Panggung Drama #1day1dream

Ah, ini adalah impian semasa kecil yang akhirnya tertumpuk dalam dalam. Menjadi tepian dasar bagi impian yang tidak mungkin terwujud. Awalnya gue pesimis begitu, bahkan ketika akhirnya gue berkenalan dengan dunia Drama itu gue kembali ditohok untuk melupakannya. Kini gue hanya bisa menjadi penikmat sendu, yang menikmati segala aktivitas panggung dari kejauhan dan berandai-andai kalau gue ada disitu, ditengah mereka, memainkan peran keset sekalipun. Bukan hanya menjadi penikmat sendu yang berada ditengah keramaian dan mengagumi mereka yang tertimpa cahaya.

Ini bukan impian kelam sih, tapi kalo mengetik kata per kata rasanya berat dan menyesakkan. Gue bukannya gak mau berusaha untuk kembali ke panggung drama sekalipun drama kacangan, gue cuman terhimpit oleh keadaan yang gak mendukung. Okelah gue mencintai jurusan gue yang sekarang tapi gue juga gak pernah bisa ngelupain gimana megahnya bisa tampil dihadapan banyak orang.
Panggung Drama..
Gue berkenalan ini semasa gue sekolah minggu digereja dan ada acara, dari situ gue dikenalin sama dunia drama. Rasanya menyenangkan dan mengasyikkan dimana loe bisa jadi orang lain, dan gak ada yang marah kalo loe jadi orang lain. Loe bisa jadi siapapun dan apapun, bahkan loe bisa jadi sebantang ranting yang menyerukan kebesaran Yang Esa, loe bisa jadi bulan yang digelayuti oleh peri-peri, loe bisa jadi bangku yang bisa berbicara. Semua itu gue rasain semasa gue SD dan sekali lagi naik ke panggung waktu SMA. Begitu kuliah gue gak melupakannya, gak sama sekali. Baru sempet ditahun ketiga gue mencoba masuk grup En*uku, malang nasib begitu ditengah perjalanan nyokap ngelarang takut kehimpit sama skripsi. Nangis sudah hinggap Juang sudah sampai hilang nafas tapi apa daya, gue berprinsip segala yang gue lakuin adalah restu orang tua dan dengan berat juga vonis sudah dijatuhkan. Maka dengan berat hati gue mengundurkan diri dan sampai sekarang masih menyesali bahwa gue gak bisa satu panggung dengan kawan disana.

Mungkin gak ditahun ini gue berharap bisa sekali lagi naik ke panggung sekalipun itu menjadi keset, merasakan perjuangan melafalkan dialog, merasakan megahnya panggung dan juga menjadi tanda perpisahan bagi hati yang pilu akan kerinduan yang telah lama terpendam. Dalam kehidupan sekarang ini kadang gue berlatih untuk bermain drama, mungkin teman tak ada yang sadar dan paham kadang kondisi gue yang aneh, namun gue lagi berjuang. Berjuang diam-diam, mempersiapkan diri karena mungkin saja suatu hari nanti gue bakal naik panggung dan menyemarakkan hati dengan jiwa yang telah terisi penuh.

Semoga saja impian ini terwujud dengan kebesaran hati Yang Esa.


2 comments:

  1. Aamiin, semoga mimpi lu bisa naik panggung lagi tercapai ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin amin, jadi kapan ada panggung dirumah? ahaha

      Delete