Nyinyirin Selipan Iklan Sinetron Bangsa

Apakah kalian termasuk orang yang sering sumpah serapah sama sinetron Indonesia atau setidak-tidaknya menghujat dan berkomitmen untuk tidak menonton sinetron yang disebut sampah itu?

Nah, tanpa munafik gue sendiri sering dibuat kesel sama sinetron Indonesia yang alur ceritanya dipanjang-panjangin mengarah enggak jelas dengan pemain yang kini makin asal-asalan.
Bertebarnya Viu ataupun Iflix menjadi daya tarik sendiri menurut gue, karena disanalah berasal film pendek dengan beberapa episode yang lumayan epik, kuotanya doang sih emang yang enggak epik.

Beralih ke topik utama, kebetulan nyokap gue adalah penganut resmi pecinta Sinetron Indonesia, doi padahal sering menebak sendiri alur ceritanya, geregetan sendiri, gemas sampai pukul-pukul bantal atau mengatakan 'betapa membosankan yang dia tonton karena terlampau lama' tapi ya kenyataannya doi nonton sampe tuh sinetron bersih tuntas dengan keadaan yang dipaksakan.


Nyokap lagi setia banget nonton "Cinta Yang Hilang" di salah satu tipi swasta. Berhubung gue adalah anak yang berbakti gue lumayan ngikutin alur ceritanya.
Yang bikin gue gemes dan heran sampe akhirnya nonton beberapa sinetron sejenis adalah terpampang nyata banget iklan, iyaaa iklan pemirsah!

Awal-awal gue liatin pemain inti yang mengenalkan betapa enak, bergizi dan bermanfaat itu produk. Pokoknya terbaik dari yang terbaik deh.
Terus makin kesini gue perhatiin malah makin enggak jelas,
Iya, iklannya yang enggak jelas bukan muka gue, muka gue mah emang enggak jelas ya.

Sumber
Jadi,
Ketika film lagi berjalan dengan santai dan khidmat, penuh konsentrasi tinggi dan fokus tak terbantahkan tiba-tiba ya ada penampakan orang yang enggak pernah keliatan main, iyee orang luar dirumah enggak tahu siapa.
Mengenalkan produk bahwa produk tersebut enak, bergizi dan sangat bermanfaat.
Gue sempet speechless dan blank seketika.
Pertanyaan mulai membentuk balon disekitar kepala gue, "siapakah gerangan keluarga ini", "kenapa ada mereka", "berasal dari manakah mereka".
Ya, kalian bayangin aje. Itu pilem lagi ditonton tiba-tiba nongol orang asing kayak alien dateng ngenalin produk atau ujug-ujug ada orang lewat dengan papan tipi segede gaban dibelakang mereka.
What the heels-nya cewek?
Menurut gue meski itu adalah metode iklan kekinian yang baik karena akan membuat penonton sadar ada produk itu dan gimana enaknya, mereka lupa itu ganggu dan maksa banget.

Sebagai pembanding gue menonton "What's Wrong With Secretary Kim" besutan Korea yang dikenal dengan oppa ataupun eonni nya yang super. Nah di film itu juga menyelipkan iklan. Tapi ya menurut gue lebih elegan.
Adegannya dibuat senatural mungkin tapi ngebuat gue nge-feel, "kayaknya enak, apaan sih yang dia minum?"
persis kayak tas atau baju model korea yang diminati. Mereka membuat film dengan kapasitas mancing respon penonton dengan nge-sugest diri mereka sendiri,"kayaknya enak tuh","seger bener" daripada,"apaan sih nih iklan","tuh orang siapa lagi".

Gue pikir kalau ini terus-terusan yang ada 70% dari film itu adalah iklan atau maksimalnya itu film cuman jadi teks berjalan kayak headline berita dibawah dengan iklan sebagai main coursenya.

Ya gak sih?

No comments:

Post a Comment