Si Nomor Wahid #1day1dream

Impian adalah sesuatu yang didambakan semua orang. Dari penjelajahan semua blog gue selalu menemukan kebanggaan pernah atau mengusahakan mimpi itu. Mimpi itu indah bukan? Kayak gue yang bercita-cita jadi pengajar semenjak SD dan memang saat ini gue harus menjadi pekerja dahulu. Meski gue akui, dalam posisi ini tidaklah nyaman tapi kalo inget tujuan gue berada diposisi gue sekarang adalah untuk sesuatu yang gue idam-idamkan, gue pun mulai tenang dan fokus pada posisi gue sekarang ini.

Gue pikir cuman gue yang berada diposisi yang tidak semenyenangkan ini dimana ada impian yang sebenarnya lebih membahagiakan untuk digapai, tapi akhirnya gue sadar bahwa diluar sana banyak yang tidak bisa menggapai apa yang diinginkannya dan ikhlas dengan keadaannya sekarang, yang berani bermimpi namun pada akhirnya melupakan impiannya itu.
Seperti kawanku ini, Wahid, seorang pejuang impian yang kini tengah mengasah mimpinya..

Sebenarnya obrolan mengenai bagaimana dia sedang menggapai impiannya adalah sebuah obrolan yang tidak disengaja. Kawanku ini memiliki sebuah bakat yang gue bilang sangat menarik, dia suka dunia seni. Seni apapun itu, mulai dari bernyanyi, bermain drama, bahkan sampai membuat musik. Menariknya kawanku ini ditambah semenjak umur 3 tahun dia sudah melakoni dunia seni, tentunya ini bukan tanpa campur tangan orang tua. Orang tuanya adalah pekerja seni, dunia orang tua adalah dunia anak, maka gak heran kawanku ini sudah mulai berlatih seni pada usia dini.
Seiring kehidupan yang berjalan beberapa kejadian malah menggiringnya masuk kedalam jurusan Sistem Informasi, suatu jurusan yang sangat bertolak belakang. Jadi, bolehkan kalo gue bilang gue sangat salut sama dia?
Gue jadi pengajar dan masuk akuntansi, karena emang gue suka ngajar dan suka akuntansi, mau jadi pengajar tapi fokus penuh sama bidang akuntansi. Nah, apa yang dia lakukan malah gak bersinggungan, dia mau jadi pekerja seni tapi malah terjebak dengan coding-codingan dan segala aspek teknologi. 4 tahun dia berkuliah, sebelum wisuda dia sudah mulai bekerja dan itu semua dilakukan demi pembuktian kepada orang tuanya bahwa ilmu yang akhirnya dia timba tidak sia-sia. Namun setelah beberapa bulan bekerja, akhirnya kawanku ini menyadari ini sudah saatnya untuk bergerak. Dia hanya akan bertahan selama 6 bulan di perusahaan yang sekarang menaunginya dan mulai menjejak pada impiannya, fokus pada mimpi-mimpinya yang dahulu. Memanfaatkan bakatnya sejak dulu, dia telah merindu lebih dari apapun. Maka demi hidup yang bermakna yang pernah dia katakan sama gue, dia ingin mengejar impiannya yang telah diasah sejak 3 tahun untuk masa depannya, gue juga pengen naik panggung meski hanya sekali karena rindu :), tapi loe, gue rasa emang loe ngerti sama bakat itu. 

Kawanku, begitu banyak rintangan yang hadir memang, namun gue belajar satu hal dari loe, jangan pernah menyerah dan selalu melakukan pembuktian kepada orang-orang. Mungkin orang bisa bilang loe salah ambil jurusan, mungkin mereka gak tau sebelum loe masuk jurusan ini, usaha apa yang loe lakuin. Tapi, kawanku.. Sekali lagi kejarlah terus impian yang sempat hilang itu. Kejarlah dia dan nyalakan semangat hingga membara dan Tuhan akan berkenan memberikan jalan yang indah.  
Karena loe adalah Si Nomor Wahid kawan! Yuk yang mau kasih semangat sama kawan gue satu ini bisa kesini :))



4 comments:

  1. cemungund...
    ekh salam kenal yaa...
    gih mampir balik ke blog aku..
    katamiqhnur.com

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. wah sob, hidup singkat semoga tidak ada penyesalan dalam kehidpan ini :D

      Delete