Jelajah Ciayumajakuning 2D1N



Sore cerah menghampiri hari ini, tak lupa kusapa dulu yang sedang asik menekan diri demi keselamatan banyak orang dengan berada di rumah.
Selamat menunaikan hashtag #dirumahaja bagi kita semua.

Sore Kawan!
Cerita Sore kali ini balik dengan mengetikkan satu dua lembar berbagi pengalaman luar biasa di tahun 2019 yang lupa dikata-katai akibat kekhilafan duniawi lalu melupakan fans blog ini yang engga tahu sih sebenernya kalian tersesat atau bagaimana.

Liburan 2 hari 1 malam (02-03 Nov 2019), kali ini aku membawa rekan sejawat untuk menjajaki keindahan bumi perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Dengan @ms_fely @indahhayu @yenni_hafiz dipandu sales kenamaan dari kota Cirebon @m.septian.n

Pukul 06.30 wib kami berempat sudah duduk manis di bangku stasiun Senen. Berbekal lontong berisi hati dan sayur, segenggam roti dan sebotol air.
Hari ini starterpack yang memadai membuat semangat kian membara.


Waktu berganti dan 07.40 wib kami sudah duduk manis di kereta Tegal Ekspres (340) yang akan membawa kami ke Stasiun Cirebon Prujakan seharga IDR 45.000 dengan estimasi kedatangan 11.47.
Yakinlah bahwa setiap perjalanan memiliki cerita tersendiri, kali ini datang dari kumpulan ibu-ibu yang duduk disebelah kami, mereka pensiunan Kementrian Tenaga Kerja dan bercerita asiknya "dinas sambil liburan" dan "gathering luar kota".
Kami? menyantapnya dengan baik tidak lupa menyampaikan sepatah dua patah kekaguman sebagai upaya 'respek'.



Masinis telah meniupkan peluit, mesin kereta terdengar melunak dan kami telah tiba di Kota ini, menantikan kejutan demi kejutan yang menyeruak dan siap dikenang.
Septian telah siaga menunggu kami di stasiun, dia ini salah seorang teman kantor juga cabang Cirebon dan kebetulan punya waktu lebih untuk direcoki kami.

Tiba tepat ketika matahari di atas kepala dan perut menderu karena kebanyakan angin, kami memutuskan tujuan pertama di Cirebon adalah makan besar dan mendaratlah kami di Empal Gentong Krucuk dan memang aromanya sungguh membuat krucukan.



Dengan deretan pesanan Empal Gentong (22ribu), Empal Asem (22ribu), nasi (5ribu), es teh manis(5ribu), es teh tawar (2ribu), sate sapi (35ribu) dan es durian biasa (15ribu). Makan dengan lahap tanpa melirik, mengecap sembari mengangguk-angguk, udara panas bahkan kewalahan menghadapi nafsu makan tanpa suara hingga orang sebelah cukup lama memandang kami makan.




Senikmat itu?

Buatku sih ini terdabest pada hari ini, bukan hanya karena rasanya tapi porsinya juga, berhasil melulantahkan ego laparku.

Beranjak dari santapan penggugah selera kami menuju penginapan untuk early check in-titip tas dan berniat pulang sampai pagi (terus gunanya nginep apa? ya engga usah dipikirin sih).

Kami menginap disalah satu Hotel OYO, ini pertama kalinya aku menggunakan jasa OYO dan mari kita lihat bagaimana bentukannya.


 
Yaa, OYO 1399 Cemara Residences, terletak tepat ditengah perumahan dan memiliki nuansa kost-an yang akan siap melempar kalian ke masa-masa menjadi mahasiswa dan ngekost.
Bersih, kamar mandi oke dan tidak ada kecacatan paripurna yang ngebuatku kapok buat stay disini lagi, lebihnya harga bersaing dan jangan lelah mencari promo seperti kami lalu criing harga menjadi sangat membuat termotivasi untuk booked.

Kelar early check in kami bersiap menuju tujuan berikutnya, mari aku teriakkan dengan keras tujuan kita selanjutnya SITU CICEREM TELAGA BIRU, iya Situ yang letaknya di Kuningan, yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam dari Cirebon dan harus melewati beberapa kabupaten dan kota.
Diselingi nyanyian fals dan serak dari suaraku yang engga ada aduhai-aduhainya berhasil menggaet semobil ikut bernyanyi (atau ini cuman haluku aja saking keras suaraku?)

