Dengan Mengenal Hatimu

Cinta datang silih berganti, yang baru atau yang lama, yang telah hilang lalu kembali begitu saja.
Meminta kembali lalu mengulang hal yang sama,
Aku lelah.

Pernah satu kali ku bertanya pada Tuhan, haruskah aku kembali pada yang terdahulu yang telah menyakitiku atau aku memang harus menunggu?
Menunggu itu bukanlah perkara mudah, bukan hal gampang.
Bukan ketika kamu bilang, "Ya, aku tunggu".
Nyatanya aku malah teronggok di ujung kamar, merasa begitu sepi.

"Ku kenalin ke temenku aja ya. Siapa tau jodoh"
Sebaris kata manis seorang kawan membuatku meragu berfikir sebentar.
Tak lama aku mengiyakan dan masih dalam keraguan yang sama.


Lelaki itu berdiri disana memandang jalanan, aku disini berdiri termangu. Mengira-ngira dia orang yang seperti apa.
Awal kecanggungan kami berakhir dengan basa basi singkat.
Sang kawan sudah menarik kesimpulan tidak akan ada kelanjutan diantara kita.
Namun siapa mengira, hati bahkan seperti misteri semesta.

Dia memiliki nomorku dan tak lama menghubungiku.
Aku menimbang dalam ragu namun telah bertekad untuk menjalani.

Kami saling bertukar cerita,
Dari kecanggungan berubah menjadi keakraban,
Dari keragu-raguan berubah menjadi kepercayaan,
Dan kami saling menyakini bahwa kami memiliki satu tujuan yang sama.
Bersama.

Tidak ada kata romantis keluar dari bibirnya, tidak ada romansa anak remaja yang biasanya kulalui bersama kekasih-kekasih terdahulu.
Menyebutnya kekasih pun tidak elok karena dia tidak pernah menyatakan kiasan itu.
Kami sepakat pada satu hal, kami menjalani satu tujuan yang sama.
Bersamanya matahari kian bersinar, hatiku kian menghangat.
Dia utarakan tidak ingin kehilanganku, kuutarakan untuk memastikan hubungan ini lebih lanjut.

Sebentar, hanya sebentar perkenalan singkat yang berubah menjadi lebih serius.
Kami memang berjalan bersama, dalam langkah kaki yang sama.
Ketika orang bertanya apa hubungan kami, kukatakan dengan mantap.
"Kami menjalani serius"
Keseriusan itu semakin diteguhkan ketika Ibuku bertanya padanya akan membawa anak gadisnya pada hubungan yang seperti apa.
Dalam hati yang teguh dan keinginan kuat untuk bersamaku, dalam percayanya pada hubungan yang kita jalani, dia mengatakan akan membuatku menjadi halal lewat ridho yang kuasa.
Aku tersenyum,
Hatiku berbunga,
Diriku ria gembira.

Masalah demi masalah yang telah kami lalui,
Segala kekurangan dan kelebihan yang kadang tidak saling melengkapi,
Sikapnya yang kadang kekanak-kanakan,
Aku yang kadang bersikap tegas dan kritis padanya,
Dia yang selalu ada ketika ku sulit,
Kita yang selalu mengatakan bahwa kita akan baik-baik saja.

Bagiku cinta adalah benar misteri semesta,
Aku sudah cukup sering berpetualang bersama cinta, sering berdoa bahwa yang kujalani tidak akan sia-sia. Begitu banyak sakit hati juga yang kurasakan, mengatakan sebegitu buruknyakah cinta?
Sempat kuputus asa, sempat kutengok kebelakang namun apa dayaku.
Aku hanya memandangnya saja, ada rasaku tidak ingin terjebak pada kisah masa lalu.
Dan dia datang dengan senyumnya, kuanggap biasa awalnya, kuanggap dia bukan siapa-siapa.
Namun kutemukan keseriusan darinya, kutemukan segala hal yang membuatku ingin melakukan banyak hal bersamanya.
Lalu aku meyakini aku ingin bersamanya, dia meyakini ingin mempertahankanku.
Dalam genggaman tangan bersama, dengan jari yang saling bertaut kami saling mengikatkan hati dengan rasa sayang dan memiliki.


Nb : Untuk kawan petualang cinta yang akhirnya menemukan cintanya dan berencana menikah di tahun ini. Good luck untuk segala rencana dalam rancanganmu kawan!

No comments:

Post a Comment