal olehmu. Tapi aku meyakinkanmu bahwa segalanya baik-baik saja, cinta yang menguatkan kita berdua, aku tak akan meninggalkanmu sayang. Akan ada hari itu, hari dimana kamu, aku dan harapan kita untuk transplantasi yang bisa menyelamatkanmu datang dan kita pun berakhir bahagia.
Ketika akhirnya kamu memutuskan untuk berbeda sekolah denganku, aku sungguh perih, hati ini sungguh sakit, aku takut berpisah denganmu, aku tak mau membuang-buang waktuku tanpamu, aku ingin selalu berada disampingmu. Apapun yang terjadi aku akan terus mengikutimu, aku akan selalu ada dihatimu.
Ya sayang aku tau bahwa kamu juga bersedih atas diriku, diriku setelah ditinggal olehmu, oleh cintaku yang begitu besar untukmu, oleh ketakutanmu untuk meninggalkanku lalu aku hancur. Aku tau rasanya, aku pun begitu. Kamu takut untuk meninggalkanku dan aku takut untuk ditinggalkan olehmu. Kita sama dan kamu masih berfikiran untuk tidak mau menyakitiku?

Sayang, lihatlah… aku akan tegap berdiri disisimu sampai akhirmu menjemput dan aku tidak akan menangis, aku akan tegar….

Kita pun akhirnya masuk sekolah yang sama, merajut banyak kenangan bersama, satu waktu kita saling cemburu, bertengkar layaknya kekasih yang masih memiliki banyak waktu. Terkadang kita mencemburui teman sebangku, mencemburui teman satu kelas, dan kamu dengan bodohnya lupa bahwa kamu sakit, menantang kakak kelas yang terang-terangan menyatakan cintanya padaku dan tak akan berputus asa denganku, kamu menantangnya berlari, bodoh… padahal yang kamu tantang itu juara lari, bodoh… kamu kan tak pernah berlari, bodoh… aku ingin kamu menang…

Kamu menang dan aku kembali jatuh cinta kepadamu, kamu dan penyakit bodohmu…

Setelah itu kamu masuk rumah sakit kembali, menetap secepat yang kamu bisa, tidak sabar keluar dari rumah sakit, kembali menggandeng tanganku keluar dari rumah sakit, tidak sabar untuk mengajakku pergi meski kondisimu tidak dalam kondisi baik.

Aku bersikeras bahwa kamu harus menetap dirumah sakit dan kamu berkata semua akan baik-baik saja. Lalu kita pergi berkencan bersama, rasanya seperti kencan terakhir, kita menikmatinya lebih dari apapun, merasakan bahwa esok sudah tidak ada lagi. Kamu membuatku bahagia, melakukan apapun untukku, kamu makan makanan yang sama denganku, padahal kamu tau, kamu dengan penyakitmu punya banyak larangan.
Kita menikmati hari itu, aku dan kamu bersendau gurau bersama hingga akhirnya setelah kita puas, kita duduk dibangku taman rumah sakit, tempat kita pertama kali bertemu. Kamu berkata bahwa sudah tiba saatnya bagimu, kamu meminta maaf bahwa kamu tidak bisa memenuhi janjimu padaku untuk menikahiku, kamu berkata untuk terus hidup berbahagia.

Dan kamu pun pergi…

Ketika kamu pergi aku sudah tak menangis lagi, tak kubiarkan air mataku mengalir. 13 tahun kita hidup bersama, sudah banyak kenangan yang kita jalin bersama. Aku sudah puas, aku telah merelakanmu. Aku akan berbahagia dalam hidupku sayang.
~oOo~

Cerita ini kupersembahkan untuk para wanita kuat yang berani menentang ejekan dan rasa kasihan untuk berpacaran dengan seorang yang sudah tak lama lagi hidupnya, yang dengan berani mencintai tanpa takut kehilangan, mencintai dengan sepenuh hati yang dipunyai dan selalu melindungi kekasihnya.

Tidak semua hidup dalam waktu yang lama, cinta datang tak mengenal situasi. Berbahagialah pada cintamu, bersyukurlah bahwa hari ini kamu hidup dengan cintamu, bersyukurlah bahwa dengan kebaikanNya kamu dapat menyentuh tangannya, dapat memeluk tubuhnya dan dapat merasakan cinta yang berdegup dalam hati yang sehat.

No comments:

Post a Comment