Melewati pematang sawah, gunung dari kejauhan sifat anak kota yang norak keluar begitu alami. Menunjuk ini itu sampai yang ditunjuk menoleh dan tertawa geli.
Mengomentari ini itu sampai yang dikomentari tersenyum sumringah.
Siang ke sore yang begitu epik, serasa Kuningan menyambut kami dengan tangan terbukanya hingga siap dipeluk sampai berguling-guling.
Begitu sampai degup di dada membuncah, telaga bening yang dihiasi lumut didasar dengan ikan-ikan segede betisku, angin sepoi yang menari kekiri kanan membuat bingung pepohonan dan menjadikan daun gemerisik menyempurnakan pemandangan Situ ini.

Fely dan Indah tentulah siap mengabadikan moment ini lewat lensa HP dan kalian bisa bayar 10ribu untuk dapat foto instagramable nan genic yang akan menghiasi feed kalian dan membuat tertarik yang melihatnya.
Aku?
Aku, Yenny dan Septian asik duduk di arah berlawanan dari mereka, makan kuaci dibawa teduhnya pepohonan, diatas batu kali besar-besar, dikelilingi Situ, diusap angin sepoi kaki gunung Ciremai hal ini mungkin tidak akan terlupakan dan abadi terjepret di memori.





Cukup lama kami berdiam disini, hingga derai tawa tak terputus, obrolan sambung menyambung dan ditutup oleh Cimol, Cilok, Es Kelapa dan kroninya. Menyerbu masuk dan tercekat di tenggorokan, salah satu pengganjal menyenangkan di sore yang teduh.

Waktu menunjukkan 15.00 wib dan kami pun beranjak menuju perhentian berikutnya Bukit Panyaweuyan, serius ini adalah kata tersusah yang bahkan sampe sekarang aku sulit sekali untuk melafalkannya.
Bukit ini berada di daerah Majalengka dan perlu kurang lebih satu jam untuk sampai disana.
Berbekal Gmaps dan pengetahuan Septian sebagai yang empunya daerah kami berburu Bukit itu, berharap dapat menikmati suasana matahari terbenam dengan keromantisan Majalengka.
Tapi..
tak disangka tak dinyana bahwa kami tak berjodoh dengan Bukit itu, tempat hits anak Majalengka yang sempat menghiasi beranda bila kalian ketikkan keyword Majalengka. Betewe jalan tercepat versi GMaps sangat tidak disarankan ya gaes, selain karena jalanannya kecil, sebelah kanan kalian ketika menanjak adalah jurang dan tidak ada pembatas yang memadai plus tidak ada lampu. So, ketika kami hampir naik dan kabut memborbardir dengan barbar kami pun memutuskan menyudahi naik dan turun untuk mencari keamanan semua pihak terutama yang punya mobil.


Bila perjalanan yang dibutuhkan untuk berangkat tidak terasa berbanding terbalik dengan jalan pulang yang tidak kunjung terlihat. Butuh waktu 3 jam untuk sampai di Kota Cirebon, hingga malam datang dan Cirebon hidup dengan segala lampu dan macetnya. Iyap daerah jantung kota memang hampir tidak pernah sepi pengendara ya.
Awalnya kami berniat makan Nasi Jamblang Bu Nur, rasanya kurang epik aja perjalanannya kalau engga kesini gitu, tapi ya sayang rupa-rupanya ketika kita kesana HABIS. Sedih euy, maka dengan kesungguhan tekad kami akan kembali esok pagi, menjadikannya sarapan pagi.

Terus makan apa dong, laper banget padahal...
Tenang Septian sang tur guide punya ide cemerlang, dia bilang ini terkenal banget di Cirebon dan hampir semua anak muda Cirebon nongkrongnya disitu. Pasti.
Penasaran?
Sangat, dengan penasaran tingkat dewa kami pun meluncur ke Mie Get.
Sungguh,
Diluar dugaan,
Bukan prasangka buruk tapi ternyata engga baik-baik amat.
Yap, Mie Get adalah mie instan indomie olahan Bu Yanto sejak tahun 1955 dan mulai populer tahun 2000an dan benar bahwa tua muda, anak sepuh, berkumpul ditenda ini, duduk tersebar disegala penjuru. Ini rame bener buset dah...
Mie yang datang?
Mie instan indomie kayak dibuat lebih nyemek gitu dan aku sampe sekarang engga paham esensi olahan yang berbeda itu dimana (maaaff :')) sedih aing tuh.
Seporsi dikasih harga 10ribu, kenyang? engga buatku.
Akhirnya nambah sekalian ke ayam penyet dibelakangnya.
Emang dasar karung akutuh..






Dan malam kian larut, Cirebon makin ramai. Pergi ke Alun-alun diurungkan, pulang adalah pilihan. Keinginan berikutnya adalah berkutat dengan selimut tetangga dan angin sepoi dari AC yang disetel 18 derajat lalu dimatikan saat subuh berkunjung.

Malam perlahan pagi bergegas, 04.00 wib aku terbangun menunaikan tugas berias hendak pergi ke gereja. Mengambil misa paling pagi jam 06.00 wib, jam 05.30 wib aku sudah bertengger di jok abang gojek kesayangan.
"Gereja Bunda Maria"



Gereja ini berjarak hanya 10 menit dan disini pula ada Taman Doa Regina yang sangat terkenal sebagai tempat peziarah. Jadi ketika gereja disini aku juga bisa berziarah di Taman Doa Regina yang terkenal di Cirebon itu.
Pukul 08.00 aku menyelesaikan segala yang ingin kulakukan dari misa pagi sampai berkeliling Taman Doa, namun sejawatku yang lain masih ada urusan lain hingga kuputuskan mengunjungi Kesultanan Cirebon yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Taman Doa Regina.






Begitu sampai disana aku disambut seorang bapak-bapak yang duduk dengan kaki terangkat satu, memandangku lalu tersenyum dan menghampiri.
"Sini saya fotokan"
Ah, warga Cirebon memang terbaik keramahannya.
Aku?
Melonjak kesenengan. Si bapak sepertinya sudah biasa sekali memfoto, sekali dua kali tidak cukup baginya hingga aku disuruh masuk ke dalam, foto di tulisan besar bertuliskan Cirebon.
Diluar ekspektasi dia mengajakku juga ke pintu karcis dan mengatakan ikut saja rombongan yang ramai itu agar tidak usah membayar tour guide tapi mendapatkan penjelasan yang memadai. Katanya hanya perlu 2 jam untuk mengitari kesultanan yang besar ini dan kamu bisa dapatkan pengalaman berharga bila memilih masuk sekarang.



Ketertarikan itu menguap manakala melihat pesan yang masuk, teman sejawatku sudah berkumpul di Nasi Jamblang Bu Nur dan lebih baik aku bergegas kalau tidak mau menghancurkan itinerary hari ini.
Aku pun izin pamit hingga ditemani si bapak sampai pintu gerbang berbekal cerita mengenai keluarganya dan anak-anaknya yang kian besar dan bersiap meninggalkan sarang.

Nasi Jamblang Bu Nur


Dengan model prasmanan, kalian dipersilahkan untuk mengambil lauk yang menarik minat hati dan lidah. Sejauh ini dari semua yang aku ambil, aku paling inget tauco, sambal dan telur asin (total seluruh yang diambil 25ribu). Itu sih bener-bener ngebekas di sanubari yaa..
Untuk teh tawarnya sendiri free yaa kalian bebas ngambil sebanyak apapun asal engga dibawa pulang.





Kenyang sudah, Pondok Cai Pinus yang menjadi destinasi berikutnya pun menanti dengan kesabaran.
Kali ini kita hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk sampai ke tempat tersebut.
Tempatnya?
yaa tempat yang emang khusus buat foto-foto gitu, seharga 25ribu kupikir ini adalah tempat wisata termahal dan untungnya ditebus dengan es krim yang melegakan indra pencecap.








Usai dari Pondok Cai Pinus kami pun beralih ke Batik Trusmi yang meski mahal tapi kalau mau cari apa dia tersedia, kami pun memutuskan membeli oleh-oleh disini dan makan siang di restoran sebelahnya.

Siang makin membara, waktu makin memburu dan kami harus bergegas.
Usai mengenyangkan diri, tiba saatnya melepas Ciayumajakuning (Cianjur-Indramayu-Majalengka-Kuningan) dengan lambaian tangan dan rasa terima kasih karena telah diterima dengan baik di kota yang ramah ini.
Meski belum sempat menelisik, menelusur dan mengagumi lebih jauh namun kami terpuaskan dengan kebersamaan yang terikat tawa dan canda.




nb : mohon maaf sebesarnya bagi pembaca yang terusik dengan tanda baca, karena titik dan koma dalam font ini serupa namun tak sama hingga kadang meluap makna yang bergeser dari yang dimaksud. Maka izinkan penulis melalui proses pembetulan agar handai taluan kembali nyaman.

35 comments:

  1. Haha, iya kemarin seru banget jalan2nya apalagi banyak 'insiden' engga terduganya haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha, itu sih bener2 engga bakal terlupa yaa..

      Delete
  2. kalau ke Cirebon jangan melewatkan untuk makan empal gentong ya enak banget. Situ Cicerem telaga tiga aku pikir di Cirebonnya ternhata ke arah Kuningan ya. Nenek aku dari KUningan tapi aku sendiri belum pernah ke situ itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. khas sana banget emang si empal gentong ini mba, wah wajib kesini sih kalau mau nge-refresh pikiran

      Delete
  3. Seruyaaaaaaa!
    Kalo piknik sama travel-mate yg asyik, memang liburan jadi super duper enjoyyy yaaaa
    Ditunggu cerita liburan selanjutnyaaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa memang, pilihan teman perjalanan akan menentukan sebegimana asiknya liburan haha

      Delete
  4. waaa ini tempatnya bagus yaaa, au baru tau nih nama daerah ciayumajak ini, ternyata ada di cirebon, kapan kapan kalo ke cirebon mau cobain main ke sana aaah hehehe

    ReplyDelete
  5. Duh..empal, sore-sore gini jadi ngidam empal. Aku belum pernah ke Cirebon euy, seru perjalanannya ya.. dapat OYO murah pula, komplit.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha wajib lah mampir kesini,
      rate nya sebenernya engga pernah masuk budget backpacker mba, tapi kalau teliti nyari promonya jadi masuk banget haha

      Delete
  6. oooh baru ngeh ciayumajakuning itu singkatan akronim!

    btw, saya suka bingung sama Gmaps yg ngasih rute 'ngaco'. Kedetect juga semua jalan itu ya, sampai jalan-jalan tikus sekalipun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha biasanya bukan ngaco sih, tapi mungkin banyak orang yang lewat situ. nah disini kasusnya itu sebelumny adalah jalur utamanya sampe akhirnya ngebuka jalan. Nah dari sini kita bisa 'buka jalan' untuk update-annya

      Delete
  7. Kangen pengen jalan-jalan lagi ke Cirebon. Kulineran di sana tuh gak ada bosannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah kakak nai emang paling suka makanannya ya? haha..

      Delete
  8. Duh, itu empal gentong sukses bikin laper saat baca ini.
    Cirebon emang punya si empal khas ini.
    Jadi kangen muter-muter Cirebon lagi.

    ReplyDelete
  9. Duh, duh, empal gentong dan nasi jamblang bikin ngiler banget sih.
    Seru banget sih travelling-nya, bener-bener terlampiaskan yah hasrat untuk berjalan-jalan. Jadi kangen pengen ke Cirebon nih

    ReplyDelete
  10. Senang banget bisa jalan-jalan ke Cirebon mbak, ada juga ya Batik Trusmi di sana? Wah langganan aku banget kalau cari batik yang bagus dan unik mbak.

    ReplyDelete
  11. Cerita perjalanannya bikin wow mbak. Seruuu banget. Mulai dari keceriaannya, kulinernya yang bikin lapar setiap mata melihat sampai tempat wisata yang dikunjunginya. Empal gentong...aku sukaaa banget..dduuh sedikit sedih manakala wabah Covid-19 ini masih menjalar. Tidak bisa traveling walau sekedar icip-icip empal gentong. Semoga cepat berlalu....dan bisa kembali traveling ke destinasi wisata yang indah seperti cerita ini.

    ReplyDelete
  12. Enakkk nih liburan rame ramme..ke destinasi wisata lanjut kulineran emang paling sempurna deh

    Pengen juga kak tapi masih musim wabah kek gini..

    ReplyDelete
  13. Baca tulisan ini jadi ku ingin jalan jalan deh mbak, cirebon ini ternyata memiliki banyak destinasi wisata yang masih sangat asri ya.. aku taunya cirebon itu bawang merah aja.. tapi ternyata punya destinasi wisata yang sayang banget jika dilewatkan begitu saja

    ReplyDelete
  14. Asyiknya jalan-jalan. Aku belum pernah ke Cirebon dan banyak juga tempat yang oke. Sabar ya karena sedang aktifitas di rumah aja

    ReplyDelete
  15. Aduh jadi kangen Piknik... Semoga wabah corona segede berlangsung...
    Cirebon dan Majalengka bikin saya kangen Ciremai.
    Semua jadwal ditunda karena kita harus di rumah saja saat ini

    ReplyDelete
  16. Indahnya punya kesempatan menjelajah dan juga menikmati alam serta makanan yang insyaAllah baik dan menyenangkan. Smoga suatu saat aku berkesempatan pula

    ReplyDelete
  17. Wah mau empal gentong hehe :D
    Bisa dapat 3 kota gtu ya mbak jalan2nya :D
    Ahahaha mbak ngakak sama bingung dengan kulineran indomienya, tapi kok bisa seterkenal itu ya? Aku jd ikutan kepoh :D

    ReplyDelete
  18. Mba yang nulis kok aku yang nelen ludah ya hahaha. Itu poto makanannya banyak amat. Kan jadi ngiler akutu. Palagi liat durennya huaaaaa.,....

    ReplyDelete
  19. Asyik jalan jalan itu apalagi kalau bukan menikmati kulinernya, aduh aku kok jadi ikutan ngiler ya mbakk ... pengen nyobain empal gentongnya.

    ReplyDelete
  20. Huwaaaa ada empal gentong. Ini keinginan saya banget nyicip empal gentong langsung di Cirebon. Semoga rejeki bisa ke sana buat traeling.

    ReplyDelete
  21. Mba jembatannya bagus banget yang terakhir pengne juga main-main ke situ kapan-kapan ah. Kulinernya juga aduhai bikin laper. Mau dong diajak main ke cirebon mba

    ReplyDelete
  22. Wah asyik masih bisa baca cerita traveling gini. Membuat keinginan mau keluar seperti cukup terbayarkan lihat pemandangan indah. Apalagi lihat empal gentong yang lezat

    ReplyDelete
  23. Bulan lalu ke Cirebon aku mba, sudah pasti kudu makan empal gentong hahaha dan aku baru tahu mie GET mba? ntar kalau ke sana lagi ah mau juga cicipin

    ReplyDelete
  24. Asyik nih jalan-jalannya, bisa mengunjungi banyak spot menarik sekaligus kulineran. Bikin ngiler deh Mbak. Liat postingan ini jadi pengen traveling juga eh tapi masih wabah corona jadi masih harus stay cool at home.

    ReplyDelete
  25. Cirebon spesial buat aku karena pernah ke sana sana keluarga angkatku ys g sudah alm dan kita makan empal gentong malam-malam dalam suasana Cirebon yang dingin. Ah..jadi sedih

    ReplyDelete
  26. Wahh Cirebon.. aku blas belum pernah ke sana mba. Jadi pengen ke sana. Telaganya bahus banget

    ReplyDelete
  27. Wah aku ke Cirebon malah belum sempat ke tempat ini. :(

    ReplyDelete
  28. daerah jawa barat memang terkenal dengan pariwisatanya dan wisata kuliner, berkat perhatian pemerintah memberikan edukasi untuk mengelola objek wisata agar wisatawan nyaman untuk datang kembali serta fasilitas Kursus Bahasa Inggris Untuk Karyawan jadi masyarakat sekitar bisa memberikan pelayanan terbaik untuk para wisatawan domestik maupun internasional

    ReplyDelete